Memori Rihlah Luxor-Aswan (13-habis)
Sesampainya di hotel, sebagian besar peserta langsung ke kamar mandi untuk cuci muka, wudlu dan shalat magrib sekaligus isya. Sementara beberapa orang tampak menuju pasar yang berada persis di samping hotel. Rupanya masih ada yang ketinggalan membeli oleh-oleh sekadar cabe Aswan atau kacang Sudan. Beberapa peserta rihlah juga sempat terlihat membeli makanan berat seperti nasi dan lauknya, sebagai persiapan untuk bekal dalam perjalanan jauh Aswan-Cairo.
Tak berapa lama kemudian, semua berkumpul di lobi hotel. Barang-barang yang dititipkan kepada petugas hotel pun diambil dan langsung dimasukkan ke dalam bus. Setelah mengecek semua barang tak ada yang tertinggal, bus pun melaju pelan menuju stasiun kereta api. Karena memang jaraknya tak jauh dari Cleopatra Hotel, hanya sekitar 1 km, sekitar 5 menit kemudian bus berhenti di depan stasiun.
Semua pun mengambil barang masing-masing di bagasi bus. Setelah itu satu per satu check in masuk stasiun dan langsung menuju sebuah jalur yang sudah diberitahukan sebelumnya. Sama seperti saat berangkat, peserta dari Indonesia dan China berada di satu gerbong, sementara sisanya bersama Ustad Majdi, Madam Ikhlas dan Miss Najla berada di gerbong berikutnya.
Saat sampai di jalur yang telah ditentukan, ternyata kereta sudah ada. Peserta rihlah pun berebetuan naik agar dapat memilih tempat yang kiranya paling strategis. Saat itu gerbong masih kosong, hingga tak sadar beberapa peserta rihlah menduduki kursi yang sudah dipesan penumpang lain. Beruntung Ustad Majdi mengingatkan dan semua diatur kembali sesuai nomor kursi yang sudah dipesan sebelumnya. Sekitar pukul 19.00, persis seperti jadwal, kereta bergerak meninggalkan kota Aswan.
Pengalaman perjalanan berangkat dari Cairo-Luxor yang membosankan, tak terulang saat pulang. Hal ini karena kereta api berjalan lebih cepat, berbeda dari sebelumnya. Begitu pula adanya beberapa stasiun kecil yang dilewati saja, sementara saat berangkat dulu seperti tak ada satu pun stasiun yang dilewati, harus berhenti walau tak ada penumpang yang naik-turun.
Karena merasa sudah tak ada tanggungan untuk kelak berlelah-lelah lagi, saat perjalanan pulang banyak yang menghabiskan waktu untuk mengobrol, bercanda atau bermain-main dengan teman-teman segeng. Sedikit dan sebentar saja peserta rihlah yang memanfaatkan waktu untuk tidur atau istirahat.
Lebih seru dari saat perjalanan berangkat, Yayah kembali membuat geger gerbong dengan guyonan-guyonannya yang segar. Begitu juga dengan Alfi, yang jadi tampak lebih berani mengeluarkan simpanan ceritanya. Sementara Adon lebih banyak curhat mengenai banyak kejadian menarik saat di pondok dulu.
Saking asyiknya bercanda dan bermain-main serta sedikit saja istirahat atau terlelap tidur, tak terasa perjalanan Aswan-Cairo sejauh 899 km cepat terlewati. Sekitar pukul 09.30 Ahad (4/2/2007) pagi, kereta sampai di stasiun Ramses. Wajah-wajah lelah pun satu per satu keluar dari gerbong kereta. Setelah ala kadarnya "say good bye" pada Ustad Majdi, masing-masing mencari kendaraan carteran untuk pulang bersama gengnya.[]
No comments:
Post a Comment