Monday, June 12, 2006

IWA Kumpulkan Lebih dari Rp. 18 Juta untuk Korban Yogya

Sebagaimana yang telah dilaporkan sebelumnya, Indonesian Women's Association in Cairo (IWA) menyelenggarakan bazar makanan Indonesia yang tujuannya dilakukan untuk mengumpulkan dana bantuan bagi korban bencana gempa Yogyakarta.

Bazar yang digelar pada Rabu (7/6/2006) lalu, memang mendapatkan perhatian besar dari bule yang banyak datang ke gedung Community Service Association (CSA) di Ma'adi, Cairo. Puluhan jenis makanan khas tanah air ludes terjual hanya dalam tiga jam. Apalagi, banyak pula makanan daerah yang sudah terkenal semisal sate ayam atau bakso dan soto.

Dalam acara yang berdurasi hanya tiga jam itu, ternyata banyak sekali sumbangan yang dapat terkumpul. Karena selain ada kasir, di sampingnya panitia juga menyiapkan kotak amal. Tidak hanya uang kembalian saja yang masuk ke dalam kotak amal itu, bahkan uang dalam jumlah besar yang dirogoh dari kocek pembeli sebelum membayar juga banyak disumbangkan.

Maka tak heran, jika setelah dihitung, jumlah dana yang terkumpul bisa dibilang cukup besar, apalagi mengingat acaranya yang hanya 3 jam. Usai penghitungan final yang baru bisa dilakukan hari berikutnya, ternyata jumlah dana yang terkumpul sebesar 10.620 pound Mesir dan 120 dolar AS. Atau jika dirupiahkan, mencapai lebih dari 18 juta rupiah.

Sumbangan itu sendiri, sebagaimana rencana semula, disalurkan lewat Tim Peduli Bencana Yogyakarta bentukan mahasiswa Indonesia di Kairo. Maka Agus Hidayatulloh, sebagai Ketua Kelompok Studi Walisongo (KSW) —sebagai organisasi berkumpulnya mahasiswa Jawa Tengah dan DIY di Kairo— yang mewakili Tim Peduli Bencana Yogyakarta itu, mengucapkan terima kasih kepada IWA yang telah ikut membantu meringankan beban penderitaan korban gempa.

Kepada Ibu Kumalasari dari IWA, Agus juga berjanji akan menyalurkan dana itu sesuai amanat dari anggota IWA, yang berharap dana itu dapat dikirmkan secara langsung bagi korban gempa Yogyakarta. Dalam hal ini, lebih ditekankan bantuan diberikan kepada keluarga mahasiswa asal Yogyakarta di Mesir yang rumahnya hancur di tanah air. Menurut catatan KSW, ada 10 mahasiswa asal Yogyakarta dan sekitarnya yang rumahnya di tanah air rusak parah. Dari 10 rumah itu, bahkan 7 di antaranya luluh lantak rata dengan tanah. Dengan begitu, menurut Agus, bantuan kepada 10 keluarga mahasiswa itu tidak disamakan. Hal ini akan dibahas lebih lanjut secara teknis di Tim Peduli Bencana Yogyakarta.[]


Griya Jateng, 12 Juni 2006

Mau Kuliah di AL-Azhar?


to: ali_asrori@yahoo.com


Salam,

untuk masuk ke al-azhar, skrg ini persiapkan aj:
1. ijazah madrasah aliyah negeri atau MA/ponpes swasta yang udah mu'adalah (disamakan) dg al-azhar, plus fotokopinya yg udah dilegalisir, siapin aja 10 biji

2. daftar transkrip nilai juga perlu, sipain asli n fotokopian yg dah dilegalisir sbnyk 10 lebar

3. paspor, siapin juga potokopinya 10 lembar

4. akta kelahiran, plus fotokopinya yg udah dilegalisir kantor catatan sipil kabupaten, siapin aja 10 biji

5. pas poto berwarna, siapkan aja minimal 20 buah


kl itu udah siap smua... bisa hubungi saya lagi... karena pendaftaran ke al-azhr sini sistemnya tawkil (diwakili) oleh tmn2 yg ada di sini. tapi kl antum udh punya kenalan yg siap men-tawkil y bisa tuh. kl blom ada, nanti bisa saya bantu.

hal yg perlu diketahui di luar itu, adalah bahwa kehidupan di sini sbnrnya lumyan murah. tapi untuk lebih mudahnya dan buat jaga2, siapin aja skitar 60-70 dolar utk biaya hidup per bulannya. memang ada beasiswa di sini, tpi itu pun bnyak saingan yg ndaftar, trus juga kalaopun dpt, kiranya maish kurng utk biaya hidup selama sebulan. jadi utk beasiswa, tdk usah terlalu diharapkan; tp kl mau usaha dan kmdn dpt ya "alhamdulillah" gitu ajah.... lumayan buat tambahan :)

memang ada seh bbrp tmn yg kadang memberikan informasi betapa manisnya belajar di mesir. tapi kita jangan sampai tertipu. dimanapun, apalagi di luar negeri, smua jalan mengandung resiko. jadi kl ada yg bilang manis2nya aja, kita patut waspada. smua psti mengandung rasa pahit juga yg kita harus siap2 menghadapinya.

ada juga tmn memberikan info bahwa mendapatkan pekerjaan di kairo mudah, jadi bisa belajar sambil bekerja. nah, kita juga ptut mengoreksi kalimat ini. memang ada tmn2 yg bisa nyambi kerja, tapi itu tdklah banyak jika dibandingkan dg jumlah keseluruhan mahasiswa indonesia di sini yg udah mencapai angka 4000!!!

jadi kl mau ke sini, selain nyiapin berkas2 tadi, juga kudu siap dg finansial. utk biaya pengurusan pendaftaran plus tiket jakarta-cairo (skali jalan), skitar 10 juta-an lah. itu udah cukup bngt, jd insya lah gak kurang. trus mengenai biaya hidup per bulan yg sgitu, juga itu bukan angka minimal. itu angka yg wajar2 lahh... jadi kl siap biaya sgitu tiap bulannya, insya allah gak bakal kelaparan di sini :) ada seh tmn2 yg bekalnya minim dan maish di bawah angka itu tiap bulannya, malah ada yg cuma pegang setengah dari itu tiap bulannya. memang ada yg bisa tetep eksis, tapi itu amat mengandung resiko, atau malah akan merepotkan kawannya, kan kasihan juga..

trus, kemampuan bhs arab juga diperlukan. kalau mau nekad, yah, barangkali cukup tau bbrp kosakata tertentu. tapi kenekadan itu harus dibarengi dg siap tekun blajar bhs arab, terutama belajar berani ngomong, dan jangan jadi org tertutup; jangan juga berleha2 sprti kebanyakan mahasiswa di sini (kayak saya :D), shg bhs arabnya gk mendapatkan kemajuan. apalagi, lingkungan di sini bnyk mahasiswa kita bergerombol, nah kalau berani gaulnya ama tmn2 indonesia sndiri aja, ya bisa2 ga bisa bahasa arab n ga bisa baca buku diktat kuliah. repottt.... wah, itu bisa bahaya skali..

kemampuan hafalan juga kudu diasah, karena sebagian besar faktor penentu kelulusan kita kuliah di al-azahr adalah soal hafalan. kalau udh malas hafalan, ya good bye aja al-azhar... ujian qur'an 2 juz nambah per tahun yg ada di termin 2 (skitar mei thn berikutnya), sbnrnya lumayan bisa diatasi jika dari awal sampai kairo sudah mencicil hafalannya. atau lebih baik lagi kl dri indonesia malah udah punya hafalan qur'an mulai dari juz satu. tapi kalaupun blom punya hafalan qur'an ya bisa dicicil itu sejak datang ke kairo.

tapi skali lagi, yg patut diwaspadai adalah lingkungan kita sesama warga indoneisa di kairo. kita di sini terlalu banynak, shingga kemana2 slalu ketemu tmn sndiri. ini baik utk kesatuan dan solidaritas kita, tapi bisa jadi negatif kl kita ngomongnya malah slalu bhs indonesia atau malah bhs daerah tiap hari. lingkungan juga rasanya mudah membuat kita malas belajar, maunya ngobrol dan main2 terus dg tmn2, shg kalau kurng tekad dan kurang tekun/disiplin dari awal, bisa2 kita akan gagal ujian.. na'udzu billah..

yah, gitu dulu barangkali yg bisa saya sampaikan. kalau ada yg kurng jelas, bisa ditanyakan lagi.

wassalam.



aghi, griya jateng cairo

Friday, June 09, 2006

Ibu-ibu di Kairo pun Peduli Bencana Yogyakarta




Di Kairo, selain Dharma Wanita yang menjadi ajang perkumpulan ibu-ibu asal Indonesia, juga terdapat Indonesian Woman Association (IWA). Anggota IWA adalah wanita-wanita Indonesia yang tinggal di Mesir, yang kebanyakan dari mereka adalah istri orang asing yang memiliki usaha atau tugas di Kairo.

Selain menjadi tempat sebagai wahana bertukar wawasan bagi ibu-ibu rumah tangga, IWA juga kerap mengadakan acara bertujuan sosial. Saat terjadi bencana tsunami di Aceh sekitar satu setengah tahun lalu, IWA juga berupaya mengumpulkan dana untuk membantu meringankan beban para korban.

Saat itu, beberapa hari setelah terjadinya tsunami yang memporakporandakan provinsi paling ujung barat Indonesia itu, ibu-ibu yang terikat dalam IWA mengadakan bazar makanan Asia.

Rabu (7/6/2006), bertempat di halaman gedung Community Service Association (CSA) Ma'adi, kembali IWA mengadakan acara bazar bertujuan mulia untuk ikut serta meringankan penderitaan korban gempa tektonik berkekuatan 5,9 skala Richter yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya, Sabtu (27/5/2006) pagi. IWA menggelar acara itu tak lupa ikut mengundang Tim Peduli Bencana Yogyakarta bentukan mahasiswa Indonesia di Mesir. Dari tim itu, hadir 8 orang yang terlihat ikut membantu penyelenggaraan acara itu.

Bazar makanan Indonesia yang diselenggarakan sejak pukul 09.00 pagi itu, menggelar lebih dari 20 jenis makanan dan cemilan. Mulai dari bubur Manado, bakso, soto ayam, kering kentang, nasi goreng, tahu/tofu,
sate ayam,
berbagai macam pastel, kacang goreng juga resol. Sementara minumannya, ada es cendol dan jus jeruk segar. Selain itu, juga terdapat agar-agar, kecap saos dan kemasan bumbu-bumbu masakan khas tertentu.

Karena bertempat di CSA yang merupakan pusat bertemunya orang-orang asing di Kairo, tak mengherankan jika banyak bule yang ikut mampir dan memborong makanan-makanan itu. Bahkan, saat masuk ke tempat bazar, ada seorang bule langsung menanyakan sate, yang barangkali sudah tidak asing baginya karena sudah pernah ke Indonesia sebelumnya.

Tiga jam sejak bazar itu digelar, atau sekitar pukul 12.00, ternyata barang dagangan hanya tinggal sedikit yang tersisa. Apalagi makanan terkenal semisal sate ayam atau bakso, bahkan sudah langsung ludes sejak awal. Dari bazar itu, rencananya dana yang terkumpul akan disalurkan kepada korban di Yogyakarta melalui Tim Peduli Bencana Yogyakarta bentukan mahasiswa itu. (aghi)


Sekretariat NU, 9 Juni 2006