Sunday, July 30, 2006

2 Emas Bergengsi ke Griya

Tidak sia-sia para supporter KSW meneriakkan yel-yel sepanjang pertandingan sepakbola dan voli. Pada hari terakhir sekaligus penutupan Indonesian Games VI, KSW mampu mengirimkan delegasinya pada final voli putra dan sepakbola. Adapun voli putri hanya berebut perunggu dengan tim Kemass.

Sabtu (29/7/2006) siang, masyarakat Indonesia di Mesir mulai berjubel di stadion Nadi Syabab Abbasea. Tak ketinggalan warga KSW yang hendak menyemangati para pemainnya dalam mengejar tahta juara umum.

Pertandingan final sepakbola yang dimulai pukul 16.45, menjadi awal berkumpulnya para supporter KSW. Dengan yel-yel yang sudah mereka hafal sejak Java Cup III Februari lalu, warga KSW tiada hentinya memberikan support kepada para atlet di tengah lapangan.

Dengan suntikan semangat yang luar biasa seperti itu, permainan KSW benar-benar kesetanan dan seperti tak kenal lelah mengejar bola. Pemain-pemain Gamajatim, yang menjadi lawan dalam final sepakbola, dipaksa terus menjaga daerah pertahanannya dari gempuran para penyerang dan gelandang KSW.

Pada babak pertama, beberapa peluang didapat para pemain KSW. Sayangnya usaha keras para pemain KSW tetap saja tak membuahkan gol hingga turun minum. Meski nyaris terus menekan sepanjang babak pertama, tetap saja tidak bisa mencetak gol. Bahkan sempat sekali-sekali pemain Gamajatim memperoleh peluang, yang untungnya tak dapat menembus gawang yang dijaga Rikza.

Terus menguasai permainan pada babak pertama, KSW mulai pontang-panting pada babak kedua. Gamajatim mulai bisa mengimbangi permainan apik yang diperlihatkan para pemain KSW di depan sekitar 500 pasang mata. Pada babak kedua ini, kedua tim bergantian menjajal kekuatan pemain belakang lawan atau kiper.

Permainan babak kedua yang cukup berimbang ini, akhirnya tetap berkesudahan kacamata alias 0-0. Pada babak perpanjangan waktu, tetap saja permainan kedua tim tidak banyak berubah. Apalagi babak tambahan hanya memiliki waktu 2X5 menit, tak mengherankan bila kedua tim lebih sering mempermainkan bola di tengah lapangan. Walhasil, hanya sedikit peluang yang diterima kedua tim.

Bahkan pada menit-menit akhir babak kedua perpanjangan waktu, kedua tim langsung mengganti kiper masing-masing. Hal ini tentu saja dimaksudkan agar jika terjadi adu penalti, kiper mereka masih segar. Benar saja, terpaksa harus dilakukan adu penalti untuk menentukan pemenangnya karena sampai wasit meniup peluit panjang kedudukan tetap imbang tanpa gol.

Saat drama adu penalti, para pemain KSW terlihat lebih tenang. Apalagi, pada semifinal, KSW juga berpengelaman menjungkalkan Fosgama melalui adu penalti. Meski begitu, tetap saja para pemain harus benar-benar bisa mengendalikan emosi dan fokus. Hanya saja, di tengah ratusan pasang mata yang melihat drama tos-tosan ini, beberapa pemain terpaksa kehilangan fokus. Hasilnya, 3 pemain KSW gagal mengarahkan bola ke gawang Gamajatim. Namun, berkat penampilan gemilang penjaga gawang KSW, Habib Maulana, ada 4 penendang Gamajatim yang tak berhasil menceploskan bola ke gawang KSW. Bahkan tiga di antaranya sukses ditepis oleh Habib, dan satu lagi melebar ke atas gawang.

Saat kedudukan imbang 3-3, sementara KSW masih memiliki 1 peluang tendangan lagi, Mas Kholid yang kebagian sebagai penendang ke tujuh, kemudian menjadi pahlawan kemenangan karena tendangannya berhasil melewati kiper Gamajatim dan menembus jaring. Tak pelak, pendukung KSW langsung ramai-ramai memeluk Habib. Para pemain pun langsung berpelukan. Semua menyanyikan lagu kemenangan, tapi tetap dalam koridor sopan santun dan tak memancing pihak lawan. Inilah emas pertama KSW dalam ajang Indonesian Games.

Voli Putra-Putri Juga Menang

Pada saat yang hampir bersamaan dengan pertandingan sepakbola, tim voli putri KSW melakukan pertandingan melawan Kemass dalam perebutan juara ketiga. Tim Kemass yang digawangi banyak pemain senior, saat pertandingan semifinal melawan Gamajatim tampil sangat mengesankan. Namun ternyata pada perebutan perunggu ini, tim KSW justru lebih bersinar. Barangkali dukungan supporter yang amat banyak, meski berbagi dengan supporter sepakbola, membuat permainan tim voli putri KSW ikut meningkat. Terbukti, meski tak dinyana sebelumnya, tim KSW berhasil menggebuk Kemass 3 set langsung.

Sebelum penutupan, pertandingan terakhir yang digelar adalah final voli putra KSW melawan Fosgama B. Tim Fosgama yang pemainnya memiliki tinggi badan di atas rata-rata, dari awal mengandalkan smash dan blok akurat. Hanya saja, tidak semua usaha mereka memperoleh nilai. Hal ini karena tim KSW yang dikapteni M. Zaim alias Kidal mampu menerapkan strategi lain untuk menutupi kekurangan tinggi badan rata-rata pemain KSW.

Labib Hilmi, yang sebelumnya melatih tim voli putri KSW, menjadi andalan penyuplai bola untuk di-smash oleh Kidal, Laili, Faruq, Husein, Khomsin atau Akhid. Meski tidak setiap smash atau tipuan KSW menghasilkan poin, KSW tetap bisa mengungguli Fosgama. Apalagi, yel-yel yang selalu didengungkan para penonton tim KSW membahana di lapangan sepanjang pertandingan. Tak pelak, pendukung Fosgama yang awalnya bisa mengimbangi, jadi kalah ramai. Bahkan di set keempat yang menjadi set terakhir, mereka sudah tak ada suaranya lagi. Pertandingan pun berakhir 3-1, lagi-lagi untuk kemenangan delegasi KSW.

Dengan kemenangan voli putra ini, KSW mencatatkan hasil manis, karena pada hari terakhir ini berhasil meraih kemenangan di semua cabang yang ada. Meski voli putri hanya berebut perunggu, tapi tentu saja emas sepakbola dan voli putra tetap amat bergengsi. Dengan demikian, KSW menjadi tim yang paling banyak mengumpulkan medali, dengan 3 emas, 3 perak dan 3 perunggu. Bahkan kalau dilihat lebih jauh, KSW adalah satu-satunya tim yang berhasil meraih semua medali di semua cabang yang ada dalam Indonesian Games.(aghi)

Griya Jateng, 30 Juli 2006

Friday, July 28, 2006

Gebuk Juara Java Cup III, KSW ke Final



KSW berhasil menuntaskan sakit hatinya saat kekalahan dalam perebutan juara Java Cup III lalu. Bertemu di semifinal Indonesian Games VI, Kamis (27/7/2006) sore, para pemain KSW bermain dengan semangat membara melawan tim Fosgama. Meski begitu, semua dapat menjaga keseimbangan emosi meski beberapa kali harus dikasari lawan saat membawa bola.

Bahkan karena bermain keras dan kadang menjurus kasar, justru 2 pemain Fosgama terpaksa harus menerima kartu kuning dari sang pengadil lapangan. Sementara di sisi lain, tak ada satu pun pemain KSW yang menerima kartu.

Bermain sejak pukul 17.20, masih di bawah teriknya matahari, kedua tim mencoba memperagakan permainan apik sejak menit pertama. KSW, yang sedikit lebih diunggulkan memang mengandalkaan permainan menyerang. Sementara Fosgama, atas keberhasilannya menahan imbang KSW saat Java Cup III lalu, kali ini kembali mengandalkan serangan balik.

Diakui, pertahanan Fosgama sangat kuat. Berkali-kali para penyerang KSW mencoba membongkar pertahanan Fosgama, tapi tidak juga bisa menembus gawang Fosgama. Peluang-peluang yang sudah di depan mata pun selalu saja kandas di kaki pemain belakang Fosgama atau dapat ditepis penjaga gawang.

Meski begitu, para pemain KSW tetap tak pernah frustasi. Sesekali mendapatkan serangan balik, KSW tetap saja terus mengendalikan permainan. Sundulan Sugeng yang tepat pada penjaga gawang, atau tendangan pojok yang disambar As'ad namun masih belum bisa menembus gawang Fosgama, hanya merupakan beberapa peluang yang ada. Sayang, hingga peluit panjang ditiup wasit, kedudukan masih imbang 0-0.

Saat akan diadakan perpanjangan waktu, sempat terjadi sedikit kisruh. Offisial Fosgama memprotes panitia yang hendak mengadakan perpanjangan waktu. Menurut mereka, panitia tidak konsisten. Karena pada salah satu partai di perempatfinal, tidak ada perpanjangan waktu alias langsung adu penalti, tapi kenapa pada semifinal itu mesti dilakukan extra time?

Panitia lalu memanggil offisial KSW. Mendengar protes semacam itu, KSW mencoba menjelaskan bahwa menurut peraturan tertulis ketika masih imbang dalam waktu normal maka harus ada perpanjangan waktu sebelum adu penalti. Tim Fosgama masih tidak terima, mereka juga beralasan emosi mereka sudah susah dikuasai, jika dipaksakan perpanjangan waktu dulu mereka takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Akhirnya dalam perdebatan yang cukup panjang antara offisial kedua tim, Misbah, libero gaek KSW yang juga menjadi kapten tim, menengahi. Di sinilah letak kedewasaan pemain matang seperti dirinya. Dengan berlapang dada, pemain senior ini menyatakan bahwa KSW siap saja jika dilangsungkan adu penalti tanpa melalui perpanjangan waktu. Akhirnya, kedua tim langsung menyiapkan 5 penembak handalnya.

Saat adu penalti itu, sebenarnya Habib, kiper KSW, sempat terjatuh dan merasakan sakit di tubuhnya. Namun saat ditanya kesiapan, dirinya mengatakan masih mampu. Adu penalti pun tetap dilanjutkan. Dalam drama tos-tosan ini, akhirnya Habib mampu memblok algojo kelima dari tim Fosgama. Keberhasilan ini pun disambut sorak-sorai para pendukung KSW.

Dalam tendangan penentuan, penendang terakhir KSW, Ari Wibowo, tetap bersikap tenang. Tahu kelemahan kiper Fosgama yang tidak terlalu gesit gerakannya, Ari menceploskan bola ke pojok kiri bawah gawang meski tidak terlalu keras. Dan benar, kiper Fosgama tak dapat menjangkaunya, gol! Kontak saja pendukung dan pemain KSW langsung berpelukan.

Sementara di pertandingan kedua, Gamajatim mengalahkan KSMR 2-0. Dengan begitu, pertandingan klasik antara KSW-Gamajatim terulang dalam final cabang sepakbola Indonesian Games VI ini. Tentu saja, untuk mengimbangi supporter Gamajatim yang terkenal ramai, para pemain KSW berharap para pendukungnya juga dapat menampilkan kekompakan sebagaimana yang terlihat dalam Java Cup III lalu.

