Sejak Sabtu (17/5) kemarin, Universitas Al-Azhar di seluruh pelosok Mesir memulai ujian tulis termin kedua secara serentak. Sementara ujian lisan dilaksanakan sesuai kebijakan fakultas masing-masing.
Di Kairo, bus-bus angkutan umum tampak penuh sesak sejak pukul delapan pagi.Para mahasiswa berebut naik bus dari halte-halte yang dilewati kendaraanjurusan kampus Al-Azhar.Di kawasan Nasr City, dimana mayoritas mahasiswaIndonesia berdomisili, ketersediaan bus terasa kurang, sehinggaberdesak-desakan dalam setiap bus terpaksa menjadi pilihan.
Universitas Al-Azhar yang memiliki 62 fakultas yang tersebar di hampir seluruh provinsi di Mesir ini menunjuk tim independen sebagai badan pengawas. Demikian pula dengan pengoreksian hasil ujian, diserahkan kepada orang-orang yang sebelumnya tak berhubungan dengan para mahasiswa. Hal ini untuk menjaga hasil ujian agar benar-benar bebas dari bias dan kecurangan lainnya.
Untuk menghindari kebocoran soal, Rektor Prof. Dr. Ahmed Tayeb menginstruksikan kepada para dosen untuk menyiapkan soal-soal ujian pada pagi hari sebelum ujian dimulai. Demikian juga dengan proses memperbanyak soal-soal tersebut, juga dilakukan beberapa saat sebelum ujian. Meski hanya melalui mesin fotokopi dan barangkali terkesan kuno, namun hal itu jelas sangat aman dari tersebarnya soal-soal sebelum ujian dimulai.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, sejak ujian termin pertama pada Januari lalu seluruh pelaksanaan ujian digelar di gedung-gedung yang tersedia. Sebelum tahun akademik 2006-2007 ini, memang ada beberapa fakultas yang menggelar ujiannya di tenda-tenda darurat untuk mengatasi kekurangan ruang ujian.
Tahun ini, hal itu disiasati dengan dipecahnya jadwal ujian ke hari yang lebih banyak, dengan demikian yang biasanya seminggu ujian 3 hari, tahun ini bisa 2 hari saja. Memang menambah hari pelaksanaan, namun dengan demikian semua ujian bisa digelar di ruang yang ada.
Di sisi lain, panitia ujian Unversitas Al-Azhar juga menunjuk dua buah rumah sakit milik Al-Azhar untuk dipersiapkan bagi kebutuhan darurat. Di RS Husein dan RS Bab Shaariya, terdapat masing-masing satu tim khusus yang siap mengawasi ujian bagi mahasiswa yang sakit. Sehingga jika misalnya ada yang melahirkan di masa-masa ujian, mahasiswi yang bersangkutan tetap dapat mengikuti ujian di RS yang sudah ditunjuk itu. Tentu saja dengan syarat harus mendapat persetujuan dari dekan masing-masing fakultas juga komisi khusus kesehatan.[]
Sumber: pengamatan lapangan dan koran Al-Akhbar edisi 16 Mei 2007
Bawabah Tiga, 20 Mei 2007
No comments:
Post a Comment