Thursday, March 22, 2007

Syifa, Agus dan Fani Pimpin Informatika 2007-2008


Beberapa tahun terakhir ini, puluhan atau mungkin ratusan media muncul di kalangan Masisir. Sayang tak semuanya bisa selalu eksis untuk tampil reguler di depan publik. Salah satu media yang cukup stabil kreatifitasnya adalah buletin Informatika. Bahkan sejak lima tahun belakangan ini, buletin milik ICMI Orsat Cairo ini mengalami lonjakan rating pembaca. Itu dibuktikan dari jumlah oplah yang selalu meningkat dari tahun ke tahun.

Stabilitas yang ditunjukkan Informatika ini rupanya berkat kaderisasi yang berjalan baik di internal redaksinya. Suksesi kepemimpinan serta revisi petunjuk pelaksanaan (juklak) penerbitan selalu dilakukan secara teratur. Tepat setahun setelah duet Aidha, Ferly dan Tini memimpin Informatika periode 2006-2007, pada Rabu (21/3/2007) kemarin Rapat Tahunan Informatika (RT) kembali digelar.

RT yang merupakan rapat tertinggi di ligkungan Informatika ini membahas 4 hal penting, yaitu laporan kerja periode 2006-2007, pembahasan juklak penerbitan, usulan rekomendasi dan pemilihan pimpinan periode berikutnya. Laporan kerja yang disampaikan secara bergantian oleh Aidha, Ferly dan Tini cukup membuat peserta rapat yang terdiri dari kru, keluarga (mantan kru) dan undangan (perwakilan ICMI) merasa puas dengan kinerja pimpinan periode 2006-2007. Apalagi selain perbaikan cara kerja, beberapa pembaharuan dan inovasi dapat dilakukan oleh Aidha dkk.

Dalam bundel laporan setebal 58 halaman itu, Aidha juga menyebut keberhasilan Informatika menaikkan oplah menjadi 300 eksemplar setiap kali terbit. Selain itu juga tetap dilanjutkannya program Quick Trainning yang menjadi wadah pembelajaran bagi mahasiswa baru, serta terpilihnya Informatika saat ditunjuk sebagai panitia pelaksana seminar pendidikan dalam rangka refleksi HUT Sekolah Indonesia Cairo (SIC).

Hal baru lain yang menjadi sunnah hasanah dan dapat dilaksanakan para kru Informatika selama setahun ini adalah diterbitkannya buku "Panduan Sukses Menulis" kerjasama dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Cairo. Sayangnya, seperti yang dipaparkan Aidha dalam laporannya, program Tour de Journalisme belum sempat terlaksana. Program ini dirancang untuk dapat membawa para kru Informatika bisa melihat lebih dekat cara kerja media massa terkenal Mesir, seperti koran Al-Ahram dan Al-Gomhuriya.

Namun, lanjut Aidha, program ini dapat ditindaklanjuti oleh periode berikutnya. Hal ini tak lepas dari komunikasi yang baik selama ini dengan pihak Pensosbud KBRI Cairo. Sesuai pemintaan, proposal sudah diajukan, sementara Pensosbud KBRI yang selama ini bisa berhubungan langsung dengan media-media resmi Mesir menjanjikan akan mempelajarinya.

Setelah laporan sekaligus evaluasi kerja dibahas, rapat dilanjutkan dengan pembahasan juklak penerbitan. Agenda ini cukup memakan waktu, mengingat banyaknya saran-saran untuk perbaikan juklak yang pertama kali dibuat tahun 1998 (setahun setelah Informatika pertama kali terbit) ini. Memang setiap tahun, yang paling memakan waktu dalam setiap RT Informatika adalah pembahasan juklak. Maklum, karena juklak merupakan "kitab suci" media penerbitan dalam menjalankan kinerjanya.

Saat pembahasan rekomendasi, Tour de Journalisme tetap menjadi prioritas utama untuk ditindaklanjuti periode berikutnya. Sementara usaha lain yang harus diperjuangkan pimpinan 2007-2008 adalah pembuatan lagu atau mars khusus Informatika. Selain itu, ada 11 poin rekomendasi lain yang disetujui untuk dilaksanakan para kru Informatika periode selanjutnya.


Layaknya suksesi kepemimpinan organisasi-organisasi non-profit di Masisir, maka agenda pemilihan pimpinan Informatika periode 2007-2008 berjalan alot. Pembahasan draft tata tertib pemilihan memang berjalan mulus dan nyaris tak ada keberatan dari peserta rapat. Dalam tatib, pemilihan setiap pimpinan disepakati dilakukan dua kali. Pemilihan pertama untuk memilih 3 nama yang akan dipilih secara definitif dalam pemilihan kedua.

Sampai pemilihan tahap pertama, semua berjalan lancar-lancar saja. Namun saat dilangsungkannya pemilihan kedua, mulai terjadi tarik-ulur adu argumen. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kebanyakan nama-nama yang tercantum sebagai tiga besar di pemilihan pertama mengajukan keberatan dengan berbagai alasan. Tapi sebagaimana yang terjadi juga di tahun-tahun yang telah lalu, meski diiringi tangis haru atau dibumbui rasa keberatan, pemilihan dapat diselesaikan dengan baik.

Hingga di ujung acara, dari 35 orang yang berhak memilih, Syifa Annisa mengantongi 15 suara untuk terpilih sebagai Pemimpin Umum. Syifa hanya unggul satu suara di atas Hilmi Imami. Sementara calon lainnya, Agus Khudlori hanya memperoleh 6 suara. Di sisi lain, pendukung Agus Khudlori tetap bersikukuh memasukkan lajang asal Jawa Timur itu masuk dalam pimpinan. Akhirnya setelah berjuang mati-matian di pemilihan berikutnya, Agus dapat mengantongi 18 suara untuk menjadi Pemred, mengungguli Yan Fathurrahman (12 suara) dan Silfani Yuzarni (3). Dua suara lainnya dinyatakan tak sah.

Voting paling lama terjadi saat pemilihan Pemimpin Usaha. Ini terjadi setelah pada pemilihan tahap penyaringan calon, hanya 2 orang yang bisa langsung maju ke babak akhir. Sedangkan satu nama lagi masih harus diseleksi dari 6 nama yang memiliki jumlah suara sama. Setelah melalui pemilihan ulang terhadap 6 nama itu, akhirnya babak akhir diikuti oleh Silfani Yuzarni, Nita Oktaviani dan Ria Astina. Melalui kampanye terbuka antar tim sukses, Fani akhirnya dinyatakan sebagai pemenang setelah memperoleh 14 suara, melangkahi Ria (13) dan Nita (8).

Karena jam dinding di kantor ICMI Wisma Nusantara sudah menunjukkan pukul 20.00, selanjutnya langsung dilakukan serah terima jabatan antar pimpinan. Acara pun ditutup dengan makan malam bersama.[]

Bawabah Tiga, 22 Maret 2007

No comments: