Meski mengantongi 2 nama predikat mumtaz dan 13 nama predikat jayyid jiddan untuk jenjang S1, KSW kembali harus gigit jari dalam perebutan PPMI Academic Award. Seperti tahun sebelumnya, KMM kembali mempertahankan gelar itu setelah mengumpulkan nilai tertinggi. Bahkan, tahun ini KSW tergeser ke peringkat ketiga, setelah HMM berhasil menyodok ke posisi runner-up.
Dalam Malam Anugerah Prestasi dan Wisuda Sarjana yang diselenggarakan DPP-PPMI, Kamis (21/9/2006) di Auditorium Shalih A. Kamil, terlihat beberapa pengurus KSW. Tentu berharap-harap cemas, barangkali dewan juri dapat memberikan nilai tertinggi pada KSW. Sayangnya, ketika tiba saatnya pengumuman, KMM kembali menggondol gelar itu untuk yang keempat kalinya dari lima kali penyelenggaraan. Sementara satu gelar lagi pada tahun 2004 dapat direbut KMNTB.
Kegagalan KSW ini, meski cukup banyak memperoleh poin dalam kategori mahasiswa berprestasi, rupanya terpengaruh oleh banyaknya warga KSW yang gagal naik tingkat. Ditilik dari mahasiswa berprestasi, KSW masih merajai dengan menguasai Wisudawan Terbaik (atas nama M. Abdul Ghofur), Wisudawati Terbaik (Ida Azimahwati), Mahasiswi Tingkat 2 Terbaik (Subi Nur Itsnaeni) dan Pelajar Ma'had Tingkat 1 Terbaik (Abdul Majid).
Sementara, KMM dapat kembali meraih Academic Award karena memang sedikit anggotanya yang tidak bisa naik kelas. Bahkan menurut sebuah sumber, di antara sekitar 30-an anggota keputrian KMM, hanya 1 orang yang rosib. Belum lagi DPD PPMI Zaqaziq yang menjadi DPD Terbaik, ternyata mayoritas warganya adalah anggota KMM.
Sementara itu, untuk kategori senat terbaik, diraih Senat Fakultas Syariah Qonun, sedangkan almamater terbaik berhasil dipertahankan Misykati (MAKN Solo). Menurut data yang terkumpul di DPP PPMI, pada tahun akademik 2005-2006 ini, dari 3976 pelajar/mahasiswa terdapat predikat mumtaz 5 orang (0,15%), jayyid jiddan 85 orang (2,64%), jayyid (13,77%), maqbul (6,46%), manqul (25,00%), tasfiyah (1,99%), rosib (48,81%) serta tidak terdata (1,15%).
Untuk dapat merebut gelar Academic Award, tentunya KSW harus bekerja lebih keras lagi. Terutama pendampingan pada bimbingan belajar untuk mahasiswa tingkat 1. Kalau perlu, jika mau meniru sistem yang digunakan KMM, di setiap rumah selalu ada seorang senior yang dengan intens melihat perkembangan belajar anggota rumahnya. Dengan demikian, dapat menguragi kemungkinan berleha-leha atau sikap meremehkan anggota KSW atas prestasi akademik mereka sendiri.(aghi)
Bawabah III, 24 September 2006
No comments:
Post a Comment