Wednesday, June 27, 2007

Up-Grading Informatika Berlangsung "Panas"


Untuk pertama kali sejak berdirinya Informatika tahun 1997, up-grading kru angkatan terbaru diadakan di luar Wisma Nusantara. Hal ini karena sejak 1 Juni 2007 lalu, gedung milik Yayasan Abdi Bangsa (Jakarta) ini direnovasi total. Selain Informatika, organisasi lain yang selama ini berkantor di Wisma Nusantara juga terpaksa mengungsi. Seperti DPP PPMI yang pindah kantor ke Bawabah Dua, Pengelola Wisma sendiri yang pindah ke Madrasah serta Wihdah yang pindah ke daerah Musalas. Semua di Hay Ashir.

Sementara ICMI, dimana di dalamnya termasuk Informatika, menyewa sebuah flat untuk kantor sekretariat di Building 87, antara Gami dan Musalas. Flat yang didapat sebenarnya lumayan lux karena harga sewanya juga di atas rata-rata, sayangnya terdapat di lantai paling atas.

Tak pelak, di musim panas seperti ini, lantai teratas setiap gedung merupakan bagian paling mudah menyerap energi matahari. Hal itu juga dirasakan peserta up-grading Informatika yang berlangsung pada hari Senin-Selasa, 25-26 Juni 2007. Sejumlah 23 kru baru, terdiri dari 12 perempuan dan 11 laki-laki, merasakan panasnya lantai "sutuh" (demikian bahasa yang sering akrab digunakan untuk lantai teratas) kantor ICMI.

Meski begitu, semua tampak ceria mengikuti jalannya sesi per sesi. Apalagi, nuansa keakraban antar generasi juga kentara dengan hadirnya beberapa senior yang ikut membaur. Walhasil, dengan sedikit keringat bercucuran, sebagian peserta seakan menentang hawa sejuk yang dihembuskan dua buah kipas angin mini. "Sebenarnya kita punya AC, tapi karena kira-kira hanya 3 bulan tinggal di sini, maka tidak kita pasang, terlalu rumit," ujar Ferli, salah seorang penanggungjawab kantor ICMI.

Acara yang digelar sejak pagi sekitar pukul 10.00, diawali dengan obrolan santai dan check in peserta. "Kru baru sebenarnya berjumlah 30 orang, meski yang hadir saat ini hanya 23 orang, dan saya yakin semua yang hadir di sini memiliki kompetensi dan hasrat tinggi untuk bersama-sama belajar jurnalistik," kata Pemimpin Umum Informatika, Syifa Annisa, dalam sambutannya mengawali seremoni up-grading.

Setelah upacara seremonial pembukaan, harusnya materi pertama ke-ICMI-an disampaikan oleh Ketua ICMI Orsat Cairo, Kholid Muslih, MA. Namun karena yang bersangkutan mendapat amanat untuk menguji peserta tes calon penerima beasiswa Maroko di KBRI, maka materi itu ditunda hingga sore.

Beruntung Ferli yang harusnya tampil di sesi kedua, sigap dan langsung mengisi kekosongan yang ada dengan mengajukan materi Meracik Berita dan Reportase. Materi berikutnya lebih spesifik membahas 2 rubrik utama di Informatika, Suara Mayoritas dan Sorot. Materi yang paling penting buat calon reporter Informatika ini disampaikan oleh editor periode sebelumnya, Wahdi Hafizy.

Usai shalat ashar, materi tentang ke-Informatika-an diusung oleh salah seorang senior Informatika, Agus Hidayatulloh. Calon sarjana Sastra Arab ini menjelaskan struktur redaksional Informatika, cara kerja kru serta gambaran penjadwalan dan agenda segala kegiatan Informatika, termasuk penerbitan buletin, sanggar, rapat redaksi dan kajian ilmiah secara intern.

Menjelang magrib, Kholid Muslih, MA. tiba di kantor ICMI beriringan dengan pemateri terakhir, Saiful Bahri, MA. yang hendak menyampaikan "Bagaimana Menulis Feature dan Kolom". Setelah dimusyawarahkan, Ketua ICMI diberikan kesempatan terlebih dahulu untuk menyampaikan materinya. Baru setelah menjadi imam salat magrib, Saiful Bahri, MA. menjelaskan langkah dan trik-trik tertentu dalam membuat feature dan kolom.

Malamnya, setelah beberapa games dan door prize yang disiapkan panitia, Drs. Ahmad Isrona, salah seorang pengarah Informatika, datang ke tempat up-grading beserta keluarganya. Mantan Wakil Ketua ICMI Cairo periode 2000-2002 ini sengaja menyempatkan diri menjenguk anak didiknya yang menurutnya penuh dengan keakraban meski terdiri dari berbagai macam generasi. "Yang paling berkesan bagi saya adalah, karena Informatika selalu sigap dengan kaderisasi, di awal periode merekrut kru-kru baru yang penuh talenta, digabungkan dengan wajah-wajah lama yang banyak pengamalan, sehingga selama 11 tahun sejarahnya, Informatika mampu menjadi buletin paling eksis di kalangan Masisir," kata bapak 2 orang anak ini.

Setelah bincang santai itu, makan malam bersama dengan menggelar plastik sebagai alas makan, menjadikan suasana makin akrab. Berikutnya, peserta dipecah jadi dua, yang perempuan "diungsikan" untuk menginap di sekretariat Wihdah, tak jauh dari kantor ICMI, sedangkan yang laki-laki tetap menginap di tempat berlangsungnya up-grading.

Menjelang subuh, semua dibangunkan untuk shalat malam dan renungan bersama. Paginya, semua diajak jalan-jalan menikmati udara pagi sekaligus langsung praktik rapat redaksi persiapan penerbitan buletin edisi magang. Semua tampak antusias mengikuti jalannya rapat redaksi, hingga tampak betul-betul lupa bahwa sehari sebelumnya mereka kepanasan mengikuti jalannya up-grading. Direncanakan, awal bulan Juli Informatika bisa terbit dengan edisi magang para kru generasi terbaru.[]

Bawabah Tiga, 26 Juni 2007

Friday, June 01, 2007

Upayakan Damai Palestina-Israel, Mesir Merasa Sendirian

Selasa (29/5) lalu, Menteri Luar Negeri Mesir Ahmad Abul Ghait mengirimkan surat kepada peserta pertemuan Berlin. Pertemuan yang diikuti delegasi dari Uni Eropa, Rusia, Amerika Serikat dan PBB itu sejatinya memang untuk membahas perdamaian dunia, terutama perkembangan Israel-Palestina yang selalu bergolak.

Atas pertemuan 4 blok berpengaruh itu, melalui surat resmi, Abul Ghait berharap pertemuan dapat menghasilkan keputusan untuk menghentikan keganasan Israel yang terus menyerang Palestina secara membabi-buta.

Sayangnya, apa yang diharapkan Mesir itu jauh dari kenyataan. Kamis (31/5) lalu, pertemuan Berlin diakhiri dan menghasilkan keputusan yang kemudian sangat disesalkan Mesir.

Mesir menyayangkan sikap 4 blok itu dan menyebutnya sebagai "keputusan yang tidak berimbang". Dalam siaran pers yang disampaikan juru bicara Depertemen Luar Negeri Mesir Ala Al-Hadidi, keputusan itu justru menghambat upaya Mesir dalam mendamaikan Palestina-Israel. Mesir juga mempertanyakan rasa netralitas, tanggung jawab dan kepekaan peserta pertemuan Berlin.

Dalam keputusan akhir pertemuan di Berlin itu, disebutkan permintaan kepada Palestina untuk menghentikan serangan bom bunuh diri. Sementara di sisi lain hanya meminta Israel untuk mengurangi serangan terhadap warga sipil Palestina.

Keputusan ini dinilai Cairo justru hanya menjustifikasi serangan-serangan yang dilakukan Israel selama ini, sekaligus memberi lampu hijau kepada Israel untuk meneruskan invasi militer yang diklaim hanya sekadar sebagai "serangan balasan".

Mesir juga merasa tidak habis pikir apakah serangan Israel yang menewaskan beberapa anggota perlemen dan kabinet Palestina tidak menjadi pemikiran tersendiri bagi pertemuan Berlin. Hal ini, menjadikan Mesir merasa sendirian dalam upaya mendamaikan Paletina-Israel.

Meski demikian, pihaknya menyambut baik poin lainnya dalam keputusan Berlin, dimana menyebutkan akan adanya upaya keras dari pihak terkait untuk mempertemukan Presiden Palestina Mahmud Abbas dan PM Israel Ehud Olmert.

Sebagaimana disampaikan juru bicara Departemen Luar Negeri Jerman, menyatakan bahwa dalam bulan Juni ini pihaknya akan mengupayakan komunikasi langsung dengan Palestina dan Israel. Hal ini dalam rangka menentukan langkah-langkah yang bakal diambil kemudian untuk meneruskan usaha perdamaian Timur Tengah.[]

Agus Hidayatulloh
(dari berbagai sumber)

Bawabah Tiga, 1 Juni 2007