Thursday, March 08, 2007

Pesta Gol, Walisongo Rengkuh Juara Lagi


Partai final Java Cup IV benar-benar layak ditonton. Perkiraan sebagian orang yang sebelumnya menyatakan partai puncak antara Walisongo vs Airlangga ini akan sepi gol, dibalikkan para pemain di tengah lapangan. Pertandingan pun menarik sekaligus menghibur dengan terciptanya gol-gol indah. Bahkan tak disangka sebelumnya, pesta gol terjadi di partai pamungkas ini.

Bermain penuh determinasi, Walisongo berhasil menggulung Airlangga dengan skor mencolok, 6-0. Di partai yang mempertemukan dua finalis Indonesian Games VI/2006 itu, tim kebanggaan KSW kembali mempermalukan skuad dari Gamajatim. Saat final Indonesian Games tahun lalu, Walisongo memang berhasil mempecundangi musuh klasiknya itu melalui adu penalti. Dengan kemenangan di partai puncak ini, Walisongo berhasil mengawinkan emas Indonesian Games sekaligus Java Cup. Hal ini juga makin mengukuhkan Walisongo sebagai kiblat sepakbola kekeluargaan Jawa-Madura, setelah kembali merengkuh gelar jawara Java Cup untuk yang ketiga kalinya selama 4 penyelenggaraan. Hanya pada penyelenggaraan sebelumnya sajalah gelar lepas ke tangan tim lain, Pasher.

Sedikit telat dari jadwal semula yang direncanakan pukul 16.00, Rabu (7/3/2007) sore kemarin, kedua tim tampak mengerahkan kekuatan terbaiknya. Anang yang sebelumnya sempat dikabarkan cedera, tetap menjadi motor serangan Airlangga. Sementara di kubu Walisongo, Conte dan Shofa menjadi otak permainan di lini tengah.

Sejak peluit kick off dibunyikan wasit Ali Ghana, kedua tim memperagakan permainan menyerang. Walisongo yang mendapat keuntungan menendang bola terlebih dahulu, dengan baik mempertahankan penguasaan bola. Beberapa kali Miko mencoba menusuk dari berbagai sisi, tapi dengan sigap kuartet Airlangga yang baru kebobolan 1 gol selama turnamen berhasil membendung.

Saat bola mereka kuasai, dengan cepat Anang memimpin serangan balik. Mengandalkan dua striker sekaligus, Airlangga belum bisa menguasai irama permainan. Sementara penampilan para pemain Walisongo jauh dari kesan terbebani, seperti yang mereka perlihatkan saat pertemuan kedua tim sebelumnya di babak penyisihan. Bermain dengan lugas dan lepas, skuad Walisongo lebih banyak mengendalikan bola.

Hingga pada menit ke-10, tercetak gol pertama. Qodir yang overlapping hingga sisi kiri pertahanan Airlangga, dengan cerdik mengirimkan umpan terobosan pada Miko. Dihalang-halangi 2 pemain Airlangga, Miko berhasil lolos dari jebakan offside dan menyambut umpan matang Qodir. Tinggal berhadap-hadapan dengan Ferdi, dengan mudah Miko menendang bola menyusur tanah melewati sergapan kiper andalan Airlangga itu.

Sorak-sorai pendukung Walisongo pun pecah. Meski tanpa alat musik, nyanyian dan yel-yel supporter berjuluk Laskar Semar Mesem itu cukup menutupi suara pendukung Airlangga yang terlihat lebih sepi, tak seperti biasanya. Sepinya lagu-lagu khas Jawa Timur rupanya karena alat musik mereka belum datang. Bahkan alat musik yang menjadi andalan pemompa semangat tim Airlangga baru datang setelah Ferdi kebobolan gol kedua.

Top scorer sementara Conte, yang memainkan bola di sisi kanan mencoba melepaskan tendangan spekulasi dari jarak sekitar 30 meter. Meski tak terlalu keras, Ferdi kembali gagal mengantisipasi arah bola. Sepakan agak melengkung melewati atas kepala beberapa pemain itu tak kuasa ditahan Ferdi. Kiper yang jauh dari kesan jangkung itu pun terpaksa memungut bola dari jalanya karena tak bersih menepis bola tinggi. Gol ke-13 Conte dalam turnamen.

Tak berhenti di situ, pada menit ke-27 Conte kembali menegaskan posisinya di posisi teratas daftar pencetak gol. Hampir sama dengan proses gol sebelumnya, Conte kembali memuaskan pendukungnya. Dibayang-bayangi beberapa pemain belakang Airlangga, Conte berhasil mendapat celah untuk melepaskan tendangan. Lagi-lagi Ferdi tak kuasa menahan bola yang datang tinggi melewati kepalanya.

Unggul 3 gol, tak membuat pemain Walisongo yang berkostum merah-hitam terlena. Irama permainan masih terus mereka kendalikan. Lini tengah Airlangga pun dipaksa ikut turun membantu menjaga area pertahanannya. Walisongo yang tampil tetap tenang, memegang mayoritas penguasaan bola. Hasilnya, tambahan gol terjadi pada menit ke-32.

Mendapat umpan dari lini tengah, Miko yang menusuk di sayap kiri, mengirimkan assist jauh ke depan gawang. Hilmi yang berlari dari sayap kanan, berhasil mendahului kiper Ferdi mendapatkan bola di dekat tiang jauh. Dengan menyundul bola sambil menjatuhkan diri, sebuah gol indah Hilmi membuat Airlangga remuk-redam ketinggalan 4 gol di babak pertama. Bahkan saat terciptanya gol itu, beberapa pemain Airlangga tampak bertekuk lutut lemas di tengah lapangan.


Pada babak kedua, tempo permainan agak mengendur. Sedikit demi sedikit Airlangga mulai bangkit ikut mengendalikan jalannya pertandingan. Di sisi lain, para pemain Walisongo tampak lebih santai memainkan bola. Meski masih punya hasrat mencetak gol tambahan, skuad asuhan Ulinnuha (mantan pemain asal Pati, Jawa Tengah) bermain tidak seganas saat babak pertama.

Airlangga pun mulai dapat menusuk ke jantung pertahanan Walisongo. Beruntung kuartet belakang Walisongo yang dikomando kapten tim, Buya, serta pemain serba bisa, Kholid, dapat mengantisipasi datangnya bola. Permainan pun banyak bergulir di lapangan tengah.


Urung mencetak gol balasan, Airlangga malah kebobolan lagi. Karena Shofa diganjal di dekat kotak penalti, wasit tak ragu memberikan hadiah tendangan bebas untuk Walisongo. Airlangga pun membuat pagar hidup untuk menghadang tendangan langsung yang diambil Conte. Tapi dengan cerdiknya, pemain yang sempat absen saat Indonesian Games 2006 lalu karena pulang ke tanah air itu, mencongkel bola melewati pagar hidup. Ferdi yang berdiri lebih dekat ke sisi kiri gawangnya, tak mampu menjangkau bola yang menembus pojok kanan atas gawang. Dengan hattrick ini, Conte tak terkejar di top scorer dengan perolehan 15 gol.

Saat skor 5-0, para pendukung Walisongo melakukan selebrasi sendiri di pinggir lapangan, seolah-olah sudah menjadi juara. Berbaris layaknya gerbong kereta api, mereka berjalan menggandengkan tangan di punggung rekan yang ada di depannya, sambil menyanyikan lagu-lagu kemenangan.


Uniknya, kreasi selebrasi ini dimulai oleh salah seorang pemain Walisongo yang tak masuk line-up utama. Barangkali karena ingin berbagi dengan supporter, Ari yang sebelumnya duduk di bangku cadangan pemain datang ke area supporter dan memimpin selebrasi itu. Walau sebentar saja, ajaran Ari cukup membuat supporter lainnya makin kreatif merayakan keunggulan.

Tak ayal, pemandangan ini menjadi hiburan menarik bagi para penonton yang berasal dari luar dua kekeluargaan yang sedang bertanding. Di sisi lain, alat musik yang terus dimainkan supporter Botaqmania --julukan pendukung Airlangga-- belum mampu mengangkat moral pemain kesayangannya. Tertinggal sedemikian banyak gol, perjuangan Airlangga makin berat setelah kaptennya, Ali Oncom, harus meninggalkan lapangan. Dianggap terlalu tinggi mengangkat kaki saat berebut bola dengan Miko, Oncom yang sebelumnya sudah mengantongi kartu kuning harus melepas ban kaptennya dan diusir keluar.

Meski demikian, Airlangga tetap kuasa melancarkan beberapa serangan ke arah pertahanan Walisongo. Tapi, lagi-lagi bak menghadapi tembok kukuh saat sampai di kotak penalti Rikza dan penggantinya, Habib. Bahkan, justru pendukung Airlangga harus menjerit lagi saat Hartono mencetak gol ke-6 Walisongo.

Memanfaatkan bola muntah hasil kemelut di area penalti Airlangga, Hartono
dengan tenang melepaskan tendangan keras setelah sempat mengontrolnya dengan kaki kanan. Sepakan tajam itu pun melewati hadangan pemain Airlangga dan merobek jala Ferdi. Setengah lusin gol membuat Laskar Semar Mesem makin kegirangan meneriakkan yel-yel kemenangan. Tanpa ragu, selebrasi layaknya tim jawara dipertontonkan lagi.

Benar saja, beberapa menit kemudian wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan. Secara hampir bersamaan, pemain dan pendukung Walisongo pun sujud syukur dan saling berpelukan. Kemenangan telak yang tak disangka sebelumnya membuat para pengurus KSW berbahagia. Target sukses pelaksanaan sekaligus sukses prestasi dapat direngkuh. Meski sebenarnya rangkaian acara belum selesai semua, mengingat di pekan terakhir bulan Maret direncanakan akan ada pentas seni lintas kekeluargaan se-Jawa/Madura sekaligus pengalungan medali para jawara. Kita tunggu tanggal mainnya.[]

Bawabah Tiga, 8 Maret 2007

No comments: