Saturday, March 31, 2007

Bermain Ofensif, Walisongo Gagal Bendung All-KKS Final


Meski lebih banyak menguasai jalannya pertandingan dan bermain terus menyerang terutama di akhir-akhir pertandingan, Walisongo harus mengakui keunggulan Angin Mamiri A. Dengan penampilan gemilang kipernya dalam menjaga kemenangan, Angin Mamiri A dapat menyusul langkah Angin Mamiri B yang pada partai sebelumnya menghempaskan Airlangga.

Dengan demikian, partai final cabang sepakbola Piala Masisir mempertemukan 2 tim dari satu payung, KKS Sulawesi. Kejelian pelatih mereka, Ali Ghana, dapat kembali mempertemukan sesama tim dari pulau Celebes di partai puncak sebuah turnamen. Tahun lalu, final turnamen segitiga yang diselenggarakan oleh 3 kekeluargaan, KMA (Aceh), HMM (Sumatra Utara) dan KKS (Sulawesi) juga dikuasai 2 tim Angin Mamiri.

Semifinal yang digelar Sabtu (31/3/2007) kemarin, rupanya menjadi harinya Angin Mamiri. Di pertandingan pertama, Angin Mamiri B yang kembali ke lapangan dengan kekuatan terbaiknya menyudahi perlawanan Airlangga melalui skor 3-1. Sudah unggul 2-0 di babak pertama, Angin Mamiri B tetap rajin melakukan serangan di awal babak kedua. Bahkan untuk beberapa menit, Airlangga dipaksa tak dapat mengembangkan permainan.

Namun dengan usaha keras, Airlangga akhirnya dapat mengimbangi permainan Angin Mamiri B. Bahkan melalui sebuah serangan balik, Airlangga dapat mempertipis ketinggalan. Mendapat umpan dari lapangan tengah, penyerang Airlangga, Izul, dengan cerdik kembali mengirimkan bola kepada Indra yang berdiri lebih bebas di sayap kanan. Umpan lambung itupun dicocor dengan keras oleh Indra tanpa bisa dicegah kiper Angin Mamiri B untuk menjadikan skor 1-2.

Pertandingan tetap terlihat berjalan seimbang. Serangan demi serangan terus dilakukan secara bergantian oleh kedua tim. Hingga di menit ke-67, penyerang Angin Mamiri B dapat menusuk hingga ke dalam kotak penalti. Stopper Airlangga, Eko, pun terpaksa melakukan tackling untuk menghentikan langkahnya. Wasit yang melihat pelanggaran tak ragu menunjuk titik putih. Tendangan penalti yang dieksekusi oleh salah seorang pemain paling senior Angin Mamiri B itupun membuat selisih gol menjadi 2 lagi. Skor 3-1 untuk Angin Mamiri B bertahan hingga laga usai.

Partai semifinal kedua antara Walisongo vs Angin Mamiri A sementara ini dapat disebut sebagai partai paling menarik dalam turnamen Piala Masisir. Kedua tim sejak awal memperagakan permainan menyerang. Babak pertama baru berjalan 2 menit, Conte yang tetap menjadi andalan Walisongo berhasil lolos dari jebakan off-side. Saat tinggal berhadap-hadapan dengan kiper, Conte mencoba mencongkel bola. Namun berkat antisipasi yang sempurna, kiper Angin Mamiri A dapat menepis bola sehingga gawangnya aman dari kebobolan.

Tak berselang lama, giliran Royan berhasil menusuk dari sayap kiri. Setelah beberapa kali mengolah kulit bundar di sisi kanan kotak penalti melewati hadangan para defender Angin Mamiri A, Royan juga tinggal berhadap-hadapan dengan kiper. Sayangnya di sudut sempit, Royan justru memaksakan diri melakukan tendangan ke gawang. Tetap mendapat pengawalan ketat dari lawan, tendangan Royan pun masih meleset di kanan gawang Angin Mamiri A.

Beberapa saat kemudian, Angin Mamiri A giliran menyerang. Mengandalkan kecepatan penyerang bernomor punggung 17, Angin Mamiri A cukup merepotkan barisan pertahanan Walisongo. Bahkan karena kurangnya koordinasi lini tengah dalam membantu lini belakang, bek kiri Walisongo, Abdul Qodir terpaksa jungkir balik mempertahankan areanya.

Meski Qodir tampil cukup baik, namun karena sering terlihat sendirian di sisi kiri pertahanan Walisongo, dia terlihat kerepotan. Melihat celah demikian, bek kanan Angin Mamiri A dengan berani overlapping ke depan. Harus menjaga dua orang sekaligus, tentu Qodir kelabakan. Sayangnya, lini belakang maupun barisan tengah Walisongo tak menyadari hal ini.


Maka saat sisi kiri wilayah kekuasaan Walisongo hanya ditunggui Qodir seorang diri, serangan Angin Mamiri A lebih banyak melalui sayap kanannya. Benar saja, di menit ke-22, melalui umpan silang cantik yang dioperasikan dari sayap kanan, Angin Mamiri A akhirnya dapat mencetak gol. Meski terdengar teriakan telah terjadi off-side, namun wasit tetap mengesahkan gol itu.

