Wednesday, June 04, 2008
TRIM Comm Selenggarakan Pelatihan Penyuntingan di Jakarta
Bertempat di Hotel Alia, Cikini, Jakarta Pusat, TRIM Communication yang berpusat di Bandung menyelanggarakan pelatihan penyuntingan, Selasa (3/6). Acara bertajuk Fundamental of Book Editing (FOBE) ini dimulai sejak pukul 08.30 di Ruang Anggrek hotel yang berhadapan dengan Taman Ismail Marzuki itu.
Lima puluh orang peserta dari berbagai lembaga begitu bersemangat mengikuti jalannya acara. Dari lima puluh peserta, para editor dari kelompok penerbit Agromedia Group tampak mendominasi karena mengirimkan dua puluh orang. Sementara itu, penerbit lain maksimal mendelegasikan tiga orang, termasuk di antaranya P.T. Pena Pundi Aksara. Tampak juga beberapa orang dari kalangan umum serta perguruan tinggi, seperti guru dan dosen dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Universitas Islam Empat Lima (Unisma) Bekasi.
Narasumber seluruh materi pelatihan ini hanya satu orang, yaitu Bambang Trim, yang juga merupakan owner TRIM Comm. Sebagai praktisi buku yang telah menulis lebih dari enam puluh judul buku, Bambang dengan lugas menyampaikan seluruh materi pelatihan. Materi yang diberikan pada pelatihan ini sebanyak lima paket.
Pertama, materi orientasi karier. Sebelum masuk ke dalam teknis penyuntingan, Bambang menjelaskan pentingnya keberadaan visi dan misi seorang penyunting atau editor. Selain itu, Bambang juga mengurutkan jenjang karier editor mulai dari Chief Editor sampai Copyeditor.
Materi kedua adalah dasar-dasar penerbitan buku. Hal ini juga patut diketahui editor agar bisa memetakan keinginan pembaca. Dalam buku panduannya yang ringkas tapi padat, Bambang menuliskan beberapa wawasan yang juga harus diketahui oleh editor, seperti proses penerbitan buku, struktur sebuah usaha penerbitan yang ideal, dan karakteristik pembaca.
Ketiga, dasar-dasar editing. Pada materi ketiga ini, Bambang menjelaskan minimal lima belas keahlian yang seharusnya dimiliki oleh seorang editor. Selain ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tata bahasa Indonesia, menurutnya, editor sebaiknya juga menguasai teknik lay-outing naskah. Hal ini dimaksudkan agar pengerjaan editing sesekali juga bisa dilakukan langsung di komputer menggunakan format lay-out yang biasa dilakukan tim desainer.
Pada sesi keempat, Bambang mempresentasikan materi praediting. Perencanaan editing menjadi bahasan paling penting dalam sesi keempat ini. Setelah itu, dilanjutkan dengan membahas materi kelima, praktik editing. Meski bertajuk praktik editing, tetapi materi kelima ini tetap saja lebih banyak mengetengahkan teori-teori penyuntingan. Meskipun begitu, peserta memang sempat dua kali diminta menyunting contoh naskah dua halaman yang disertakan di lembar makalah.
Acara ditutup pada pukul 17.30, lalu dilanjutkan dengan pemilihan "ketua kelas" sebagai follow-up agar para peserta tetap bisa saling kontak. Setelah itu, panitia mempersilakan peserta untuk berfoto bersama narasumber.[]
Ruang Produksi Buku, 4 Juni 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment