Tepat hampir setahun lalu, beberapa anggota legislatif di tingkat pusat, yang tergabung dalam Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI menjalani kunjungan kerja ke Kairo, Mesir. Saat itu adalah masa ramai-ramainya penolakan persatuan mahasiswa Indonesia di luar negeri akan kehadiran anggota dewan ke negara dimana mereka menimba ilmu.
Setelah menjadi bahan pergunjingan di Eropa, kedatangan anggota DPR RI di Mesir pun tak luput dari sorotan media. Seakan tak mau kalah dengan organisasi-organisasi mahasiswa Indonesia di Eropa, mahasiswa di Mesir pun ketika itu membuat pernyataan penolakannya. Melalui PPMI Mesir, para aktifis mahasiswa menolak kedatangan anggota DPR itu. Malah Presiden PPMI Mesir mengirimkan surat kepada pimpinan DPR untuk menegur para anggota dewan yang keluyuran ke luar negeri dengan uang negara.
Tahun ini, kembali Mesir didatangi rombongan anggota DPR. Rombongan anggota legislatif lintas fraksi dan lintas komisi ini, berjumlah 17 orang. Kedatangan mereka kali ini adalah dalam rangka studi banding pelayanan ibadah haji.
Bedanya, tahun ini kedatangan anggota dewan yang terhormat itu tak menuai pro-kontra. Baik di media-media tanah air apalagi di kalangan mahasiswa Indonesia di Mesir, tak ada yang yang menyulutkan suara keberatan. Bahkan kontras dengan pendahulunya, jajaran pengurus PPMI menemui ketua rombongan dan sempat berdialog.
Dari dialog itu, diketahui anggota rombongan adalah mereka yang duduk sebagai Pansus RUU Haji. Awalnya, pengurus PPMI berharap rombongan DPR dapat berdialog dengan mahasiswa secara umum dan massal. Namun dijawab oleh ketua rombongan, bahwa jadwal anggota DPR di Mesir padat, sehingga dengan berat hati keinginan untuk bertatap muka langsung itu tak dapat dikabulkan.
Maka yang terjadi, pertemuan hanya bisa dilakukan antara ketua rombongan, yang juga merupakan anggota Fraksi Partai Golkar, dengan jajaran pengurus teras PPMI, ditambah Ketua MPA dan Ketua BPA. Dari pertemuan tersebut, rombongan DPR juga meminta masukan dari mahasiswa. Sayang, di antara pucuk pimpinan PPMI itu, tak ada satu pun yang pernah menjadi temus haji. Padahal, mahasiswa Kairo sangat diharapkan masukannya dalam hal ini.
Namun, dialog bilateral ini tetap berjalan hangat. Banyak masukan-masukan yang sempat dikomunikasikan di antara kedua belah pihak. PPMI juga sempat menanyakan, kenapa Pansus RUU Haji ini tidak studi banding ke Malaysia yang pelayanan hajinya terlihat lebih tertib. Dijawab oleh ketua rombongan RUU Pansus Haji itu, bahwa jamaah haji Malaysia jumlahnya jauh lebih sedikit, jadi kurang cocok dijadikan perbandingan. Sedangkan Mesir, termasuk 3 besar jumlah jamaah haji, setelah Indonesia dan Turki.
Dari studi banding yang dilakukan, ternyata kewenangan pelayanan ibadah haji di Mesir lebih banyak berada di institusi Departemen Dalam Negeri. Meski di sisi lain tetap bekerjasama dengan pihak terkait, seperti Kementerian Pariwisata (untuk penyediaan transportasi), Kementerian Wakaf dan yang lainnya. Bahkan diakui oleh pemerintah Mesir sendiri, mereka masih belum bisa maksimal dalam melayani jamaah haji.
Oleh PPMI, dijelaskan pula bahwa kelihatannya pelayanan haji di Mesir lebih banyak dilakukan oleh swasta. Mahasiswa Indonesia yang setiap tahunnya berjumlah ratusan berangkat haji juga mendaftar melalui travel-travel. Cukup banyak hal yang dapat disampaikan PPMI pada ketua rombongan.
Selain para pejabat teras PPMI, kedatangan anggota DPR ini juga dimanfaatkan oleh mahasiswa lainnya. Kamis (7/12/2006) malam, terlihat cukup banyak mahasiswa Indonesia bercengkerama di lobi Sheraton Cairo Hotel, tempat para anggota DPR menginap. Saat ditanya, ada yang mengaku sebagai kerabat ataupun teman lama anggota legislatif, juga hubungan afiliasi organisasi.
Dari kalangan aktifis organisasi, tampak beberapa pengurus Wisma Nusantara, pengurus Kesepakatan Mahasiswa Minang (KMM) dan aktifis PKB Mesir. Pengurus KMM yang saat itu sedang menuju lift di lantai 1, mengatakan mereka hendak menemui anggota DPR yang berasal dari Sumatra Barat. Selain itu, di lobi hotel tampak juga pengurus PKB Mesir bercakap-cakap cukup serius dengan Helmy Faishal Zaini, yang memang anggota Fraksi PKB di DPR. Ternyata, kedatangan anggota DPR belum tentu tak memberi manfaat; entah besar atau kecil.[]
Bawabah Tiga, 9 Desember 2006
No comments:
Post a Comment