Tuesday, May 29, 2007

Hamas Susul Fatah ke Cairo

Pertemuan Faksi-faksi Palestina

Menyambut undangan pemerintah Mesir untuk mempertemukan seluruh faksi-faksi Falestina, delegasi faksi Hamas hari ini, Selasa (28/5), tiba di Cairo. Dipimpin Wakil Kepala Biro Politik Dr. Musa Abu Marzuq, delegasi pemenang pemilu terakhir di Palestina itu merupakan faksi kedua yang tiba lebih dulu untuk mengikuti pertemuan Cairo.

Sabtu (26/5) lalu, para pembesar faksi Fatah sudah berada di Cairo untuk melakukan pertemuan internal. Seiring dengan adanya inisiatif Mesir mempertemukan semua faksi Palestina, delegasi Fatah memilih bertahan di Cairo untuk menunggu faksi lainnya.

Di tempat terpisah, Menlu Mesir Ahmad Abul Ghait menyatakan bahwa konflik antar faksi di Palestina sudah semestinya dihentikan. Saat bertemu Wakil PM Palestina Azzam Al-Ahmad yang tengah melakukan kunjungan ke Cairo, Abul Ghait juga mengimbau para pejuang Palestina agar menghentikan serangan militer ke daerah kekuasaan Israel. Hal ini untuk menghindari balasan invasi militer yang lebih besar.

Di sisi lain, dirinya juga mengaku prihatin atas serangan militer Israel terhadap warga Palestina. Menurutnya, hal ini bakal makin menyulitkan usaha perdamaian yang sudah lama dirintis dan memang kerap menemui jalan terjal dan fluktuasi perkembangan.

Dengan kedatangan Fatah dan Hamas di Cairo, masih ada tiga faksi lagi yang ditunggu kehadirannya di Cairo. Faksi Al-Jihad, Al-Shabiyah dan Demokrat sudah menyatakan akan datang memenuhi undangan Cairo untuk menyongsong pertemuan bersejarah.[]

Sumber: Koran Al-Ahram edisi 29 Mei 2007

Bawabah Tiga, 29 Mei 2007

Menunggu Pertemuan Faksi-faksi Palestina di Cairo

Beberapa waktu lalu, pemerintah Mesir berinisiatif mengundang semua faksi yang ada di Palestina untuk duduk bersama di Cairo. Rencananya, pertemuan itu akan diadakan dalam satu hingga dia pekan ke depan. Pertemuan itu sendiri akan membahas sedikitnya tiga hal penting terkait kondisi yang ada di Palestina kini.

Agenda utama pertemuan adalah reformasi dalam tubuh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Karena belakangan, sepeninggal wafatnya mendiang Yaser Arafat, PLO memang sering kurang akur sendiri di internal. Diharapkan dengan reformasi PLO, semua faksi yang ada di Palestina dapat diakomodasi. Sehingga PLO benar-benar bisa dijadikan ajang bersatunya semua faksi yang ada.

Selain itu, rencananya akan dibahas juga masalah usaha perdamaian dengan Israel. Hal inilah yang selama ini menjadi pangkal konflik di internal PLO sendiri. Faksi Hamas yang memenangi pemilu terakhir, sejak awal memang tak mengenal kata damai dengan pendudukan Israel. Sementara Fatah, yang pada tahun-tahun sebelumnya lebih banyak memegang kendali pemerintahan, terlihat lebih lentur mengahadapi Israel.

Adanya pertentangan di internal Palestina ini menjadikan usaha banyak negara yang turun tangan mendamaikan Palestina dan Israel menjadi makin berat. Karenanya, dengan usaha mengundang seluruh faksi Palestina yang ada, Mesir mengharapkan dicapai titik temu untuk meneruskan usaha perdamaian Palestina-Israel khususnya dan Timur Tengah pada umumnya.

Agenda lain yang dijadwalkan dalam pertemuan Cairo mendatang, adalah usaha meredakan dan menyelesaikan konflik berkepanjangan antar sayap keras masing-masing faksi. Sebagaimana diketahui, belakangan justru terjadi baku tembak antar warga Palestina. Tentu saja hal ini mengundang keprihatinan dunia internasional.

Pimpinan masing-masing faksi pun sadar hal ini justru menjadi kampanye negatif dalam menarik dukungan interasional untuk perjuangan Palestina. Jika pimpinan atau utusan faksi bisa duduk bersama membicarakan hal ini, diharapkan akar rumput yang selama ini melakukan bentrok fisik bisa juga menahan untuk tidak saling menyerang. Sehingga kondisi politik yang stabil bisa digunakan sebagai pijakan kuat menuju negara Palestina merdeka.

Kepada koran Al-Akhbar, sebuah sumber Palestina menyatakan menyambut baik usaha Mesir ini. Apalagi, Mesir tak menyertakan syarat apapun bagi para calon peserta pertemuan dari faksi-faksi itu. Sumber tersebut meyakini undangan itu didasari keinginan kuat Mesir untuk melihat negara tetangganya itu juga aman dan tentram.

Sumber itu juga menyebutkan bahwa para pimpinan faksi Fatah, sejak Ahad (27/5) lalu tengah melakukan pertemuan di Cairo. Diharapkan pada Senin (28/5) ini, pertemuan sudah selesai sehingga kemudian bisa melakukan persiapan untuk pertemuan dengan faksi-faksi lainnya.

Pada kesempatan berbeda, Wakil Perdana Menteri Palestina, Azzam Al-Ahmad yang tengah melakukan kunjungan ke Cairo, mengiyakan pentingnya reformasi dalam tubuh PLO. Menurutnya, sejak awal Mesir memang memberikan perhatian penuh pada PLO, sebagaimana yang pernah ditunjukkanya pada pertemuan bilateral kedua negara tahun 2005 silam.

Azzam menambahkan, kunjungannya ke Cairo guna menemui beberapa pejabat pemerintahan Mesir. Hal ini terkait perkembangan situasi yang terjadi di tanah Palestina. Azzam juga menyebutkan kedatangannya hanya untuk menemui pihak-pihak Mesir terkait, bukan melakukan pertemuan antar tokoh Palestina.

Ditanya mengenai perselisihan antar faksi Palestina yang menyebabkan bentrok fisik, Azzam meyakini bahwa hal itu terjadi juga karena adanya intervensi dan campur tangan pihak eksternal, tanpa menyebut pihak mana yang dimaksud.

Sementara pada kesempatan lainnya, juru bicara Hamas di Cairo menyebutkan pihaknya antusias untuk mengikuti pertemuan yang dimotori pemerintah Mesir itu. Karenanya, saat ini Hamas tengah melakukan persiapan-persiapan untuk menyambut pertemuan Cairo nanti. Hamas berharap pertemuan bisa dilangsungkan di akhir pekan ini atau awal pekan depan.

Selain Fatah dan Hamas, tiga faksi besar lainnya juga menyatakan siap mengikuti pertemuan Cairo. Faksi Al-Jihad, Al-Shabiyah dan Demokrat masing-masing mengaku tengah berada dalam perjalanan menuju undangan Cairo untuk menyongsong pertemuan bersejarah.

Semua masih harus terus dilihat hingga pekan depan, akankah pertemuan yang diharapkan menjadi titik tolak persatuan Palestina bisa mewujudkan angan seluruh rakyat Palestina yang ingin mencicipi udara kemerdekaan. Di tangan para pimpinan faksi itulah nasib sepetak tanah di sudut Timur Tengah itu akan ditentukan kemudian. Apakah bakal menjadi tanah merdeka, atau justru makin terpecah-pecah layaknya ranah Balkan?[]

Agus Hidayatulloh (dari berbagai sumber)

Bawabah Tiga, 28 Mei 2007

Monday, May 28, 2007

Lapangan Bowling Peninggalan Firaun Ditemukan

Sebuah tim riset dari Italia yang meneliti peninggalan bangsa Mesir Kuno menemukan sebuah ruangan yang mirip tempat permainan bowling. Penemuan ini merupakan hasil kerja keras para periset di provinsi Fayum, sekitar 100 km barat daya Cairo.

Ruangan terbuka yang ditemukan itu dialasi dengan tumpukan batu kapur berukuran besar. Layaknya lapangan bowling, lantai yang terbuat dari batu-batu yang ditata rapi itu memiliki area laju bola, berupa cekungan berbentuk segi empat. Hanya saja, ukuran cekungan itu tak seluas lapangan bowling zaman modern. Namun di sisi lainnya, juga ditemukan dua buah bola yang berukuran masing-masing berdiameter 10 dan 12 cm.

Oleh para periset, setelah melalui penelitian lebih lanjut, diyakini bahwa arsitektur yang ada memang sangat mirip layaknya lapangan bowling. Sehingga dengan yakin, mereka menyatakan bahwa tempat itu merupakan salah satu petunjuk bahwa cikal-bakal permainan bowling sudah ada di masa Firaun. Jika benar, maka itu merupakan lapangan bowling tertua yang ditemukan di seluruh dunia.

Tak jauh dari tempat itu, juga ditemukan banyak alat keperluan rumah tangga. Gelas, piring dan berbagai macam alat kebutuhan sehari-hari banyak berserakan di sekitar lokasi lapangan bowling itu. Alat-alat itu sendiri ada yang terbuat dari kayu, ada juga yang terbuat dari bahan kaca pecah-belah.

Lokasi di dekat kota Fayum ini merupakan salah satu bukti penting akan adanya peradaban Mesir Kuno. Apalagi, di sekitar Fayum memang banyak ditemukan peninggalan-peninggalan Mesir Kuno dengan kondisi yang masih cukup baik. Menurut sejarah, konon lokasi itu bernama Kum Madi, yang ditinggali oleh keluarga Firaun generasi ke-12. Di Kum Madi ini, juga terdapat kuil bangsa Mesir Kuno tempat pemujaan Dewi Isis.[]

Sumber: Koran Al-Akhbar edisi 27 Mei 2007

Bawabah Tiga, 28 Mei 2007

Sunday, May 27, 2007

Ujian di 2 Sekolah Mesir Dinyatakan Batal

Buntut Kebocoran Soal

Di provinsi Port Said, 220 km utara Cairo, ujian yang diselenggarakan 2 sekolah dasar terpaksa dibatalkan. Penyelenggaraan ujian di kedua sekolah tersebut terbukti menyimpang dari aturan yang berlaku.

Di Sekolah Dasar Rifa'ah Altahtawi, Port Said Utara, pihak Dinas Pendidikan setempat mendapat aduan kemungkinan adanya kebocoran soal ujian. Mendengar informasi seperti itu, Dinas Pendidikan Port Said langsung bergerak cepat. Menurut hasil penyelidikan, seorang guru kelas 4 di sekolah bersangkutan memang membocorkan soal ujian sebelum ujian berlangsung.

Untuk mengatasi hal itu, Dinas Pendidikan langsung menurunkan tim untuk menyiapkan soal darurat pada hari itu juga. Sementara oknum guru yang membocorkan soal dihukum setimpal dengan denda potong gaji 15 hari kerja. Selain itu dia juga dimutasi dan dilarang berurusan dengan urusan ujian untuk 5 tahun mendatang.

Di kota yang sama, para wali murid Sekolah Dasar Mukhtar Alfi, Port Said Utara, mengadukan sekolah yang membiarkan anak-anaknya mencontek secara massal. Tim bentukan Dinas Pendidikan bergerak cepat dengan membanding-bandingkan hasil ujian para siswa kelas 1 mata pelajaran ilmu sosial dan mendapati jawaban mereka yang sama persis. Oleh karenanya, Dinas Pendidikan menyatakan akan menggelar ujian susulan untuk mata pelajaran ilmu sosial di kelas 1 sekolah tersebut.[]

Sumber: Koran Al-Ahram edisi 25 Mei 2007

Bawabah Tiga, 25 Mei 2007

Mesir Perhatikan Tenaga Kerjanya di Arab Saudi

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Mesir, Aisyah Abdul Hadi, menyatakan bahwa pihaknya selalu melakukan koordinasi dengan pemerintah Arab Saudi dalam hal tenaga kerja. Dikatakannya, baru-baru ini sudah terjadi kesepakatan di antara kedua belah pihak untuk mendukung pemenuhan hak-hak dan kewajiban tenaga kerja.

Dalam kesepakatan itu dijelaskan peraturan detail akan gaji, jam kerja dan jaminan kesehatan bagi para tenaga kerja asal Mesir. Demikian pula dengan hak dan kewajiban para majikan warga negara Saudi, juga telah ditentukan aturannya.

Usai menandatangani MoU dengan Menteri Tenaga Kerja Saudi Saad Almutiri, Aisyah menyatakan pihaknya juga menekankan bahwa kedua pemerintahan sepakat mengatur hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan jasa tenaga kerja. Selain itu Aisyah juga menyampaikan terimakasih atas kerjasama yang terjalin selama ini di antara kedua belah pihak.[]

Sumber: Koran Al-Ahram edisi 25 Mei 2007

Bawabah Tiga, 25 Mei 2007

Thursday, May 24, 2007

UE Dukung Berdirinya Negara Palestina

Kunjungan Javier Solana ke Mesir

Presiden Mesir Husni Mubarok Rabu (23/5) kemarin menerima Javier Solana, pejabat tinggi Uni Eropa Bidang Keamanan dan Luar Negeri. Keduanya tampak serius membahas perkembangan kondisi Palestina dan Lebanon. Di hadapan Presiden Mubarak, Solana meyakinkan bahwa UE menawarkan bantuan pada rakyat Lebanon dan selalu siap ikut membantu memecahkan permasalahan yang ada di kawasan itu.

Setelah pertemuan itu, Solana menyatakan bahwa Uni Eropa mendukung berdirinya negara Palestina merdeka dan pihaknya akan mencari solusi untuk mengatasi pendudukan Israel. Namun Solana menolak menjawab pertanyaan seputar kemungkinan UE mengirimkan lagi tim pengawasnya di kawasan Rafah Palestina.

Mengenai masalah Lebanon, diakuinya bahwa stabilitas politik di sana masih jauh dari harapan. Namun UE mendukung penuh kepemimpinan PM Fuad Siniora di Lebanon. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Liga Arab. Solana juga menyinggung keprihatinan UE atas apa yang terjadi di kamp pengungsian Nahril Barid. Karenanya UE menjanjikan akan mengirimkan bantuan secepatnya dengan menjalin kerjasama dengan PBB.

Di sisi lain, Solana juga menegaskan bahwa pertemuannya dengan Presiden Mubarok sangat membantu UE dalam mengetahui lebih jauh perkembangan yang terjadi di Timur Tengah. Dirinya juga menyambut baik usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah Mesir dan rakyatrnya dalam menciptakan stabilitas politik di Timur Tengah.[]

Sumber: Koran Al-Akhbar Edisi 24 Mei 2007

Bawabah Tiga, 24 Mei 2007

Ujian Al-Azhar Dimulai Secara Serentak

Sejak Sabtu (17/5) kemarin, Universitas Al-Azhar di seluruh pelosok Mesir memulai ujian tulis termin kedua secara serentak. Sementara ujian lisan dilaksanakan sesuai kebijakan fakultas masing-masing.

Di Kairo, bus-bus angkutan umum tampak penuh sesak sejak pukul delapan pagi.Para mahasiswa berebut naik bus dari halte-halte yang dilewati kendaraanjurusan kampus Al-Azhar.Di kawasan Nasr City, dimana mayoritas mahasiswaIndonesia berdomisili, ketersediaan bus terasa kurang, sehinggaberdesak-desakan dalam setiap bus terpaksa menjadi pilihan.

Universitas Al-Azhar yang memiliki 62 fakultas yang tersebar di hampir seluruh provinsi di Mesir ini menunjuk tim independen sebagai badan pengawas. Demikian pula dengan pengoreksian hasil ujian, diserahkan kepada orang-orang yang sebelumnya tak berhubungan dengan para mahasiswa. Hal ini untuk menjaga hasil ujian agar benar-benar bebas dari bias dan kecurangan lainnya.

Untuk menghindari kebocoran soal, Rektor Prof. Dr. Ahmed Tayeb menginstruksikan kepada para dosen untuk menyiapkan soal-soal ujian pada pagi hari sebelum ujian dimulai. Demikian juga dengan proses memperbanyak soal-soal tersebut, juga dilakukan beberapa saat sebelum ujian. Meski hanya melalui mesin fotokopi dan barangkali terkesan kuno, namun hal itu jelas sangat aman dari tersebarnya soal-soal sebelum ujian dimulai.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, sejak ujian termin pertama pada Januari lalu seluruh pelaksanaan ujian digelar di gedung-gedung yang tersedia. Sebelum tahun akademik 2006-2007 ini, memang ada beberapa fakultas yang menggelar ujiannya di tenda-tenda darurat untuk mengatasi kekurangan ruang ujian.

Tahun ini, hal itu disiasati dengan dipecahnya jadwal ujian ke hari yang lebih banyak, dengan demikian yang biasanya seminggu ujian 3 hari, tahun ini bisa 2 hari saja. Memang menambah hari pelaksanaan, namun dengan demikian semua ujian bisa digelar di ruang yang ada.

Di sisi lain, panitia ujian Unversitas Al-Azhar juga menunjuk dua buah rumah sakit milik Al-Azhar untuk dipersiapkan bagi kebutuhan darurat. Di RS Husein dan RS Bab Shaariya, terdapat masing-masing satu tim khusus yang siap mengawasi ujian bagi mahasiswa yang sakit. Sehingga jika misalnya ada yang melahirkan di masa-masa ujian, mahasiswi yang bersangkutan tetap dapat mengikuti ujian di RS yang sudah ditunjuk itu. Tentu saja dengan syarat harus mendapat persetujuan dari dekan masing-masing fakultas juga komisi khusus kesehatan.[]

Sumber: pengamatan lapangan dan koran Al-Akhbar edisi 16 Mei 2007

Bawabah Tiga, 20 Mei 2007

Saturday, May 19, 2007

Gol Giggs Dianulir, MU Relakan Piala FA


Pertandingan yang digadang-gadang sebagai "final ideal" antara Manchester United dan Chelsea berlangsung anti klimaks. Meski kedua tim dipenuhi pemain bertabur bintang, namun tak banyak aksi menawan yang bisa menghibur penonton. Final Piala FA yang setelah 6 tahun kembali digelar di stadion kebanggaan warga Inggris, Wembley Stadium, malah tak lebih menarik dari final kejuaraan "kasta ketiga" semisal final Piala Carling Februari lalu. Padahal Piala FA sebagai kejuaraan kelas dua di ranah Inggris sekaligus mempertemukan 2 tim yang bersaing ketat di Liga Utama, semestinya memperlihatkan pertandingan dengan penuh determinasi.

Namun yang terjadi, justru pertandingan berjalan lamban. Sejak menit pertama, kedua tim tampak hati-hati memainkan bola. Ditambah seringnya salah umpan yang terjadi di kedua kubu, final impian yang dibayangkan sebelumnya pun justru mengecewakan para penikmat bola.

Praktis selama jalannya pertandingan, tak ada aksi-aksi individu yang biasanya muncul dari para pemain semisal Ronaldo di Manchester United atau Joe Cole di Chelsea. Minimnya determinasi juga tampak kentara dengan bukti tak ada satu kartu pun dikeluarkan wasit selama babak pertama. Hampir sama sekali tak ada tackling-tackling keras yang biasanya mewarnai sebuah pertandingan apik nan seru.

Di babak kedua, tensi pertandingan memang mulai panas. Hal ini juga didukung dengan cuaca yang mulai bersahabat dan tak terlalu terik. Namun tetap saja bola lebih banyak bergulir di lapangan tengah, menunjukkan kedua tim memang bermain aman. Meski lebih banyak peluang dibanding babak pertama, namun hingga 45 menit babak kedua kedudukan tetap imbang kacamata.

Memasuki masa extra time, kedua tim mulai bermain terbuka. Peluang pun semakin mendekati gol. Hanya saja penampilan cemerlang Van Der Sar di Manchester United dan Petr Cech di Chelsea dapat menggagalkan semua usaha para penyerang. Di akhir babak pertama perpanjangan waktu, Manchester United sempat mencetak gol. Berawal dari pergerakan Rooney yang menusuk dari sayap kanan, si Golden Boy melepaskan umpan ke depan gawang. Ryan Giggs yang dijaga Essien sempat memotong laju bola dan mengarahkannya ke gawang Chelsea. Sayangnya, arah bola tepat ke pelukan Cech. Namun saat tayang ulang terlihat jelas bahwa bola sebenarnya sudah melewati garis gawang alias sudah gol. Namun apa daya, wasit tak melihat hal itu dan memutuskan tetap melanjutkan pertandingan.

Petaka buat Mancheter United datang pada menit ke-116. Melalui kerjasama antara Mikel, Lampard dan Drogba dari tengah lapangan, para pemain belakang Manchester United kewalahan memperhatikan ketiganya. Hingga di depan gawang MU, Drogba yang mendapat umpan terakhir dari Lampard berhasil melalui hadangan Van Der Sar. Bola pun tak tertahan menembus gawang MU.

Saat unggul 1-0, sayangnya beberapa pemain Chelsea berusaha mengulur-ulur waktu. Walhasil, usaha tak fair ini pun membuahkan kartu kuning untuk 3 pemain Chelsea. Dengan tambahan 3 menit di babak kedua extra time, MU tak dapat mengejar ketinggalan dan harus rela hanya bisa melihat Terry dkk mengangkat Piala FA yang diserahkan langsung oleh Presiden Kehormatan FA Pangeran Harry.[]

Bawabah Tiga, 19 Mei 2007