Tak lebih dari 4 menit kemudian, Angin Mamiri A kembali memaksa Habib memungut bola dari gawangnya. Kali ini berawal dari serangan di sisi kanan pertahanan Walisongo, seorang midfielder Angin Mamiri A melakukan tendangan spekulasi jarak jauh. Berada pada posisi aman untuk menangkap bola, Habib justru hanya menepisnya. Apes, bola pantulan yang dibuangnya justru mendekati pemain Angin Mamiri A yang tanpa ampun menendang keras bola rebound itu tanpa bisa dihalau Habib.

Tertinggal 2 gol, Walisongo tetap tak putus asa. Serangan demi serangan terus dibangun, mencoba melewati para pemain bertahan Angin Mamiri A yang bermain amat disiplin. Sadar motor serangan ada pada Conte, maka pergerakan top scorer Java Cup lalu itu selalu diawasi bahkan ditempel super disiplin kemanapun berjalan.

Dengan penjagaan seketat itu, namun Conte berhasil mengulang kejadian di awal babak pertama. Setelah dapat meloloskan diri dari kawalan lawan untuk menjemput umpan terobosan, Conte kembali tinggal melewati hadangan kiper untuk mencetak gol. Lagi-lagi dewi fortuna rupanya masih melekat pada gawang Angin Mamiri A, sehingga tendangan Conte berhasil digagalkan oleh sang kiper.

Demikian juga usaha Royan saat menerima umpan terobosan dari Shofa. Persis dengan dua kali upaya Conte sebelumnya, Royan juga tinggal satu lawan satu dengan kiper, namun tendangannya dapat dibaca dengan baik oleh penjaga gawang. Tendangan bebas Conte dari sisi kanan pertahanan Angin Mamiri A juga lagi-lagi ditips dengan gemilang. Sebelumnya, tendangan bebas Shofa setelah dilanggar di dekat kotak penalti juga dapat dihalau kiper. Walhasil hingga babak pertama usai, kedudukan tetap 2-0 untuk Angin Mamiri A.

Memasuki babak kedua, pemain Walisongo makin mengetatkan pertahanan. Qodir terlihat tidak terlalu pontang-panting sendirian di sisi kiri. Meski memperkuat pertahanan, serangan Walisongo juga terus mengalir menuju daerah kekuasaan Angin Mamiri A. Namun dengan keunggulan 2 gol, Angin Mamiri A tentu saja bermain lebih save untuk mengamankan kemenangan.


Barisan pertahanan mereka pun terasa lebih rapat dibanding pada babak pertama. Setiap bola yang mendekat ke arah kotak terlarang, dibuang jauh-jauh ke depan untuk melakukan serangan balik cepat ke pertahanan Walisongo. Hanya mengandalkan serangan balik dan lebih banyak bertahan, Angin Mamiri A akhirnya jusru kebobolan.

Di menit ke-61, serangan balik Angin Mamiri A dapat dipotong oleh libero sekaligus kapten Walisongo, Buya. Melihat lapangan tengah yang kosong Buya pun menggiring bola agak ke depan. Bahkan karena melihat celah kosong di sisi dalam pertahanan Angin Mamiri A, Buya berani melakukan tusukan sendirian setelah melakukan umpan satu-dua dengan Shofa.

Saat berdiri agak bebas, Buya pun melakukan tendangan ke arah gawang. Kiper Angin Mamiri A dengan sigap meninju bola agar menjauh. Namun naas karena bola malah menuju Royan yang kemudian melakukan tendangan setengah voli. Kiper yang sudah terlanjur maju pun tak mampu mencegah tinggi datangnya bola. Seorang bek Angin Mamiri A juga sempat menghalangi dengan mencoba menyundulnya, namun karena lebih dekat ke mistar atas, bola dapat merobek gawang Angin Mamiri A.

Kedudukan 2-1 membuat pertandingan semakin seru. Angin Mamiri A yang lebih memperkuat barisan tengah, sempat berhasil membuat spot jantung para pendukung Walisongo. Pada menit ke-69, pemain pengganti Mansur berhasil lepas dari kawalan Qodir di sayap kanan. Tahu ada temannya di kotak penalti Walisongo, Mansur mengirimkan umpan silang. Beruntung Habib dapat mencegah bola masuk ke gawangnya kembali. Meski sempat terjadi sedikit kemelut di muka gawang, akhirnya Habib dapat menangkap bola secara sempurna.

Di sepuluh menit akhir babak kedua, serangan makin sering dilakukan para pemain Walisongo. Bahkan bisa dikatakan bola hanya bergerak di setengah lapangan area kekuasaan Angin Mamiri A. Meski diserang habis-habisan, namun pertahanan Angin Mamiri A bak tembok kokoh, belum lagi kiper mereka yang tampil amat gemilang. Hingga usai 40 menit babak kedua, kedudukan 2-1 dapat dipertahankan Angin Mamiri A.[]

Bawabah Tiga, 31 Maret 2007

1 comment:

Anonymous said...

Ma'alisy!
Tsanah ligaiyyah, Insya Allah!