Thursday, August 04, 2016

Kunjungan Kehormatan kepada Para Big Boss MILF


Usai mendapatkan induction training di Headquarter IMT, kontingen Indonesia segera menyebar ke pos masing-masing di 4 kota berbeda. Sebelum berpencar, sebagaimana kelaziman, kami pun melakukan kunjungan kehormatan atau biasa disebut dalam bahasa kerennya sebagai courtesy call kepada MILF Leadership di markas besar mereka, Camp Darapanan, Sultan Kudarat, Maguindanao, pada 11 Juli 2016.

Camp Darapanan, menurut penuturan salah satu anggota MILF, awalnya merupakan kediaman pribadi Alhaj Murad Ibrahim, Chairman MILF. Setelah ditunjuk sebagai Chairman MILF kemudian harus menerima banyak tamu, baik dari dalam maupun luar negeri, kediaman itu disulap menjadi apa yang disebut selevel dengan “istana kepresidenan MILF”. Dari jalan besar menuju Camp Darapanan kini tampak sangat rapi dan kokoh.

Cor jalan tersebut tampak masih baru. Saat ditanyakan kepada anggota MILF yang mendampingi kami, ia membenarkan bahwa Pemerintah Filipina memang baru saja memadatkan jalan tersebut. Padahal, jalan itu sepertinya bukan jalan umum, melainkan jalan yang hanya menuju Camp Darapanan. Hal itu terbukti dengan beberapa checkpoint terlihat dan tampak dijaga oleh para tentara berseragam Bangsamoro Islamic Armed Forces (BIAF).

Tentara BIAF-MILF yang setia menjaga Camp Darapanan

Memasuki Camp Darapanan, layaknya “istana kepresidenan”, tampak para penjaga keamanan bersenjata lengkap. Seragam mereka mungkin tak betul-betul seragam selayaknya tentara suatu negara, mengingat setiap atribut, termasuk persenjataan, dibeli oleh para tentara itu secara mandiri. Militansi lah yang membuat para tentara ini terlihat selalu siaga menjaga “istana” pimpinan mereka.

Jangan membandingkan “istana kepresidenan MILF” ini dengan Istana Negara di Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, tentu saja, yang berada di jantung kota. “Istana kepresidenan MILF” ini tampak sederhana. Saya membayangkan posisinya mirip dengan tengah pedesaan tempat saya tumbuh di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Hanya, sedikit lebih sepi karena sekaligus sebagai ruang komando MILF secara keseluruhan yang tentu dijaga secara ketat dan tak sembarang orang bisa memasuki kawasan itu.

Dari jalan utama menuju Camp Darapanan, kanan kiri tampak kebun rindang. Kadang juga melewati hamparan sawah yang cukup luas. Paling mencolok adalah pohon-pohon kelapa. Jika membuka jendela mobil, angin sepoi-sepoi terasa begitu memanjakan kulit dan badan, meski cuaca tampak terik. Cuaca boleh terik, tapi dengan lebatnya pepohonan, termasuk cukup lebat juga di pinggiran sawah yang kadang dilalui, membuat pancaran sinar matahari tak terasa begitu “mengancam”.

Saat tiba di Camp Darapanan, kontingen Indonesia disambut dengan hangat oleh para big boss MILF. Hadir pada pertemuan itu di antaranya Alhaj Murad Ibrahim (Chairman), Ibrahim Ja’far (1st Vice-Chairman for Political Affairs), Toks Ibrahim (Chief of Staffs), Al Sheikh Abuhuraira Abdurrahman Udasan (Mufti Bangsamoro), dan Aleem Nour (unsur pimpinan MILF yang juga menjadi Direktur Grand Mosque Sultan Hassanal Bolkiah Cotabato City). Dua nama terakhir merupakan para ulama MILF alumni perguruan tinggi Arab Saudi. Sementara itu, 2nd Chairman, Aleem Malik Sulaiman (yang masa mudanya dihabiskan untuk belajar di Sudan, Mesir, dan Libya dan dilanjutkan bergerilya di hutan-hutan Mindanao) tidak dapat hadir karena sehari-hari posisinya di Marawi City, salah satu basis MILF di Mindanao Barat, sekitar 7 jam perjalanan darat.

Dalam pidato penyambutannya, Toks Ibrahim kagum dengan cerita-cerita tentang Indonesia. Di antaranya, mengenai kisah jenderal-jenderal Indonesia yang begitu peduli dengan anak buahnya. Melindungi sekaligus menaungi mereka. Adapun Chairman Murad menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasihnya atas partisipasi aktif Indonesia dalam IMT. Menurutnya, IMT dibentuk sejak 2003 pada masa Presiden Gloria Arroyo dengan tujuan memastikan ketenangan dan ketenteraman di grass root untuk mendukung proses perdamaian antara MILF dan Pemerintah Filipina.

Chairman Murad juga memberikan update mengenai pertemuan terakhirnya dengan Duterte yang memperkuat keyakinannya akan komitmen Duterte untuk menyelesaikan Bangsamoro Basic Law dan proses perdamaian. Menurut pengamatannya, IMT selama ini sangat membantu untuk menjaga atmosfer yang bagus demi terjaminnya kelancaran proses perundingan perdamaian. Di akhir sambutannya, Chairman Murad menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan IMT, khususnya kontingan Indonesia. Chairman Murad pun mempersilakan kontingan Indonesia untuk menghubunginya atau jajarannya jika membutuhkan bantuan MILF dalam hal apa pun.[]

Iligan City, 4 Agustus 2016

No comments: