Wednesday, November 15, 2006

Jangan Menyerah pada Cuaca

Kairo sudah mulai menyongsong musim dingin. Hari-hari terakhir ini, udara sejuk sering melenakan orang-orang untuk kembali tidur di pagi hari. Pun, siang jarang nampak matahari, sore tentu makin dingin. Apalagi malam, yang kalau musim panas baru bisa terlelap di atas jam 12 malam; kali ini jam 8 atau paling lambat jam 10 rasa kantuk sudah bisa menyerang.

Tidak hanya rasa kantuk, hembusan angin di luar juga membuat orang makin malas keluar rumah. Selimut tebal pun selalu jadi sasaran empuk.

Repot juga, musim panas memang susah tidur malam, tapi justru tidak --bukan malas-- bisa bangun karena semalaman sering begadang. Di musim dingin, memang mudah tidur cepat sebelum tengah malam, sayang dinginnya udara di pagi hari membuat kaki dan tangan menggigil dan makin kuat menggenggam ujung selimut.

Walhasil, kalau mau terlena begitu saja, tak mau berusaha melawan hawa (panas atau dingin), di Kairo bisa-bisa selalu tidur saja. Kondisi cuaca memang demikian, tapi sebenarnya bisa juga "dilawan" jika memang memiliki kemauan besar. Di musim panas, asal ada keinginan kuat, bisa saja tidur selepas shalat isya (jam 10.30 malam) dan sudah terbangun saat adzan subuh menjelang.

Demikian juga di musim dingin, kalau dibiasakan dapat mengatur waktu, bisa saja mudah bergegas ke kamar mandi saat jam beker terdengar menjelang subuh --meski rasa dingin kadang sampai menembus tulang. Semua tetap bergantung pada kemauan. Tergantung pada sejauh mana keinginan hendak direalisasikan.

Barangkali memang akan terasa berat buat para "pemula", yang sebelumnya sudah membiasakan diri terlena dengan cuaca. Tentu perlu perjuangan tersendiri untuk merubah penjadwalan. Asal ada kemauan, maka kemampuan itu akan datang dengan sendirinya.[]

Bawabah Tiga, 15 Nov 2006

No comments: