Beberapa waktu lalu, pemerintah Mesir berinisiatif mengundang semua faksi yang ada di Palestina untuk duduk bersama di Cairo. Rencananya, pertemuan itu akan diadakan dalam satu hingga dia pekan ke depan. Pertemuan itu sendiri akan membahas sedikitnya tiga hal penting terkait kondisi yang ada di Palestina kini.
Agenda utama pertemuan adalah reformasi dalam tubuh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Karena belakangan, sepeninggal wafatnya mendiang Yaser Arafat, PLO memang sering kurang akur sendiri di internal. Diharapkan dengan reformasi PLO, semua faksi yang ada di Palestina dapat diakomodasi. Sehingga PLO benar-benar bisa dijadikan ajang bersatunya semua faksi yang ada.
Selain itu, rencananya akan dibahas juga masalah usaha perdamaian dengan Israel. Hal inilah yang selama ini menjadi pangkal konflik di internal PLO sendiri. Faksi Hamas yang memenangi pemilu terakhir, sejak awal memang tak mengenal kata damai dengan pendudukan Israel. Sementara Fatah, yang pada tahun-tahun sebelumnya lebih banyak memegang kendali pemerintahan, terlihat lebih lentur mengahadapi Israel.
Adanya pertentangan di internal Palestina ini menjadikan usaha banyak negara yang turun tangan mendamaikan Palestina dan Israel menjadi makin berat. Karenanya, dengan usaha mengundang seluruh faksi Palestina yang ada, Mesir mengharapkan dicapai titik temu untuk meneruskan usaha perdamaian Palestina-Israel khususnya dan Timur Tengah pada umumnya.
Agenda lain yang dijadwalkan dalam pertemuan Cairo mendatang, adalah usaha meredakan dan menyelesaikan konflik berkepanjangan antar sayap keras masing-masing faksi. Sebagaimana diketahui, belakangan justru terjadi baku tembak antar warga Palestina. Tentu saja hal ini mengundang keprihatinan dunia internasional.
Pimpinan masing-masing faksi pun sadar hal ini justru menjadi kampanye negatif dalam menarik dukungan interasional untuk perjuangan Palestina. Jika pimpinan atau utusan faksi bisa duduk bersama membicarakan hal ini, diharapkan akar rumput yang selama ini melakukan bentrok fisik bisa juga menahan untuk tidak saling menyerang. Sehingga kondisi politik yang stabil bisa digunakan sebagai pijakan kuat menuju negara Palestina merdeka.
Kepada koran Al-Akhbar, sebuah sumber Palestina menyatakan menyambut baik usaha Mesir ini. Apalagi, Mesir tak menyertakan syarat apapun bagi para calon peserta pertemuan dari faksi-faksi itu. Sumber tersebut meyakini undangan itu didasari keinginan kuat Mesir untuk melihat negara tetangganya itu juga aman dan tentram.
Sumber itu juga menyebutkan bahwa para pimpinan faksi Fatah, sejak Ahad (27/5) lalu tengah melakukan pertemuan di Cairo. Diharapkan pada Senin (28/5) ini, pertemuan sudah selesai sehingga kemudian bisa melakukan persiapan untuk pertemuan dengan faksi-faksi lainnya.
Pada kesempatan berbeda, Wakil Perdana Menteri Palestina, Azzam Al-Ahmad yang tengah melakukan kunjungan ke Cairo, mengiyakan pentingnya reformasi dalam tubuh PLO. Menurutnya, sejak awal Mesir memang memberikan perhatian penuh pada PLO, sebagaimana yang pernah ditunjukkanya pada pertemuan bilateral kedua negara tahun 2005 silam.
Azzam menambahkan, kunjungannya ke Cairo guna menemui beberapa pejabat pemerintahan Mesir. Hal ini terkait perkembangan situasi yang terjadi di tanah Palestina. Azzam juga menyebutkan kedatangannya hanya untuk menemui pihak-pihak Mesir terkait, bukan melakukan pertemuan antar tokoh Palestina.
Ditanya mengenai perselisihan antar faksi Palestina yang menyebabkan bentrok fisik, Azzam meyakini bahwa hal itu terjadi juga karena adanya intervensi dan campur tangan pihak eksternal, tanpa menyebut pihak mana yang dimaksud.
Sementara pada kesempatan lainnya, juru bicara Hamas di Cairo menyebutkan pihaknya antusias untuk mengikuti pertemuan yang dimotori pemerintah Mesir itu. Karenanya, saat ini Hamas tengah melakukan persiapan-persiapan untuk menyambut pertemuan Cairo nanti. Hamas berharap pertemuan bisa dilangsungkan di akhir pekan ini atau awal pekan depan.
Selain Fatah dan Hamas, tiga faksi besar lainnya juga menyatakan siap mengikuti pertemuan Cairo. Faksi Al-Jihad, Al-Shabiyah dan Demokrat masing-masing mengaku tengah berada dalam perjalanan menuju undangan Cairo untuk menyongsong pertemuan bersejarah.
Semua masih harus terus dilihat hingga pekan depan, akankah pertemuan yang diharapkan menjadi titik tolak persatuan Palestina bisa mewujudkan angan seluruh rakyat Palestina yang ingin mencicipi udara kemerdekaan. Di tangan para pimpinan faksi itulah nasib sepetak tanah di sudut Timur Tengah itu akan ditentukan kemudian. Apakah bakal menjadi tanah merdeka, atau justru makin terpecah-pecah layaknya ranah Balkan?[]
Agus Hidayatulloh (dari berbagai sumber)
Bawabah Tiga, 28 Mei 2007
No comments:
Post a Comment