Wednesday, August 03, 2016

2nd Lanao Region Stakeholders Meeting


Pada tanggal 21 Juli 2016, TS2 menyelenggarakan 2nd Lanao Region Stakeholders Meeting di TS2 Residence. Pertemuan ini dihadiri oleh wakil-wakil dari PNP, AFP, GPH CCCH, MILF AHJAG, MILF LMT, MILF CCCH, JCMP, GPH LMT, Non-violence Peace Force/NP (CSO), Direktur Pangkadait (CSO), Chairman MOGOP.

Di awal pertemuan, AFP menyebutkan bahwa pihaknya terkadang kesulitan dalam operasi penegakan hukum, misalnya saat mengejar local terrorist group (LTG), seperti Maute Brothers, yang saat dikejar justru memasuki wilayah yang dikuasai MILF. AFP bahkan merasa bahwa MILF terkesan melindungi LTG seperti Maute Brothers itu.

MILF menolak dikatakan melindungi LTG, bahkan menegaskan bahwa MILF juga memiliki kepentingan yang sama untuk memberantas LTG. Terkait keberadaan Maute Brothers di Butig, MILF tidak dapat berbuat banyak karena Maute Brothers telah sejak lama menguasai wilayah itu. MILF juga mempersilakan AFP jika hendak memberantas Maute Brothers yang kebetulan markasnya tidak jauh dari wilayah kekuasaan MILF. Bahkan, MILF sudah pernah meminta kewenangan untuk juga memberantas Maute, tetapi justru belum ada tanggapan/izin dari AFP.

Suasana sempat memanas di antara AFP dan MILF, sebelum terpotong oleh coffee-break. Saat menikmati hidangan di tengah coffee-break, para peserta berbaur dan berbincang santai sehingga suasana mencair kembali.

Di sisi lain, MILF juga mendengar adanya laporan bahwa sebenarnya Maute sengaja “diciptakan dan dipelihara” oleh AFP sehingga kawasan tersebut tampak tidak stabil yang pada akhirnya melegitimasi AFP untuk terus mengawasi kawasan tersebut. Menanggapi hal ini, AFP menyatakan bahwa kabar itu hanyalah rumor dan meminta semua pihak untuk tidak memercayai rumor tersebut.

Adapun NP menyoroti masih bertambahnya jumlah internally displaced persons (IDPs) di daerah-daerah konflik. NP pun meminta MILF dan AFP turut peduli menangani IDPs ini. Dalam hal ini, AFP dan MILF sama-sama menyatakan bahwa IDPs tidak menjadi kewenangan mereka dan menyarankan agar NP dapat membuat permintaan resmi kepada pemerintah daerah setempat agar menanganinya. Demikian halnya dengan kasus terjadinya pembakaran beberapa gedung sekolah.

NP juga menyampaikan concern-nya mengenai tentara dari kalangan anak-anak. NP mengklaim pernah mendapatkan laporan verbal baik dari AFP maupun MILF mengenai anak-anak yang menjadi tentara di kawasan Lanao. Hanya saja, laporan verbal tersebut tidak pernah ditindaklanjuti dengan laporan resmi. Jika betul ditemukan adanya pelanggaran rekrutmen tentara anak-anak, NP mengharapkan agar secepatnya dibuatkan laporan resmi kepada mereka sehingga bisa ditindaklanjuti.

TSL saat menyimpulkan jalannya pertemuan menyatakan bahwa isu-isu yang mengemuka diharapkan dapat diselesaikan pihak-pihak terkait. TSL menegaskan bahwa pihaknya, sesuai mandat IMT, tidak dapat bertindak proaktif, melainkan hanya reaktif. Karena itu, IMT khususnya TS2 tidak berencana menginisiasi pertemuan MILF-AFP untuk menyelesaikan kasus-kasus yang mereka hadapi. Meskipun demikian, TSL menegaskan pihaknya berharap dapat berpartisipasi dan juga siap memfasilitasi seandainya kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan pertemuan-pertemuan untuk menjembatani perbedaan-perbedaan pemahaman yang ada.[]

Iligan City, 31 Juli 2016

No comments: