Monday, May 29, 2006

Terbentuk, Tim Peduli Yogya di Kairo

Cobaan seperti tiada henti menggelayuti bangsa Indonesia. Belum selesai pemulihan akibat gempa dan tsunami yang menerjang Aceh satu setengah tahun lalu, kini Indonesia kembali menangis demi mengetahui gempa tektonik mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya.

Gempa berkekuatan 6,2 skala richter itu meluluhlantakkan sekitar 80% perumahan penduduk Kabupaten Bantul, yang merupakan daerah paling selatan dari Provinsi DIY, dan paling dekat dengan pusat gempa. Tidak hanya korban jiwa yang hingga saat ini sudah ditemukan sekitar 3000 jenazah, tapi juga segala harta-benda milik masyarakat Yogya dan sekitarnya ikut hancur atau tertelan bumi dan reruntuhan bangunan.

Menyikapi kejadian ini, Kelompok Studi Walisongo, yang merupakan organisasi mahasiswa di Kairo yang anggotanya berasal dari Jawa Tengah dan DIY, merasa turut berduka dan berharap bisa meringankan beban korban.

Gayung bersambut, ternyata banyak juga organisasi kemahasiswaan di Kairo yang juga memiliki perasaan yang sama. Hari kedua pasca bencana, pada Ahad (28/5/2006), KSW bersama PPMI, PCI-NU, PCI Muhammadiyah dan PIP-PKS menggelar pertemuan guna menyiapkan dan menyatukan langkah dalam rangka membantu meringankan beban korban gempa yang terjadi pada Sabtu (27/5/2006) pagi sekitar pukul 05.54 itu.

Organisasi-organisasi itu sepakat membentuk sebuah tim bernama Tim Peduli Bencana Yogyakarta. Menurut rencana, program pertama yang dilakukan tim ini adalah mengadakan shalat gaib. Senin (29/5/2006) sore menurut rencana akan langsung diadakan shalat gaib bersama di Aula Griya Jateng, H-10, Nasr City, mengundang seluruh mahasiswa Kairo, terutama mereka yang tidak menghadapi ujian pada hari berikutnya. Karena patut diketahui, masa-masa akhir Mei hingga pertengahan Juni, mahasiswa Indonesia di Kairo yang jumlahnya hampir mencapai angka 4000, sebagian besar tengah mengahadapi ujian akhir di fakultasnya masing-masing.

Selain mengadakan shalat gaib, tim ini juga akan mendata mahasiswa Yogyakarta dan sekitarnya, yang keluarganya terkena bencana gempa itu. Karena menurut catatan KSW, sedikitnya ada 14 anggotanya yang berasal dari daerah Yogyakarta. Bahkan di antara mereka, diketahui ada yang rumahnya sudah rata dengan tanah.

Diharapkan setelah data terkumpul, nantinya dapat dilakukan penggalian dana, agar dapat membantu —terutama— mereka mahasiswa asal Yogya yang keluarganya terkena gempa.

Merujuk pengalaman pada tim peduli Aceh satu setengah tahun silam, diharapkan juga tim ini dapat menggelar kerjasama dan mengetuk hati para dermawan Mesir, sehingga dapat meringankan beban keluarga korban gempa Aceh yang sedang menuntut ilmu di Mesir ini.

Dalam pertemuan itu, disepakati pembagian tugas antar utusan organisasi yang turut mendukung tim ini. Selain itu, tim ini juga tidak menutup kemungkinan adanya menerima relawan dari organisasi lain untuk ikut bergabung.

Untuk memudahkan koordinasi, tim ini membentuk beberapa pos kontak person agar mudah dihubungi. Mereka adalah Agus Hidayatulloh (Ketua KSW) bisa dihubungi di 4099113 atau 0103798835, Ust. Abdul Manaf (Ketua Tim) 2721371/0106897459, PPMI 4048719/0106158928, Ust. Rafi'i (Bendahara Tim) 4120691/0101051639 dan PCIM 2877897/0109766176.[]