Thursday, November 16, 2006
Hujan Kapan Datang
Hawa dingin belakangan memang sudah mulai menyelimuti Kairo. Tiap hari, sejak pagi hingga pagi berikutnya banyak yang terus bertahan di balik selimut atau jaket tebal. Aktifitas pun makin banyak dikerjakan di dekat kasur atau ruang tidur.
Hanya saja, meski sudah beberapa pekan musim dingin ini berlangsung, hujan belum tampak akan menyirami gedung-gedung Kairo dan kota lainnya di Mesir yang banyak tertutup debu.
Memang sudah beberapa kali ada air dari langit menyirami permukaan Mesir. Namun hujan --atau yang lebih nampak sebagai gerimis di tanah air-- itu sifatnya sangat lokal. Barangkali dalam radius 3-5 kilometer, sudah tak ditemui lagi.
Seperti Rabu (15/11/2006) kemarin. Saat sekitar jam 09.00 pagi, hujan rintik-rintik tiba-tiba saja mengganggu orang-orang yang menunggu bus di halte dekat Kampus Putri Al-Azhar Nasr City. Mahasiswi-mahasiswi yang baru turun dari angkot pun banyak yang berlarian menuju dalam kampus menghindari hujan.
Kejadiannya cepat sekali. Di kawasan Hay Ashir, sekitar 4 kilometer sebelah timur Kampus Putri itu, matahari masih nampak akan memberikan banyak kehangatan bagi mereka yang beraktifitas keluar rumah. Namun, setelah perjalanan bus sekitar 10 menit dari Hay Ashir dan sampai di halte depan Kampus Putri, tiba-tiba hujan datang.
Orang-orang tampak kaget juga. Bahkan sebagian ada yang tak mengenakan jaket, karena memang pagi itu sebelumnya tampak cerah. Terlihat pria Mesir yang hanya mengenakan kemeja hijau kotak-kotak itu menggigil memeluk dirinya sendiri.
Beruntung hujan tersebut tak begitu deras. Pun turun hanya sejenak, mungkin tak lebih dari 10 menit. Aktifitas pun bisa kembali normal tak perlu dihinggapi rasa takut jalanan akan banjir. Bahkan, sekitar 2 kilometer arah barat dari Kampus Putri menuju Kampus Putra Al-Azhar Nasr City, jalanan masih terlihat kering. Jadi, hujan hanya terjadi di lokasi tertentu yang sangat kecil dan terbatas. Barangkali karena musim dingin belum akan mencapai puncaknya.
Kelak kalau sudah memasuki puncak musim dingin, mungkin akan sedikit repot. Kalau sudah hujan, bus-bus dalam kota banyak yang tak beroperasi. Hal ini dimaklumi karena bus-bus itu --terutama yang berwarna putih/bus lama-- hampir semuanya memilki cerobong asap yang menghadap ke atas. Jadi, kalau saat hujan nekad beroperasi, tentu saja cerobong itu dapat kemasukan air dan bisa berakibat fatal pada mesin.
Ada sedikit senangnya juga barangkali kalau hujan benar-benar mengguyur. Paling tidak, kenangan-kenangan saat di tanah air sedikit banyak akan muncul dalam benak. Bagaimana dulu saat kecil suka main hujan-hujanan, bermain bola di bawah guyuran derasnya air dari langit. Kita tunggu saja, dan pasti akan semakin kangen pada tanah air![]
Bawabah Tiga, 16 November 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment