Ribuan WNIO yang ditahan di Rudenim Syumaisi kini berada di bawah kewenangan pemerintah Arab Saudi. Namun, mengingat persiapan awal yang hanya akan menampung 3000 warga asing ilegal, distribusi makanan dari pemerintah Saudi kepada tahanan pun agak tersendat. Apalagi, warga Indonesia saja jumlahnya hampir mencapai angka 8.000.Karena itu, pihak KJRI Jeddah menyiapkan bahan makanan tambahan untuk dapat dibagikan kepada WNIO yang ada di Rudenim Syumaisi. Air mineral, makanan, dan obat-obatan secara bergantian dibagikan ke blok-blok tahanan yang dihuni WNIO.Sayangnya, terkadang pembagian makanan tidak dikoordinir langsung oleh sipir. Sipir di beberapa blok memang memperbolehkan petugas KJRI untuk membagikan langsung ke tangan WNIO, sementara di blok lainnya dibagikan oleh para sipir itu.Sayangnya, beberapa kejadian menunjukkan sipir hanya menaruh makanan di dekat pintu, lalu para tahanan mengambil makanan sendiri-sendiri. Dalam hal ini, sangat disayangkan karena beberapa WNIO mengeluh tidak kebagian jatah, padahal jumlah yang dibawakan sudah disesuaikan dengan jumlah penghuni blok tersebut. Tadi malam, Jumat (8/11), malah ada satu blok yang berisi 68 orang kekurangan sampai 24 box nasi. Hal itu disinyalir karena ada beberapa WNIO yang mengambil jatah temannya.Untuk itu, KJRI mengimbau para WNIO untuk mengedepankan tenggang rasa kepada sesama, terlebih sama-sama tengah berada dalam tahanan yang tidak memungkinkan untuk membeli makanan atau jajanan.[]
kjrijeddah, 9 nov 2013
Sejak menjelang berakhirnya masa amnesti di Arab Saudi (3/11), KJRI Jeddah terus berusaha menenangkan para WNI overstayer (WNIO) di Jeddah. Mengingat banyak info liar yang beredar di antara masyarakat WNIO, KJRI menugaskan sedikitnya 10 orang staf untuk menelpon WNIO agar mereka tetap tenang meskipun masa amnesti sudah berakhir.
Dalam telpon itu, WNIO diberi tahu mengenai kebijakan Arab Saudi terhadap warga asing overstayer. Sesuai pengumuman resmi pemerintah Saudi, warga asing overstayer yang ditangkap akan dibawa ke Rudenim Syumaisi. Perwakilan-perwakilan atau konsul negara asing pun sudah diajak untuk melihat rudenim tersebut, sekitar 40 km dari Jeddah menuju Mekkah.
Rudenim tersebut sama sekali tidak terlihat seperti penjara, sebagaimana dikhawatirkan para WNIO, tetapi lebih mirip penampungan, dilengkapi ranjang tingkat, selimut, dan kipas angin, bahkan sebagian gedung menggunakan AC.
Untuk itu, WNIO yang tidak sempat menyelesaikan dokumen pemutihannya sampai akhir amnesti, tidak perlu takut atau panik. Apalagi, konsul-konsul negara asing juga diberi ruang kantor di area rudenim seluas 500 hektar itu. Dengan demikian, KJRI Jeddah dapat lebih mudah membantu menyiapkan dokumen WNIO yang akan dideportasi.
Penelponan itu perlu dilakukan untuk meng-counter isu-isu tak berdasar mengenai "pemulangan gratis" atau "pemenjaraan" bagi WNIO.
Selain penelponan itu, nomor hp ke-10 petugas itu juga dengan cepat tersebar di antara para WNIO. Ke-10 petugas itu pun dengan telaten menjawab satu persatu WNIO penelpon yang umumnya sempat mendengar isu-isu liar yang disebarkan orang-orang tak bertanggung jawab.[]
kjrijeddah, 7 Nov 2013