Dengan masuknya tim sepakbola KSW ke final Indonesian Games ini, maka dalam 3 kelompok cabang yang partai puncaknya akan digelar di Nadi Syabab Abbasea, KSW menempatkan semua wakilnya. Selain sepakbola, tim voli putra juga menembus partai final dan akan menantang runner-up Indonesian Games sebelumnya, Fosgama. Sementara di sektor voli putri, tim KSW akan memperebutkan perunggu dengan tim Kemass. Artinya, KSW menjadi satu-satunya tim yang mengikuti semua kelompok cabang yang partai pamungkasnya digelar sebagai penutupan Indonesian Games ini.(aghi)

Griya Jateng, 28 Juli 2006

Wednesday, July 26, 2006

KSW Dapatkan Emas Pertama


Setelah menunggu selama seminggu, akhirnya kontingen KSW mendapatkan emas pertamanya melalui smash Labib Hilmi di lapangan tenis meja. Bertanding melawan pemain KEMASS, Selasa (25/7/2006) siang, Labib juga mengandalkan servis maut yang tiga bulan lalu mengantarkannya menjadi juara KSW Games.

Emas pertama kontingen KSW ini patut disyukuri. Karena pada final tenis meja putri, baik double maupun single, KSW selalu takluk di tangan KEMASS. Jadi, emas Labib ini merupakan balas dendam atas kekalahan di sektor putri.

Hanya sayang, keunggulan Labib di tunggal putra ini tak dapat diteruskan saat Labib berpasangan dengan Qodir "Bujang Line" di ganda putra. Melawan musuh yang sama, pasangan ganda putra KSW ini mengulang kegagalan pemain-pemain putri. Walhasil, KSW hingga saat ini hanya dapat mengumpulkan 1 emas (tenis meja tunggal putra), 3 perak (tenis meja tunggal dan ganda putri serta ganda putra) dan 2 perunggu (catur putra-putri).

Hingga kini, KEMASS masih mempimpin klasemen daftar pengumpul medali dengan 4 emas dan 1 perak. Jika hitungan klasemen ini berdasarkan poin yang diraih (emas=5, perak=3 dan perunggu=1), maka KSW masih berpeluang mengejar ketertinggalan. Apalagi, setelah tim KEMASS gagal melangkah ke semifinal cabang sepakbola, praktis KEMASS hanya punya peluang menambah medali perunggu, berebutan dengan tim bola voli putri KSW.

Sementara KSW, punya kans untuk menjadi pemuncak di cabang voli putra yang ditantang Fosgama di final Sabtu (29/7/2006) mendatang. Di sisi lain, KSW juga melaju ke semifinal sepakbola. Jadi, sangat mungkin KSW menambah pundi-pundi emasnya dan melangkahi KEMASS.(aghi)

Griya Jateng, 26 Juli 2006

Tuesday, July 25, 2006

Gasak KMKM, Walisongo FC ke Semifinal


Setelah bertanding kurang maksimal dalam satu kali partai di babak penyisihan grup, tim sepakbola KSW kembali menunjukkan permainan prima pada babak perempatfinal. Dengan poin maksimal, KSW melaju ke babak perempatfinal sebagai juara grup C. Di babak knock out ini, KSW menghadapi KMKM yang menjadi runner up grup D.

Dimulai pada pukul 18.10, tim KSW yang dimotori Shofa al-Huja di lini tengah langsung menekan daerah pertahanan KMKM. Belum bisa mengimbangi permainan KSW, KMKM terus tertekan dan bahkan bola tertahan hampir setengah lapangan saja.

Peluang kemenangan KSW sudah terbuka pada awal-awal pertandingan. Hingga pada menit ke-11, lini tengah KSW dengan apik melakukan kerjasama di luar kotak penalti KMKM. Sayangnya, tendangan As'ad masih melebar dan menjauh dari mistar gawang KMKM.

KSW tetap terus mencoba menerobos pertahanan KMKM. Tidak perlu menunggu terlalu lama, pada menit ke17, setelah terjadi kemelut di depan gawang KMKM, As'ad yang bernomor punggung 12 berhasil menceploskan bola ke gawang KMKM. Sodokannya atas pantulan dari halauan yang dilakukan pemain KMKM ini sontak membuat penonton KSW bersorak-sorai kegirangan.

Tanpa mengendurkan serangan yang dibangun bertubi-tubi, KSW sempat hampir kecolongan saat pemain tengah KMKM dengan cepat mengirimkan umpan kepada penyerang mereka. Hanya saja, lini belakang KSW yang digalang pemain gaek Babeh dan Buya masih terlalu kuat untuk ditembus para pemain KMKM. Walhasil, serangan KMKM nyaris selalu kandas sebelum bisa masuk daerah kotak penalti KSW.

Sorak-sorai pendukung KSW yang terlihat belum puas dengan keunggulan satu gol, membuat semangat para pemain KSW terus terpompa. Hingga pada menit ke-24, dari jarak sekitar 25 meter dari gawang KMKM, Shofa melepaskan tendangan akurat daan merobek kembali jala KMKM. Kiper KMKM terpaksa memungut bola lagi dari gawangnya.

Di babak kedua, supporter KSW tetap semangat memberikan dukungan. Lagu-lagu dan yel-yel khas pendukung KSW dinyanyikan beramai-ramai. Para pemain di tengh lapangan juga tetap menampilkan permainan apik dengan umpan-umpan pendek merapat. KMKM terus saja tak bisa mengimbangi permainan KSW.

Pada menit ke-48, lewat akselerasi individu yang baik, kapten tim KSW Ari Wibowo dapat melewati hadangan pemain belakang KMKM. Setelah hanya berhadap-hadapan dengan penjaga gawang, Ari melepaskan tendangan yang mengecoh kiper kedua KMKM. Hanya saja, tendangannya masih membentur tiang gawang. Miko yang didekati bola tak menyia-nyiakan kesempatan menyambar bola menjadi gol. Skor 3-0 untuk KSW.

Sudah unggul tiga gol, para pemain KSW tetap memperagakan permainan cantik. Namun hingga peluit panjang ditiup wasit kedudukan tidak berubah.

Kemenangan ini mengantarkan KSW ke babak semifinal yang akan digelar pada Kamis (27/7/2006) petang nanti. Di babak semifinal, KSW akan menantang pemenang antara KEMASS atau FOSGAMA.

Setelah tim bola melaju ke semifinal, hal itu berarti dalam seluruh cabang Indonesian Games VI yang diikuti KSW, semua melaju minimal ke semifinal. Hingga saat ini, KSW sudah berhasil mengumpulkan 2 perunggu dari catur putra dan putri, serta 2 perak dari tenis meja single dan double putri.(aghi)

Griya Jateng, 25 Juli 2006

Monday, July 24, 2006

Voli Putra ke Final, Butuh Supporter Banyak




Datang ke lapangan dengan semangat tinggi, tim voli putra KSW berhasil mengandaskan harapan KMJ menuju partai puncak. Setelah pada pertandingan perempatfinal menghancurkan KMKM, Senin (24/7/2006) pagi, tim yang dikapteni M. Zaim alias Qidal ini menang straight set atas KMJ.

Pada set pertama, KMJ tak bisa memberikan perlawanan berarti dan kalah jauh 8-25. Baru pada set kedua, KSW mulai agak kerepotan meladeni permainan KMJ. Ditambah lagi kesalahan sendiri yang sering dilakukan para pemain KSW, pada set kedua ini bahkan KMJ sempat unggul beberapa saat. Namun karena memang kalah kelas, KMJ harus mengakui keunggulan KSW dengan hanya mengumpulkan 17 angka.

Bahkan pada set ketiga, KMJ semakin dapat mengembangkan permainan. Sedangkan di sisi lain, kesalahan justru semakin sering dilakukan para pemain KSW. Pada set terakhir ini, kedudukan sempat sama 21-21, namun angka itu merupakan angka pamungkas KMJ saat smash yang dilakukan pemain KSW tak dapat dikembalikan oleh pemain KMJ. Set ketiga berkesudahan 25-21 untuk KSW.

Meski unggul tiga set langsung atas KMJ ini, permainan KSW sebenarnya belum bisa dikatakan maksimal. Terlalu banyak peluang smash yang terbuang sia-sia, atau justru menjadi poin bagi lawan. Hal ini disadari oleh para pemain KSW, dan mereka berjanji akan melakukan yang terbaik pada final yang direncanakan Rabu (26/7/2006) atau Sabtu (29/7/2006) melawan Fosgama B.

Hanya saja, di partai puncak yang dimungkinkan digelar di Nadi Syabab Abbasiyah itu, para pemain mengharapkan dukungan supporter KSW yang lebih banyak. Selama ini, pendukung tim KSW hanya beberapa gelintir orang saja. Beruntung, lawan-lawan KSW selama ini tidak terlalu berat. Sementara di partai pamungkas melawan Fosgama B, dukungan supporter yang lebih besar diyakini dapat semakin meningkatkan kepercayaan diri pemain dan akan berimbas pada permainan yang lebih baik. (aghi)


Kamar Pojok, 24 Juli 2006

Hampir Di-WO, Tenis Melaju

Tim tenis meja double putri KSW yang digawangi Fitriana alias Pijet dan Nura mencatat hasil manis pada pertandingan pertama mereka. Partai perdana yang mereka lakoni inipun langsung mengantarkan keduanya menuju partai puncak yang bakal digelar Senin (24/7/2006) besok menghadapi pasangan KEMASS.

Ahad (23/7/2006) siang, tim tenis KSW sebenarnya hampir saja didiskualifikasi oleh panitia karena terlambat datang ke tempat pertandingan. Tapi setelah offisial KSW mengungkapkan alasan keterlambatan mereka yang disebabkan jadwal voli putri yang molor jauh sekali, panitia memaklumi dan mempersilakan Pijet dan Nura menghadapi pasangan KSMR.

Double putri KSMR yang datang jauh lebih dulu, sejak awal sebenarnya mampu unggul. Bahkan pada set pertama dan kedua, meski terjadi kejar-mengejar angka cukup seru, tim KSW tetap harus mengakui keunggulan KSMR.

Di tengah ketertinggalan yang demikian mencekam, rupanya Pijet dan Nura tetap tampil tenang. Pada set ketiga, pertandingan masih juga berlangsung amat seru, bahkan lebih menegangkan karena kedua pasangan mampu mengumpulkan poin sama 10-10. Walhasil, deuce pun terjadi.

Pada saat-saat menegangkan seperti ini, pengalaman Pijet dan Nura sebagai pemain olahrga senior dan kesohor di kalangan Masisir sangat membantu. Hal ini dibuktikan dengan kemenangan keduanya dalam duel deuce itu.

Mampu mengejar ketertinggalan menjadi 1-2, Pijet dan Nura tetap tampil fokus. Set keempat ini kembali menemui deuce. Dan, lagi-lagi kematangan Pijet dan Nura mengantarkan mereka mampu membuat kedudukan seri 2-2.

Pada set kelima yang merupakan babak penentuan siapa yang berhak melaju ke langkah selanjutnya, pertandingan berjalan makin seru. Untuk ketiga kalinya berturut-turut, kedua pasangan memaksakan perebutan kemenangan melalui deuce. Dan, kembali pasangan KSW memenangkan duel super ketat ini setelah keduanya mampu mengecoh pasangan KSMR.


Voli Putri Kandas

Tak pelak, kemenangan inipun disambut gembira oleh kedua pemain dan juga offisial serta supporter KSW. Kemenangan ini dapat sedikit melipur lara beberapa saat sebelumnya, dimana tim voli putri KSW gagal melaju ke final.

Kira-kira satu jam sebelumnya, memang tim voli putri KSW harus kandas di tangan tim voli putri SIC. Diakui banyak pihak, sebenarnya permainan tim KSW sudah sangat bagus. Hanya saja, karena hampir semua double passing yang dilakukan tim SIC selalu disahkan wasit, KSW harus gigit jari setelah kalah 1-3.(aghi)

Griya Jateng, 23 Juli 2006

Sunday, July 23, 2006

Tetap Semarak, Pekan Ilmiah KSW Hari Kedua



Kelompok Studi Walisongo kembali menunjukkan perhatiannya yang besar terhadap pengembangan intelektual mahasiswa Indonesia di Mesir. Setelah sukses dengan pekan ilmiah hari pertama pada Senin (17/7/2006) petang, Departemen Pendidikan KSW kembali menggelar pekan ilmiah, untuk hari yang kedua.

Sabtu (22/7/2006) sore, Aula Griya Jawa Tengah kembali didatangi para mahasiswa yang concern terhadap kajian ilmiah. Pekan ilmiah hari kedua, menampilkan 4 pembicara sekaligus, sebagaimana pekan ilmiah hari pertama.

Dimulai sejak pukul 18.00, diskusi panel yang dipimpin oleh Agus Salim langsung mempersilakan panelis pertama untuk menyampaikan tulisannya. M. Yunus, Lc., mahasiswa program pasca sarjana Fakultas Dirasat Islamiyyah Universitas Al-Azhar, menyampaikan makalahnya yang berjudul "Maqashid Syari'ah; Logos Epistemologi Islam". Makalah sejumlah 21 halaman yang sudah dibagikan kepada hadirin ini disampaikannya secara ringkas sekitar 20 menit.

Berikutnya, M. Anis Masduki yang asli Yogyakarta mempresentasikan makalah berjudul "Inklinasi Metafisik dalam Maqashid Syari'ah". Calon sarjana syari'ah Islamiyyah Universitas Al-Azhar ini memang terkenal memiliki pemikiran yang liberal dan progresif. Maka saat gilirannya menyampaikan makalah, dengan entengnya dia mengungkapkan bahwa hukum mestinya dirasionalisasikan dengan konteks kesadaran yang memang terus berkembang.

Anis memang sangat bertolakbelakang 'aliran' dibandingkan dengan pemakalah ketiga, Zawawi Abdul Wahid, Lc. Saat menyampaikan makalah bertajuk "Tsawabit wa Mutaghayyirat dalam Perspektif Imam Syathibi", pria yang tinggal menunggu tanggal ujian thesis magister ini mengungkapkan, bahwa beberapa hukum ditentukan berdasarkan ijtihad ulama tertentu. Namun Kang Zawawi, demikian dia akrab dipanggil, menegaskan bahwa para ulama menentukan hukum-hukum tertentu, tidak berdasarkan pertimbangan subyektif semata. Semua sudah berdasarkan alasan-alasan dan penelusuran ilmiah secara matang.

Pembicara keempat, M. Mawhiburrahman, menyampaikan makalah berjudul "Rethinking of Maqashid Syari'ah; Sebuah Jawaban bagi Pergulatan Nilai Humanisme dengan Teks Agama". Dalam penyampaiannya, atas nama humanisme, Mawhib mengetengahkan bahwa nikah mut'ah bisa saja dijadikan salah satu solusi alternatif atas problematika pergaulan zaman sekarang.

Setelah para panelis mengutarakan pendapatnya masing-masing, hadirin yang lain dipersilakan untuk memberikan pertanyaan atau komentarnya. Namun karena keterbatasan waktu, hanya 5 dari sekitar 25 orang yang berkesempatan mengajukan pertanyaan atau tanggapan. Sekitar pukul 20.30, diskui panel ditutup dan hadirin langsung shalat magrib berjamaah. Menurut panitia, masih akan ada satu lagi diskusi panel yang bakal digelar pada Jumat, 28 Juli 2006 pada jam dan tempat yang sama. Pengumuman itu juga merupakan revisi dari pamflet yang mencantumkan bahwa pekan ilmiah hari ketiga sedianya dilaksanakan pada Sabtu, 29 Juli 2006.(aghi)

Griya Jateng, 22 Juli 2006

Saturday, July 22, 2006

Voli Putra-Putri KSW ke Semifinal



Sabtu (22/7/2006) pagi, tim voli putra KSW memperlihatkan permainan cantik saat mengalahkan tim voli putra KMKM dua set langsung 25-18 dan 25-23. Meski tidak tampil dalam permainan terbaiknya, namun cukup mengundang decak kagum para penonton yang hadir di lapangan Nadi Syabab Hay Ashir.

Tampil tanpa Om Tedy, salah seorang libero andalan yang cukup senior di kalangan dunia voli Masisir, KSW selalu menyerang dengan smash-smash mematikan, atau tipuan mengejutkan. Meski begitu, tidak semua usaha smash KSW menggapai kesuksesan. Bahkan, poin terpaksa beberapa kali diambil lawan karena salah penempatan bola.

Maklum saja, para pemain terlihat ingin cepat-cepat menyelesaikan pertandingan. Hal ini juga diakui oleh kapten tim KSW, M. Zaim alias Qidal. Menurutnya, main pada pertandingan ketiga cukup menguras tenaga karena sinar matahari cukup terik.

Selain itu, secara mental, para pemain KSW juga sedikit mengalami masalah. Hal ini karena pada babak sebelumnya, KSW terpaksa menang WO atas KPJ yang tidak datang ke lapangan. Sedikit banyak, hal ini mempengaruhi mental para pemain KSW, yang merasa tidak mendapat rintangan berarti.

Namun karena porsi latihan yang cukup, para pemain KSW tetap menguasai jalannya pertandingan. Tim lawan, sekali-sekali dapat poin justru karena kesalahan para pemain KSW sendiri. Hal ini patut menjadi bahan evaluasi, sebagaimana yang diutarakan oleh toser andalan KSW dan tim PPMI, Labib Hilmi alias Kacung.

Sementara di sektor putri, tim voli KSW juga langsung menuju babak semifinal karena lawan mereka di babak pertama yakni KPJ juga tidak datang. Pada semifinal yang dijadwalkan Ahad (23/7/2006) pagi, tim voli putri KSW akan menghadapi tim SIC. (aghi)


Griya Jateng, 22 Juli 2006

Thursday, July 20, 2006

Dimulai, Pekan Ilmiah KSW




Sesuai komitmen Dewan Pengurus KSW Periode 2005-2006 dalam memperhatikan bidang keilmuan, pada Senin (17/7/2006) petang di Aula Griya Jawa Tengah digelar Diskusi Panel dalam Pekan Ilmiah hari pertama. Pada diskusi panel itu, 4 pemakalah hadir mempresentasikan tulisan mereka mengenai maqashid syari'ah, grand theme yang diusung Departemen Pendidikan KSW.

Tepat pukul 18.00, diskusi panel dimulai, dibuka oleh MC sekaligus moderator Miqdam Makfi. Pada sambutannya, Koodinator Departemen Pendidikan KSW, Husni Hidayat, mengatakan bahwa diskusi ini merupakan salah satu progam unggulan departemen yang dipimpinnya. Oleh jajarannya, program ini juga amat diperhatikan.

Sementara Agus Hidayatulloh, Ketua KSW, mengatakan bahwa diskusi panel merupakan alternatif dari kajian dwi mingguan yang dalam 2 tahun terakhir semakin menurun pamornya. Kendala kajian dwi mingguan, menurutnya, tidak hanya datang dari penyelenggara, namun memang karena juga semakin menurunnya perhatian sebagian mahasiswa atas kajian intelektual. Oleh karenanya, demi menyiasati merosotnya minat sebagian kalangan dalam kajian dwi mingguan, digelarlah diskusi panel dalam pekan ilmiah ini.

Kelak, kumpulan tulisan yang didiskusikan pada pekan ilmiah ini akan dibukukan. Bahkan menurut rencana, pada pekan ilmiah hari ketiga yang dijadwalkan pada Sabtu, 29 Juli 2006, buku berjudul "Mengetuk Pintu Syari'ah" hasil karya kader KSW akan sekaligus di-launching, menyusul juga telah terbitnya buku kumpulan cerpen bertajuk "Surat Sunyi".

Machmudi Muhson, Lc. (kandidat magister ushul fiqih Universitas Al-Azhar), Wahyudi Abdurrahim, Lc. (peserta program pasca sarjana Institut Studi Islam Zamalek), Nur Ihsan Saleh (mahasiswa tingkat 3) dan Irwan Masduki (mahasiswa tingkat 1), bergantian menyampaikan isi makalhnya dengan bersemangat.

Dalam sesi tanya jawab, audien yang berjumlah sekitar 25 orang juga tak kalah semangat memanfaatkan waktu yang disediakan oleh moderator. Hingga pukul 20.45, sebenarnya diskusi masih berlangsung hangat, namun karena keterbatasan waktu, terpaksa harus disudahi. Namun hal itu tak membuat audien kecewa, apalagi pada pekan ilmiah berikutnya yang bakal digelar pada Sabtu, 22 Juli 2006 di tempat yang sama, panitia sudah menyiapkan 4 makalah yang akan dipresentasikan oleh para penulisnya.(aghi)


Kamar Pojok, 20 Juli 2006

Hari Kedua, KSW Tak Terbendung


KSW mendapatkan jadwal yang cukup melegakan para pemainnya. Di cabang sepakbola, dimana setiap grup terdiri dari hanya 3 tim, memungkinkan adanya satu tim bertanding 2 hari berturut-turut. Beruntung, KSW menempati nomer pertama dalam undian saat masuk grup C. Karena itu, KSW memiliki jeda waktu satu hari sebelum menapaki pertandingan berikutnya.

Pada pertandingan pertama, Kamis (20/7/2006) pagi, KSW langsung tancap gas dan memenangi pertandingan atas KMM dengan skor 1-0. Kemenangan ini tentu saja disambut gembira, karena pada pekan sebelumnya saat pertandingan persahabatan KSW takluk dengan skor mencolok 3-0.

Pertandingan kedua tim berjalan tidak terlalu seimbang, dimana KMM terlihat kesulitan menguasai bola. Meski sempat mengancam gawang KSW, tapi peluang yang ada selalu dapat dipatahkan kiper dan juga kapten tim Habib Maulana. Apalagi, pemain belakang KSW semua fit dan dapat bermain penuh, sehingga semakin menyulitkan KMM memperoleh peluang.

Pun juga pemain KSW, di awal pertandingan sempat terlihat kesulitan mengembangkan permainan. Namun setelah meningkatkan komunikasi yang baik antar pemain, di bawah instruksi duet pelatih yang sama-sama merangkap pemain Shofa-Ari, para pemain KSW kemudian terlihat unggul dalam ball possesion. Meski begitu, untuk mencetak gol, pemain depan KSW juga kesulitan. Hingga pada menit 29, setelah terjadi kemelut di depan gawang, Hilmi dapat menceploskan bola ke gawang KMM.

Pada babak kedua, permainan kedua tim tak terpaut jauh dengan penampilan di babak pertama. Walhasil, sampai wasit meniup peluit panjang, KSW tetap unggul satu gol atas KMM.

Lawan Voli Tak Datang

Sementara di Nadi Syabab Madrasah Hay Ashir, tim voli putra KSW yang sedang semangat-semangatnya bertanding menghadapi Indonesian Games VI ini, terpaksa gigit jari karena KPJ yang seharusnya menjadi lawan mereka tak hadir.

Dengan ketidakhadiran KPJ ini, tim KSW dinyatakan menang WO dan akan menghadapi KMKM —yang dapat bye di babak awal ini— di perempatfinal. Kecewa tak mendapatkan lawan pada babak pertama ini, para pemain KSW lalu dibagi 2 untuk latih tanding memanfaatkan lapangan yang sudah terlanjur disewa panitia.(aghi)

Kamar Pojok, 20 Juli 2006

Sepi, Pembukaan Indonesian Games VI

Lapangan sepak bola Nadi Mubarak di Hay Sadis kembali didatangi mahasiswa Indonesia. Rabu (19/7/2006) petang, beberapa utusan kekeluargaan hadir atas undangan panitia untuk pembukaan Indonesian Games VI. Panitia pelaksana sebenarnya telah mengundang seluruh ketua kekeluargaan, namun saat upacara pembukaan yang dihadiri oleh pejabat KBRI, hanya nampak 4 orang utusan kekeluargaan di samping masing-masing 11 pemain dari 2 tim yang akan bertanding.

Sekitar pukul 16.30, pembawa acara memulai upacara pembukaan. Mengingat acara yang dimulai sudah terlambat setengah jam dari yang dijadwalkan, pembawa acara pun mempersingkat susunan acara. Usai sambutan dari Presiden PPMI dan perwakilan dari KBRI, Indonesian Games VI lalu dibuka secara resmi oleh Drs. Priyatno, salah seorang pejabat KBRI. Secara simbolis, Drs. Priyatno menendang bola ke gawang yang dijaga oleh salah seorang panitia. Meski sampai terjatuh, tendangan Drs. Priyatno menusuk sisi kanan gawang, tepuk tangan hadirin pun mengiringi dibukanya Indonesian Games VI ini.

Setelah opening ceremony yang berlangsung singkat itu, pertandingan pertama cabang sepakbola dimulai, mempertemukan KMJ dan KEMASS. Nampak para pemain KEMASS menggunakan ban di lengan bertuliskan "TAUFAN", dimana salah seorang teman mereka bernama Muhammad Taufan Khasani sedang terbaring lemas di rumah sakit karena flu tulang. Seperti ingin mendedikasikan permainan terbaik mereka untuk Taufan, perjuangan KEMASS tak sia-sia karena hasil akhir menunjukkan mereka unggul atas KMJ dengan skor 2-1.

Sementara pertandingan kedua yang dijadwalkan berlangsung antara Gamajatim dan KPJ, terpaksa digagalkan. Hal ini mengingat tim KPJ tidak hadir ke lapangan. Menurut panitia, sebelumnya KPJ ingin agar salah seorang anggota istimewanya dapat bermain untuk tim mereka. Hanya saja, sesuai kesepakatan sebelumnya, yang dapat bermain dalam Indonesian Games ini adalah anggota biasa. Mendengar pernyataan demikian dari panitia, KPJ memutuskan tidak hadir ke lapangan. Resikonya, mereka dinyatakan kalah 0-3 dari Gamajatim.

Mahasiswi Dilarang Masuk

Tidak seperti Java Cup II 2005 yang juga dilangsungkan di tempat yang sama, kali ini penonton perempuan dilarang masuk area Nadi Mubarak. Entah karena alasan apa, namun hal ini cukup mengejutkan 3 mahasiswi yang sempat hadir di lapangan.

Yang membingungkan juga, saat melewati pintu gerbang, tidak ada larangan bagi ketiga mahasiswi itu untuk mendekati lapangan tempat dilangsungkannya acara pembukaan dan pertandingan sepakbola. Namun di tengah acara, tiba-tiba ada seorang penontong mengaku membawa pesan dari para penjaga Nadi Mubarak, bahwa mahasiswi dilarang masuk.

Tidak percaya dengan pesan itu, mereka masih asyik saja berada di area lapangan. Baru setelah datang pesan larangan berikutnya, mereka baru sadar bahwa larangan itu benar-benar serius. Walhasil, sebelum dimulainya pertandingan sepakbola itu, mereka sudah meninggalkan area Nadi Mubarak.(aghi)

Kamar Pojok, 20 Juli 2006

Monday, July 03, 2006

Warga KSW Tambah 1 Magister Lagi

Senin (26/6) menjadi hari yang paling indah bagi Ust. Iman Nur Hidayat. Karena pada siang yang cerah itu, staf di BWAKM itu mengujikan tesis magisternya di depan tim penguji dari American Open University, Fakultas Dirasat Islamiyah.

Tesis yang berjudul "Al-Ijarah wan Nasyath at-Tamwili fil Masharif al-Islamiyyah" (Sewa-menyewa dan aktivitas bisnis dalam lembaga keuangan Islam) ini diuji oleh tim yang terdiri dari 2 orang penguji dan seorang pembimbing. Selama hampir 3 jam, tesis ini diulas tuntas oleh tim penguji.

Di depan istri dan 2 orang anaknya, Ust. Iman Nur Hidayat yang berasal dari Magelang ini menjawab dengan tenang dan yakin atas setiap pertanyaan yang diajukan oleh tim penguji. Walhasil, usai sidang tesis ini, tim penguji menggelar rapat kemudian sepakat memberikan nilai "Jayid Jiddan" kepada Ust. Iman Nur Hidayat, MA. Sebelumnya, beberapa bulan yang lalu, istrinya terlebih dahulu menyelesaikan program S2-nya di Universitas Al-Azhar. (aghi)



Griya Jateng, 3 Juli 2006


Mulai Dibagikan, Bantuan untuk Korban Gempa Yogya

Sudah sebulan lebih gempa menghantam Yogyakarta. Namun eksesnya, tentu saja maish terasa sampai sekarang. Menyikapi hal itu, Kelompok Studi Walisongo (KSW) yang belasan anggotanya berasal dari Yogyakarta, bersama organisasi lain membentuk tim peduli bencana itu.

Tim yang terbentuk 2 hari sejak kejadian gempa itu, setelah kira-kira sebulan bekerja, mulai memperlihatkan hasil. Dengan memanfatkan link-link yang dimiliki oleh personal atau organisasi yang terlibat dalam tim, terkumpul dana yang bisa terbilang cukup besar untuk disalurkan kepada para korban.

Di Mesir sendiri, tercatat ada 9 anggota KSW yang rumahnya di Indonesia rusak parah. Bahkan 6 di antaranya sekarang tidak memiliki rumah lagi karena semua bangunan luluh lantak hancur total dan keluarganya kini tinggal di tenda-tenda pengungsian.

Untuk itu, dari hasil pengumpulan tim, ada juga dana yang disalurkan langsung ke keluarga di Indonesia. Karena kerusakan rumahnya tidak sama, maka diklasifikasikan dalam 2 kategori. Kategori pertama yang rumahnya hancur total mendapatkan bantuan masing-masing sebesar Rp. 2.050.000,00. Sementara kategori kedua yang rumahnya hancur sebagian masing-masing mendapatkan Rp. 1.590.000.00. Khusus bantuan yang langsung dikirimkan ke tanah air ini, merupakan jasa besar dari anggota Indonesian Women's Association (IWA) in Cairo.

Selain dana itu, terkumpul dana lain yang jumlahnya lebih dari 18 ribu pound Mesir, atau setara sekitar 29 juta rupiah (sumber: XE.com, 3 Juli 2006). Dana sejumlah itu sendiri belum bisa dikatakan berhenti pemasukannya, karena kadang masih ada saja dana masuk, meski jumlahnya tak terlalu besar. Sementara laporan pasti hasil penggalangan dari semua sektor akan dilaporkan oleh tim kepada PPMI dan juga dipublikasikan secara transparan.

Untuk distribusi dana ini, rencananya akan dilakukan secara bertahap, sebagai bantuan beasiswa tiap bulan. Setelah dikalkulasi, dana itu kiranya cukup untuk diberikan tiap awal bulan selama satu tahun. Untuk klasifikasi penerima dana ini, dipisahkan menjadi 3 kategori.

Bagi mereka yang sudah menerima beasiswa Al-Azhar atau lainnya, tiap bulannya mendapatkan 125 pound. Bagi yang selama ini tak mendapatkan beasiswa dari manapun dan hanya bergantung dari kiriman orang tua untuk menghidupi diri, mendapatkan bantuan 225 pound per bulan. Demikian juga mereka yang sudah berkeluarga di Mesir, mendapatkan 225 pound juga di tiap awal bulan selama setahun. (aghi)


Griya Jateng, 3 Juli 2006

Telah Terbit, Buku Antologi Cerpen KSW



Dahaga Kelompok Studi Walisongo (KSW) akan penerbitan buku terobati sudah. Setelah hampir 2 tahun tak dapat menelurkan satupun buku karya mandiri, kini warga KSW boleh berbangga setelah terbitnya buku antologi cerita pendek berjudul "Surat Sunyi".

Buku setebal 160 halaman termasuk pendahuluan dan indeksnya ini, memuat 15 cerpen dari 13 penulis. Semua penulis dalam buku ini adalah tentunya kader KSW yang giat dalam bidang sastra. Bahkan beberapa di antaranya bisa dikatakan cukup profesional menekuni dunia tulis-menulis. Sebut saja nama Arif Friyadi, yang baru beberapa saat lalu menerbitkan novel pertamanya berjudul "Ketika Kabut Cinta Menepis". Remaja asal Kudus ini juga baru saja meloloskan novelnya dalam 15 besar finalis sebuah festival novel nasional yang diselenggarakan sebauh penerbit terkenal di Solo.

Nama lain, Arif Kurniawan atau yang akrab dipanggil Achoer, juga tidak bisa dianggap remeh. Sebelum tulisannya menghiasi buku Surat Sunyi ini, dia telah tiga kali menerbitkan karya pribadi. Dia juga aktif menerbitkan sebuah buletin bernama "Suara Gami", yang terbit secara mandiri. Di luar dua nama itu, tulisan dari beberapa nama lain juga sering menghiasi halaman-halaman sastra perbuletinan Kairo.

Proses pembuatan buku yang idenya sudah bergulir sejak November silam itu, dipimpin oleh M. Edo Sukma Wardana, yang baru beberapa saat sebelumnya ikut menukangi terbitnya buku sastra "Apa Kabarmu di Alam Sana" (Afkar-Mouria Press, 2005).

Meski masih dalam cetakan terbatas karena permasalahan finansial, penerbitan buku ini diharapkan bakal semakin menggugah mahasiswa untuk kian rajin berkreasi. Terutama dalam hal kepenulisan, mengingat dengan menulis kemampuan yang ada dalam diri seseorang dapat tercurahkan dan lebih memberikan manfaat pada khalayak ramai.

Menurut redaksi buku ini, bagi yang ingin mendapatkan buku ini dapat menghubungi Arif Friyadi melalui email arif_friyadi@yahoo.com. (aghi)



Griya Jateng, 3 Juli 2006