Tuesday, May 30, 2006

Di Kairo, Shalat Gaib Korban Yogya Diikuti Ratusan Orang


Aula Griya Jateng seluas 120 meter persegi, tampak masih tak cukup menampung ratusan mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Mesir yang antusias mengikuti rangkaian shalat gaib untuk korban gempa Yogyakarta. Sejak Senin (29/5/2006) sore, banyak orang berbondong-bondong datang ke Griya Jateng, basecamp Kelompok Studi Walisongo, organisasi perkumpulan mahasiswa asal Jateng dan DIY.

Hingga saat adzan magrib, sebenarnya baru tampak sekitar 80 orang yang kemudian mengikuti shalat magrib berjamaah. Namun saat digelarnya pembacaan bersama surat yasin usai shalat magrib, aula di lantai satu itu mulai sesak. Surat yasin dibaca bersama-sama memang diniatkan juga untuk menunggu mereka yang belum hadir untuk mengikuti shalat gaib.

Setelah pembacaan yasin, mulai digelarlah rangkaian acara yang juga mewarnai agenda utama shalat gaib itu. Dimulai dengan sambutan oleh Wakil Presiden PPMI Mesir yang disampaikan Arif Maschun, Lc., acara dilanjutkan sambutan Ketua Tim Peduli Bencana Yogyakarta, Ust. Abdul Manaf Panjaitan, Lc. Dalam sambutannya, ketua tim menyampaikan runtutan terbentuknya tim itu dan program-program yang hendak dijalankan, termasuk agenda utama membantu meringankan beban mahasiswa asal Yogya yang rumahnya di tanah air banyak yang rusak parah.

Abu Jahid, mahasiswa asal Bantul yang kini tengah menyelesaikan thesis magisternya di sebuah universitas di Sudan, menceritakan bahwa tiga rumahnya di Bantul luluh lantak rata dengan tanah. Beruntung, para penghuninya yang kala gempa terjadi sedang i'tikaf di masjid usai shalat subuh, semuanya selamat. Meski tak ada korban jiwa dalam keluarganya, tentu saja Abu Jahid sedih, meski itu tak tampak karena Abi Jahid juga terlihat tabah.

Selain dia, Mukhlis Rahmanto, asal Bantul juga, diminta memberikan gambaran mengenai keadaan keluarganya di tanah air. Hampir sama dengan Abu Jahid, rumah Mukhlis juga rata dengan tanah, meski tak ada korban jiwa pada keluarganya. Setelah sambutan dari para penyelenggara acara itu, seorang perwakilan dari KBRI juga diperkenankan memberikan sambutan.

Danang Waskito, pejabat di Bidang Penerangan KBRI Kairo, mengungkapkan bahwa semua harus tabah menghadapi segala cobaan yang seperti tak habis menimpa bangsa Indonesia. Bapak satu anak ini juga menjelaskan bahwa KBRI Kairo turut menggelar rapat untuk membahas bencana yang terjadi di Yogya pada Sabtu (27/5) pagi itu.

Usai sambutan-sambutan, Direktur Lembaga Kajian Sosial dan Kemasyaratan RUHAMA, Ust. Taesir Azhar, Lc. memberikan beberapa tausiyah, agar semua bersabar menghadapi setiap ujian yang diberikan oleh Allah Swt. Saat itu, aula Griya Jateng sudah penuh oleh sekitar 250 mahasiswa dan masyarakat Indonesia, bahkan meluber hingga ke luar ruangan.

Acara berikutnya, pemutaran slide-show beberapa foto yang berkaitan musibah Yogya dan Klaten. Dengan tekonologi LCD Proyektor, tampak gambar-gambar yang menyayat hati, bagaimana gempa berkekuatan 5,9 skala richter itu merusak hampir seluruh sendi kehidupan Yogya dan Klaten, dan terutama Kabupaten Bantul.

Setelah beberapa menit menampilkan gambar-gambar itu, panitia langsung membagikan kotak amal untuk sekadar berbagi, dalam rangka turut saling membantu antar sesama manusia. Kotak amal itu sendiri berhasil mengumpulkan dana lebih dari 1200 pound Mesir.

Setelah itu, diadakan shalat isya berjamaah dan dilanjutkan shalat gaib. Mengingat masa-masa ujian yang tengah mendampingi kebanyakan hadirin, acara langsung ditutup dan mahasiswa kembali belajar di rumah masing-masing, karena ada juga yang esok siangnya harus berkutat dengan soal-soal ujian. Sementara Tim Peduli Bencana Yogyakarta kembali rapat untuk menetukan langkah berikutnya.[]


Griya Jateng, 30 Mei 2006

Tulisan di atas juga tersajikan dalam Suara Merdeka Cyber News,
http://www.suaramerdeka.com/cybernews/harian/0605/30/int2.htm
dengan versi sbb:

Internasional
Selasa, 30 Mei 2006 : 22.46 WIB
Di Kairo, Shalat Gaib Korban Gempa Diikuti Ratusan Orang

Kairo, CyberNews. Shalat gaib untuk mendoakan korban gempa bumi Yogyakarta dan Jawa Tengah di Kairo diikuti ratusan orang WNI. Mereka rata-rata adalah mahasiswa Indonesia yang sedang menmpuh pendidikan di Mesir.

Shalat ghaib diselenggarakan d Aula Griya Jateng seluas 120 meter persegi. Ratusan mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Mesir tampak antusias mengikuti rangkaian shalat gaib untuk korban gempa bumi. Sejak Senin (29/5) sore, banyak orang berbondong-bondong datang ke Griya Jateng, basecamp Kelompok Studi Walisongo, organisasi perkumpulan mahasiswa asal Jateng dan DIY.

"Hingga saat adzan magrib, sebenarnya baru tampak sekitar 80 orang yang kemudian mengikuti shalat magrib berjamaah. Namun saat digelarnya pembacaan bersama surat yasin usai shalat magrib, aula di lantai satu itu mulai sesak. Surat yasin dibaca bersama-sama memang diniatkan juga untuk menunggu mereka yang belum hadir untuk mengikuti shalat gaib," ujar Agus Hidayatulloh, Ketua Kelompok Studi Walisongo (KSW) Mesir yang menjadi penyelenggara acara.

Setelah pembacaan yasin, ujar Agus, mulai digelarlah rangkaian acara yang juga mewarnai agenda utama shalat gaib itu. Dimulai dengan sambutan oleh Wakil Presiden PPMI Mesir yang disampaikan Arif Maschun, Lc., acara dilanjutkan sambutan Ketua Tim Peduli Bencana Yogyakarta, Ust. Abdul Manaf Panjaitan, Lc.

Dalam sambutannya, ketua tim menyampaikan runtutan terbentuknya tim itu dan program-program yang hendak dijalankan, termasuk agenda utama membantu meringankan beban mahasiswa asal Yogya yang rumahnya di tanah air banyak yang rusak parah.

Abu Jahid, mahasiswa asal Bantul yang kini tengah menyelesaikan thesis magisternya di sebuah universitas di Sudan, menceritakan bahwa tiga rumahnya di Bantul luluh lantak rata dengan tanah. Beruntung, para penghuninya yang kala gempa terjadi sedang i'tikaf di masjid usai shalat subuh, semuanya selamat. Meski tak ada korban jiwa dalam keluarganya, tentu saja Abu Jahid sedih, meski itu tak tampak karena Abi Jahid juga terlihat tabah.

Selain dia, Mukhlis Rahmanto, asal Bantul juga, diminta memberikan gambaran mengenai keadaan keluarganya di tanah air. Hampir sama dengan Abu Jahid, rumah Mukhlis juga rata dengan tanah, meski tak ada korban jiwa pada keluarganya. Setelah sambutan dari para penyelenggara acara itu, seorang perwakilan dari KBRI juga diperkenankan memberikan sambutan.

Danang Waskito, pejabat di Bidang Penerangan KBRI Kairo, mengungkapkan bahwa semua harus tabah menghadapi segala cobaan yang seperti tak habis menimpa bangsa Indonesia. Bapak satu anak ini juga menjelaskan bahwa KBRI Kairo turut menggelar rapat untuk membahas bencana yang terjadi di Yogya pada Sabtu (27/5) pagi itu.

Usai sambutan-sambutan, Direktur Lembaga Kajian Sosial dan Kemasyaratan RUHAMA, Ust. Taesir Azhar, Lc. memberikan beberapa tausiyah, agar semua bersabar menghadapi setiap ujian yang diberikan oleh Allah Swt. Saat itu, aula Griya Jateng sudah penuh oleh sekitar 250 mahasiswa dan masyarakat Indonesia, bahkan meluber hingga ke luar ruangan.

Acara berikutnya, pemutaran slide-show beberapa foto yang berkaitan musibah Yogya dan Klaten. Dengan tekonologi LCD Proyektor, tampak gambar-gambar yang menyayat hati, bagaimana gempa berkekuatan 5,9 skala richter itu merusak hampir seluruh sendi kehidupan Yogya dan Klaten, dan terutama Kabupaten Bantul.

Setelah beberapa menit menampilkan gambar-gambar itu, panitia langsung membagikan kotak amal untuk sekadar berbagi, dalam rangka turut saling membantu antar sesama manusia. Kotak amal itu sendiri berhasil mengumpulkan dana lebih dari 1200 pound Mesir.

( mh habieb shaleh/Cn08 )


No comments: