Wednesday, September 29, 2010

Syafaat Alquran

Sudah sangat banyak cerita betapa Alquran bisa membantu orang yang "memegang"nya. Kali ini pun ada satu cerita lagi tentang syafaat yang didapatkan dari Alquran. Cerita ini saya dapat saat buka puasa bersama tanggal 27 Ramadhan kemarin bersama alumni almamater MAK TBS Kudus.

Salah seorang adik kelas jauh saya memang seorang hafidz. Kebetulan dia juga seorang gus, putra kiai pengasuh pesantren. Dia yang sejak lulus aliyah dua tahun lalu begitu bersemangat ingin melanjutkan kuliah di Tanah Suci, tahun ini mendapatkan kelempangan jalan.

Beberapa waktu yang lalu, dia ikut tes muqabalah (penerimaan) masuk Universitas Islam Madinah. Tes yang ia ikuti di Pondok Modern Gontor, Ponorogo, Jatim, diikuti ratusan peserta. Ia begitu bersyukur karena dari hampir 90-an peserta yang akhirnya diumumkan diterima untuk kuliah di Kota Suci, posisinya cukup bagus, di angka 20-an. Walaupun sebelumnya ia sangat berhasrat untuk bisa kuliah di Mekah, tetapi diterima di Madinah baginya juga patut disyukuri.

Kali ini bukan dia yang mendapatkan syafaat Alquran, tetapi seorang teman yang baru ia kenal saat masa-masa tes di Gontor itu. Saya sendiri lupa siapa nama temannya itu, tetapi sebut saja Manan, misalnya. Manan ini berasal jauh dari luar Jawa, Ambon kalau tidak salah. Kulitnya yang tidak secerah orang Indonesia bagian barat menarik si gus untuk menyapa.

Saat ditanya, ternyata si Manan sudah tiga hari berada di Gontor. Manan yang menghafal Alquran di sebuah pesantren di daerah Solo mengaku tidak berani maju mengikuti tes wawancara. Karena itu, selama tiga hari pula ia hanya mondar-mandir berusaha mengumpulkan keberanian untuk maju tes. Kepada si gus, Manan beralasan takut mengikuti tes wawancara karena sama sekali tidak bisa bahasa Arab. Untuk membesarkan hati Manan, si gus pun mengaku ia hanya sedikit-sedikit bisa berbahasa Arab, tetapi karena keinginan yang begitu kuat untuk kuliah di Tanah Suci, ia bertekad untuk maju mengikuti tes.

Demi menolong Manan, si gus pun memberi saran agar Manan memberanikan diri mengikuti interview, apalagi diketahui bahwa Manan ini hafal Alquran 30 juz. Manan berkilah bahwa bagaimana mungkin ia bisa mengikuti wawancara, sementara pengujinya didatangkan langsung dari Universitas Islam Madinah yang tentu saja melakukan wawancara dengan bahasa Arab.

Untuk itu, si gus memberi solusi agar Manan menghafalkan sebuah kalimat yang redaksinya kira-kira begini: ana lam astathi' an atakallam al-lughah al-Arabiyyah, wa lakin ana hafizh Alquran kulluh (Saya tidak bisa berbahasa Arab sama sekali, tetapi saya hafal Alquran 30 juz). Oleh Manan, kalimat ini ditulis dalam sebuah kertas.

Manan akhirnya mampu memberanikan diri maju mengikuti tes wawancara, berbarengan dengan si gus (karena bareng inilah si gus bisa menceritakan kisah syafaat Alquran ini). Saat dites, pertanyaan pertama untuk Manan adalah masmuk? (Siapa namamu?). Karena betul-betul buta atas bahasa Arab, Manan tidak tahu apa arti pertanyaan untuknya. Namun, tanpa ragu, ia pun mengeluarkan secarik kertas dan dengan tenang menjawab pertanyaan itu dengan membaca tulisan dalam kertas itu: ana lam astathi' an atakallam al-lughah al-Arabiyyah, wa lakin ana hafizh Alquran kulluh. Sang penguji hanya tersenyum, atau tertawa.

Setelah itu, penguji membaca potongan ayat Alquran dan meminta Manan untuk meneruskan ayat tersebut. Lancar. Ayat berikutnya diujikan, Manan lancar lagi melanjutkannya. Sampai beberapa potongan ayat dibacakan kepada Manan dan ia selalu saja bisa melanjutkannya dengan lancar. Penguji tampak puas dengan Manan hingga ia mengatakan—tentu saja dalam bahasa Arab—kepada Manan bahwa ia menjamin Manan akan lulus dan bisa berkuliah di Madinah. Manan yang tidak tahu apa yang diucapkan sang penguji hanya tersenyum.

Setelah keluar ruang ujian, Manan bertanya kepada si gus sebenarnya tadi apa yang dikatakan penguji di akhir tes. Si gus menjawab apa adanya bahwa itu jaminan kepadanya untuk bisa kuliah di Tanah Suci. Manan pun seperti tidak percaya, tetapi terpancar rasa syukur dan lega di wajahnya.

Benar saja, saat pengumuman penerimaan muncul, nama Manan benar-benar ada! Masya Allah, betapa banyak syafaat Alquran di dunia ini, bagaimana saat di akhirat nanti ya? Allahummaj'alna min ahlil-Qur`an....[]


Demblaksari, 27 September 2010