Lapangan sepak bola Nadi Mubarak di Hay Sadis kembali didatangi mahasiswa Indonesia. Rabu (19/7/2006) petang, beberapa utusan kekeluargaan hadir atas undangan panitia untuk pembukaan Indonesian Games VI. Panitia pelaksana sebenarnya telah mengundang seluruh ketua kekeluargaan, namun saat upacara pembukaan yang dihadiri oleh pejabat KBRI, hanya nampak 4 orang utusan kekeluargaan di samping masing-masing 11 pemain dari 2 tim yang akan bertanding.
Sekitar pukul 16.30, pembawa acara memulai upacara pembukaan. Mengingat acara yang dimulai sudah terlambat setengah jam dari yang dijadwalkan, pembawa acara pun mempersingkat susunan acara. Usai sambutan dari Presiden PPMI dan perwakilan dari KBRI, Indonesian Games VI lalu dibuka secara resmi oleh Drs. Priyatno, salah seorang pejabat KBRI. Secara simbolis, Drs. Priyatno menendang bola ke gawang yang dijaga oleh salah seorang panitia. Meski sampai terjatuh, tendangan Drs. Priyatno menusuk sisi kanan gawang, tepuk tangan hadirin pun mengiringi dibukanya Indonesian Games VI ini.
Setelah opening ceremony yang berlangsung singkat itu, pertandingan pertama cabang sepakbola dimulai, mempertemukan KMJ dan KEMASS. Nampak para pemain KEMASS menggunakan ban di lengan bertuliskan "TAUFAN", dimana salah seorang teman mereka bernama Muhammad Taufan Khasani sedang terbaring lemas di rumah sakit karena flu tulang. Seperti ingin mendedikasikan permainan terbaik mereka untuk Taufan, perjuangan KEMASS tak sia-sia karena hasil akhir menunjukkan mereka unggul atas KMJ dengan skor 2-1.
Sementara pertandingan kedua yang dijadwalkan berlangsung antara Gamajatim dan KPJ, terpaksa digagalkan. Hal ini mengingat tim KPJ tidak hadir ke lapangan. Menurut panitia, sebelumnya KPJ ingin agar salah seorang anggota istimewanya dapat bermain untuk tim mereka. Hanya saja, sesuai kesepakatan sebelumnya, yang dapat bermain dalam Indonesian Games ini adalah anggota biasa. Mendengar pernyataan demikian dari panitia, KPJ memutuskan tidak hadir ke lapangan. Resikonya, mereka dinyatakan kalah 0-3 dari Gamajatim.
Mahasiswi Dilarang Masuk
Tidak seperti Java Cup II 2005 yang juga dilangsungkan di tempat yang sama, kali ini penonton perempuan dilarang masuk area Nadi Mubarak. Entah karena alasan apa, namun hal ini cukup mengejutkan 3 mahasiswi yang sempat hadir di lapangan.
Yang membingungkan juga, saat melewati pintu gerbang, tidak ada larangan bagi ketiga mahasiswi itu untuk mendekati lapangan tempat dilangsungkannya acara pembukaan dan pertandingan sepakbola. Namun di tengah acara, tiba-tiba ada seorang penontong mengaku membawa pesan dari para penjaga Nadi Mubarak, bahwa mahasiswi dilarang masuk.
Tidak percaya dengan pesan itu, mereka masih asyik saja berada di area lapangan. Baru setelah datang pesan larangan berikutnya, mereka baru sadar bahwa larangan itu benar-benar serius. Walhasil, sebelum dimulainya pertandingan sepakbola itu, mereka sudah meninggalkan area Nadi Mubarak.(aghi)
Kamar Pojok, 20 Juli 2006
No comments:
Post a Comment