Saturday, February 10, 2007

Perjalanan Jauh Dikawal Polisi

Memori Rihlah Luxor-Aswan (8)


Setelah selama dua hari mengelilingi berbagai tujuan wisata di Luxor, hari berikutnya peserta rihlah langsung diajak menuju Aswan. Sejak pagi-pagi pukul 05.00, operator telepon hotel menghubungi satu per satu kamar, mengingatkan kami untuk segera berbenah.

Hawa pagi itu cukup dingin, namun bisa dihilangkan dengan air panas yang mengalir lancar di kamar mandi hotel. Jadi tak ada alasan untuk bermalas-malasan bangun tidur langsung cuci muka, shalat lalu mandi. Adon, Aghi dan Ulya pun bergantian ke kamar mandi membersihkan diri. Sementara kamar mandi digunakan, yang lainnya sibuk mengemasi barang-barang karena pagi itu juga bakal check-out dan langsung menuju Aswan.

Sekitar pukul 06.00, sebagian besar anggota Nadi Wafidin sudah berada di lobi hotel dan segera menyerahkan kunci kamar pada Utad Majdi. Meski belum lengkap, satu per satu diminta langsung masuk ke dalam bus yang sudah menunggu di luar. Sementara menunggu beberapa orang yang masih belum muncul juga, Madam Ikhlas membagikan jatah sarapan pagi. Menu yang dihidangkan tetap sama seperti hari-hari sebelumnya. Tapi kali ini dimasukkan ke dalam box, karena memang tak sempat jika harus makan di restoran hotel. Takut makin molor.

Beberapa saat kemudian, setelah lengkap semua, bus mulai bergerak meninggalkan Hotel Karnak. Karena akan melakukan perjalanan jauh, bus yang disediakan pun tidak sama dengan saat city tour selama 2 hari sebelumnya. Bus yang ada kali ini penampilannya jauh lebih mentereng.

Sebelum keluar dari kota Luxor, bus mampir dulu ke kantor polisi. Di situ sudah ada beberapa bus dan angkutan travel lainnya yang sudah menunggu. Rupanya demi keamanan, pihak keamanan Mesir mewajibkan setiap kendaraan wisatawan mancanegara resmi untuk berjalan beriringan, agar mudah dikawal juga dalam rangka efisiensi petugas keamanan.

Dalam iring-iringan kendaraan yang berjalan bersama rombongan Nadi Wafidin, terdapat sekitar 6 bus besar dan 3 minibus. Berada paling depan adalah sebuah sedan putih berplat nomor kendaraan pribadi, tapi yang berada di dalamnya adalah 4 orang polisi lengkap dengan senjata api, pistol dan senapan.


Di tengah perjalanan, tepat di perbatasan masuk kota Aswan, iring-iringan mobil wisata ini sempat berhenti sejenak di rest area. Bagi mereka yang ingin menghangatkan badan dengan minum syai matsbut (teh kental khas Mesir), dipersilakan menuju kafetaria. Sementara bagi yang ingin buang hajat juga terdapat toilet. Adapun kebanyakan peserta rihlah Nadi Wafidin lebih memilih keluar bus saja, tapi tak beranjak jauh dari sekitar bus berhenti. Beberapa orang malah sempat terlihat asyik berpose foto. Kebetulan, tak jauh dari situ, di kanan jalan terlihat pemandangan cukup indah, aliran sungai Nil menyusuri sawah hijau dikelilingi pohon-pohon cukup besar.


Sementara di kiri jalan, terdapat rel kereta api. Saat beberapa orang nampak ingin berfoto-foto di atas rel, seorang polisi langsung melarangnya. Meski demikian, karena larangan itu tak terlalu tegas, malah kemudian datang lagi orang-orang China tak menghiraukan larangan polisi itu.

Beberapa menit saja di situ, perjalanan kembali dilanjutkan. Sebelum sampai Aswan, menurut Ustad Majdi, peserta rihlah akan diajak mengunjungi dua buah kuil di tengah perjalanan antara Luxor-Aswan ini. Dua objek wisata itu adalah Edfu Temple dan Kum Ambo Temple.[]

No comments: