Sunday, August 05, 2007
Bersaing Ketat, Hartono Ungguli Luthfi dan Miko
Rapat Permusyawaratan Anggota Kelompok Studi Walisongo (RPA-KSW), berakhir sampai larut malam. Selain permulaan acara yang sempat tertunda setengah jam, hadirin yang berhak memilih Ketua KSW di penghujung acara pun terhitung banyak, sehingga membutuhkan waktu lama sebelum penghitungan suara.
RPA KSW yang berlangsung sejak Sabtu (4/8/2007) sore kemarin sekitar pukul 17.30 begitu menarik antusiasme warga KSW. Tercatat melalui penghitungan suara, tak kurang dari 289 warga datang berbondong-bondong memenuhi Aula Griya Jateng.
Saat agenda-agenda awal berupa pembahasan tentatif acara, tata tertib sidang dan pembacaan AD/ART memang hanya tampak sekitar 70-an peserta. Baru setelah pembacaan laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus (DP) KSW periode 2006-2007, Aula Griya Jateng mulai dipenuhi pengunjung. Ketika Tim Verifikasi keuangan dan inventaris melaporkan kinerjanya, sudah tampak sekitar 120-an orang mengikuti jalannya sidang.
Meski sudah ramai peserta sidang, namun saat tanggapan umum atas laporan pertanggungjawaban DP KSW, tercatat hanya 3 orang yang mengacungkan jari. Walhasil, tak memakan waktu lama bagi presidium sidang yang terdiri dari anggota MPA KSW untuk mengesahkan laporan pertanggungjawaban DP KSW.
Baru saat sesi sidang rekomendasi yang akan menjadi bahan rujukan MPA dan DP KSW periode berikutnya, arena sidang mulai "memanas". Puluhan orang berebut mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan saran dan usulannya. Atas ketegasan pimpinan sidang, terpaksa hanya belasan orang yang dapat menyampaikan sarannya melalui forum tertinggi KSW itu.
Walau begitu, pimpinan sidang mencatat terdapat 16 poin masukan untuk disahkan dalam sidang rekomendasi. Sebelum disahkan, 16 usulan yang ada dikembalikan pada forum, untuk dipilah-pilah mana yang dimasukkan dalam rekomendasi. Setelah perdebatan kecil, akhirnya 2 poin gugur, sementara sisanya menjadi tugas MPA dan DP KSW dalam setahun ke depan.
Usai pembahasan rekomendasi, sidang di-break untuk merenggangkan pikiran. Maklum, waktu sudah beranjak dari pukul 22.00, atau sudah sekitar empat setengah jam hadirin mengikuti jalannya sidang. Panitia pun dengan sigap mempersembahkan acara hiburan, yakni teater dan group El-Watoni yang kali ini tampil beda dengan tambahan gitar akustik.
Hampir 1 jam istirahat, sidang kembali dilanjutkan setelah peserta menikmati hidangan makan malam. Agenda berikutnya adalah pemilihan Majelis Perwakilan Anggota (MPA) KSW periode 2007-2008. Terpilih sebagai anggota majelis terhormat adalah M. Azzam, Sri Inwahyu Sejati, Agus "Conte" Kuncoro Adi, Imam Labib HR., Musthofa Sukawi dan Hasan Ali. Sementara Alek Mahya Shofa selaku ketua KSW demisioner otomatis menjadi salah seorang di antaranya.
Dengan adanya MPA KSW baru, palu sidang pun berpindah tangan. Pelantikan MPA KSW periode 2007-2008, sesuai dengan AD/ART, dipandu oleh ketua MPA KSW demisioner, Sudewi. Lalu, 7 orang anggota MPA KSW yang memiliki waktu 2X24 jam untuk menentukan sendiri ketua dan sekretarisnya, langsung mengambil alih kepemimpinan sidang RPA.
Usai musyawarah kecil di antara ketujuh anggota MPA, tampak Labib memegang palu sidang menandai dimulainya agenda sidang berikutnya, yakni pemilihan ketua KSW periode 2007-2008. Namun sebelum pemilihan, diadakan debat kandidat.
Debat kandidat dipandu oleh Dodo dan Didi. Satu per satu para calon ketua KSW dipanggil untuk maju ke panggung. Dimulai dari pendaftar pertama, M. Arif Jatmiko, lalu ketiga dan keempat, Hartono Muntohar dan M. Luthfi Anshori. Sementara pendaftar kedua, Harmanto Sarjono, sampai 3-4 kali dipanggil belum juga tampak batang hidungnya.
Di sinilah arena sidang geger. Karena tanpa disangka, Harmanto datang dengan pakaian paling necis, dengan celana jins gelap, kemeja warna orange rapi dimasukkan celana, memakai dasi dan tak ketinggalan kacamata hitam. Sementara tatanan rambutnya yang mirip Ahmad Albar mengundang tepuk tangan meriah. Yang tak kalah seru, adalah orang-orang di sekelilingnya sejumlah 4 orang. Layaknya bodyguard pejabat atau artis kenamaan, ke-4 orang tinggi tegap berjalan mengiringi Harmanto, berpakaian tertutup serba hitam dan melihat-lihat sekeliling dengan tatapan curiga.
Acara yang semula tegang dengan sendirinya langsung mencair. Apalagi saat pemaparan visi dan misi para kandidat, Harmanto kembali bikin "gerr" ruangan dengan gaya khas banyolannya. Sementara 3 calon lain tampak serius dan sedikit tegang. Sayangnya karena keterbatasan waktu, acara tanya jawab warga dengan para kandidat ketua berlangsung sangat singkat dan tak terlalu memperlihatkan sebenarnya kemampuan para calon.
Jam dinding di aula sudah menunjukkan pukul 01.00 saat tempat pemungutan suara (TPS) dibuka. Satu per satu peserta sidang dipersilakan meninggalkan aula, karena TPS berada di pintu keluar. Setelah mencoblos, para peserta sidang dihadiahi kupon pengambilan sembako di lantai dasar.
Karena saking banyaknya hadirin, pemungutan suara baru selesai sekitar jam dua dinihari. Usai penutupan TPS, penghitungan suara langsung dimulai. Suara pertama muncul untuk Hartono. Setelah itu, nama-nama lainnya muncul bergantian. Persaingan ketat terjadi antara Hartono, Luthfi dan Miko. Sementara Harmanto yang dari awal diperkirakan memang hanya menjadi icebreaker atau penggembira acara, tampak paling seret dalam perolehan suaranya.
Saat penghitungan suara pun, Harmanto memilih tidur di kamar pengurus KSW di lantai dasar. Sementara ketiga kandidat lainnya duduk terpisah di dalam aula. Kejar-kejaran suara di antara ketiga calon begitu heboh.
Masing-masing sempat memimpin perolehan suara, meski kemudian harus mandeg lalu dilompati calon lain. Bergantian terus seperti itu hingga para peserta sidang yang mengikuti prosesi penghitungan merasa mendapat hiburan tersendiri.
Ditambah surat suara yang begitu banyak, acara kejar-kejaran suara memang terjadi berkali-kali. Hingga di ujung penghitungan, suara terakhir untuk Hartono menggenapi perolehannya menjadi 93 suara. Sementara Luthfi berada di urutan kedua walau hanya terpaut 6 suara.
Jatmiko juga tak kalah ketat menempel keduanya dengan 83 suara. Harmanto sendiri berada di urutan terakhir dengan 17 suara. Ditambah 9 suara lainnya rusak/abstain, genap sudah 289 suara ikut berpartisipasi dalam pemilihan ketua KSW.
Usai serahterima jabatan dari Alek kepada Hartono lalu sambutan Hartono selaku ketua terpilih, acara ditutup pembawa acara pada pukul 02.30.[]
Bawabah Tiga, 5 Agustus 2007
Friday, July 06, 2007
Mahasiswa Cairo Dapatkan Kuliah Umum tentang Psikologi Terorisme
Mahasiswa Indonesia di Cairo kembali kedatangan tamu spesial. Setelah cukup lama berhenti beraktifitas karena menghadapi musim ujian yang berakhir 2 pekan lalu, kali ini gong kegiatan dibuka dengan dialog interaktif bersama Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, guru besar psikologi Universitas Indonesia.
Bertempat di Auditorium Shalih A. Kamil Universitas Al-Azhar, dialog diadakan pada Rabu (4/7/2007) malam. Dimulai setelah shalat magrib, sebelum acara dibuka, panitia menampilkan hiburan dengan mengundang tim nasyid "Elwatoni" milik Kelompok Studi Walisongo. Pada pukul 20.30, baru MC membuka acara dan mempersilakan Prof Sarlito menempati podium, didampingi moderator Romli Syarqowi.
Auditorium Shalih A. Kamil yang biasanya dipenuhi mahasiswa saat ada tamu datang dari tanah air, kali ini cukup banyak kursi terlihat kosong. Hal ini dimaklumi karena publikasi hanya berlangsung 1 hari, sebab acara yang terselenggara berkat kerjasama PPMI Mesir dan KBRI Cairo ini diadakan secara mendadak.
Kedatangan Profesor Sarlito di Cairo sendiri sebenarnya memang untuk keperluan program keluarga berencana dan sebelumnya tak ada agenda memberikan "kuliah umum" di depan mahasiswa Indonesia di Cairo. Namun setelah terjadi obrolan santai antara Presiden PPMI Nur Fuad dengan Danang Waskito, pejabat di Pensosbud KBRI Cairo, ide mengadakan acara dialog interaktif ini muncul, lalu dengan sigap panitia menyiapkan segala keperluan.
Meski datang ke Cairo untuk kepentingan program KB, namun karena Profesor Sarlito adalah ahli psikologi, tema yang diminta pun tak jauh dari bidang yang digelutinya sehari-hari. Apalagi beberapa waktu terakhir ini Profesor Sarlito memang banyak diminta Polri untuk menangani para pelaku terorisme melalui terapi konseling pada para peledak bom itu. Karenanya, tema yang diangkat pada dialog interaktif itu adalah "Psikologi Terorisme".
Membawa makalah setebal 63 halaman, Profesor Sarlito yang juga masih menjabat sebagai Presiden Asian Psychology Association (APsyA), membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk menerangkan seluk beluk psikologi terorisme, meski awalnya moderator hanya memberikan alokasi waktu 15 menit untuk presentasi. Dari "kuliah" yang diberikan Profesor Sarlito, mahasiswa jadi tahu lebih banyak mengenai latar belakang psikologi para pelaku teror itu. Tidak sekadar tahu bahwa mereka adalah "teroris", atau mereka adalah "mujahid".
Kajian yang selama ini dilakukan oleh Profesor Sarlito dkk sendiri sebenarnya memang memiliki tujuan untuk memberikan tindakan preventif terhadap tindakan terorisme. Hal ini dilakukan dengan cara pendekatan kepada para tersangka terorisme, lalu di saat yang tepat mencoba membelokkan pikiran mereka yang sempat dipenuhi dengan kebencian berlebihan pada Amerika, termasuk warga sipilnya.
Bahkan menurut Profesor Sarlito, tidak semua pelaku teror benar-benar sadar serta tidak menyesal atas tindakan terorisme yang telah mereka lakukan. Untuk tersangka sekelas Imam Samudra memang diakuinya sulit dihadapi, apalagi Imam Samudra memang sangat meyakini bahwa tindakannya selama ini selalu benar dan tak ada orang lain yang bisa merubahnya.
Namun tersangka lain, Ali Imron misalnya, menurut Profesor Sarlito, pernah merasa gundah dan menyesal telah membunuh sekian banyak nyawa yang sebenarnya tak berhak dibunuh. Keraguan semacam inilah yang bisa dijadikan pintu masuk untuk menyadarkan para tersangka teroris bahwa tindakan meledakkan bom di lingkungan sipil adalah salah. Meski hal itu tentu butuh keuletan tersendiri.
Usai presentasi panjang lebar dari Profesor Sarlito, sesi dialog dibuka oleh moderator. Dalam sesi ini, 6 orang audiens diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat serta pertanyaanya. Acara ditutup pada pukul 23.30 dengan penyerahan kenang-kenangan dari PPMI dan KBRI kepada Profesor Sarlito.[]
Bawabah Tiga, 6 Juli 2007
Proposal Pelatihan Kewirausahaan NU Mesir Disetujui Menkop UKM RI
Di tengah lawatan resminya ke Cairo, Menteri Koperasi dan UKM RI Suryadharma Ali, menyempatkan diri menemui jajaran pengurus NU Mesir. Meski harus berkejaran dengan jadwal yang begitu padat, para pengurus NU Mesir akhirnya dapat menemui Ketua Umum DPP PPP itu beberapa saat sebelum sampai bandara untuk take-off menuju tanah suci Mekkah.
Awalnya, pertemuan dijadwalkan pada Selasa (3/7/2007) pagi di Sheraton Cairo Hotel. Namun saat rombongan pengurus NU Mesir tiba, ternyata Menkop UKM dan keluarganya yang ikut dalam rombongan sedang berada di kawasan Piramid, Giza. Walhasil, pengurus NU Mesir terpaksa menunggu di lobi hotel.
Hingga setelah lebih sekitar 1 jam menunggu, datang kabar dari Bukhori Sail, Lc., mustasyar NU Mesir yang juga staf KBRI dan sedang mendampingi rombongan Menkop UKM di Piramid. Menurutnya, setelah berdialog dengan staf khusus Menkop UKM di perjalanan, pertemuan Menkop UKM dengan PCI-NU Mesir dapat dilakukan di bandara, sesaat sebelum boarding, sekitar pukul 14.00. Karena waktu baru menunjukkan pukul 11.30, sementara Menkop UKM diperkirakan datang ke hotel pukul 12.00 untuk check-out, pengurus NU Mesir melakukan musyawarah dulu, karena terlalu tanggung untuk pulang dulu.
Setelah itu, disepakati bahwa sebaiknya tetap menunggu beberapa saat dulu dan menemui di hotel meski hanya sekadar berjabat tangan, baru obrolan bisa dilanjutkan kelak saat bertemu kembali di bandara. Di tengah menunggu itu, rupanya kabar baru datang dari Bukhori, dimana pengurus NU Mesir dapat menemui Menkop UKM yang disebut-sebut sebagai representasi kader NU di DPP PPP itu, di restoran Sheraton Heliopolis Hotel yang terletak 2 km sebelum bandara. Hal ini karena Menkop UKM diundang makan siang oleh Mr. Barakat, seorang pengusaha Mesir yang juga importir barang-barang Indonesia.
Beberapa saat kemudian pengurus NU Mesir lalu meluncur menuju Sheraton Heliopolis Hotel. Karena jalanan macet, sementara pengurus NU Mesir sempat ke KBRI dulu, saat sampai di Sheraton Heliopolis Hotel rupanya rombongan Menkop UKM sudah ada di restoran. Akhirnya rombongan PCI-NU Mesir menunggu di lobi hotel.
Takut kedatangan rombongan NU Mesir itu tak diketahui oleh Romi, staf khusus Menkop UKM yang banyak berhubungan dengan Bukhori, Muhlashon Jalaluddin, Lc., Ketua Tanfidziyah NU Mesir mengirimkan pesan pendek. Sayangnya 3 kali mengirim pesan, tak juga ada balasan. Takut pesan pendek itu tak sampai, Muhlashon akhirnya menelpon. Tak lama kemudian, Romi datang menjemput rombongan NU Mesir dari lobi hotel untuk dibawa menemui Menkop UKM di restoran Sheraton Heliopolis Hotel.
Karena Menkop UKM terlihat masih asyik berbincang-bincang dengan Mr. Barakat, rombongan NU Mesir terpaksa harus menunggu di meja yang lain. Baru sekitar 10 menit kemudian, tampak Menkop UKM selesai bercengkerama dan berpamitan untuk menuju meja yang diduduki oleh rombongan NU Mesir.
Pembicaraan diawali dengan perkenalan personal di antara yang hadir. Setelah itu, baru Muhlashon memperkenalkan NU Mesir dan beberapa kegiatan yang sudah dilakukan NU Mesir. Di antara kegiatan itu sendiri adalah Pelatihan Ekonomi dan Kewirausahaan pada tahun 2004 yang terselenggara berkat kerjasama PCI-NU Mesir, PCI-NU Arab Saudi dan Kementerian Koperasi dan UKM RI yang ketika itu berada di bawah kepemimpinan Menteri Ali Marwan Hanan.
Usai penyelenggaraan acara itu, beberapa personal di PCI-NU Mesir tetap terus berhubungan dengan beberapa orang staf di Kementerian Koperasi dan UKM RI. Dan hingga kemudian muncul ide untuk melanjutkan kerjasama, dengan menyelenggarakan kembali semacam pelatihan kewirausahaan, namun kali ini diharapkan lebih mengena dan lebih konkrit untuk memunculkan bibit-bibit jiwa wirausaha dan mandiri. Pembicaraan intensif akan diadakannya kembali pelatihan ini, sudah dilakukan sejak 2 bulan terakhir.
Mendengar penuturan ini, Menkop UKM tampak manggut-manggut mengerti. Setelah beberapa saat secara singkat menerangkan visi-misi Kementerian Koperasi dan UKM RI sekarang ini, Menkop UKM kemudian menjelaskan bahwasanya dirinya sangat setuju dengan ide PCI-NU Mesir itu. Bahkan dengan antusias, Menkop UKM meminta Romi selaku staf khususnya untuk menindaklanjuti proposal yang sudah dibuat PCI-NU Mesir. Dengan sigap, Romi pun menjawab bahwa dirinya siap mengawal proposal dimaksud, bahkan langsung menyebut sebuah nama yang kiranya berwenang meneruskan proposal itu.
Setelah pembicaraan mengenai ide pelatihan kewirausahaan tahap lanjut itu selesai, obrolan berlanjut kepada hal-hal yang lebih ringan. Tak lupa juga membahas tentang PPP, partai yang saat ini dipimpin Menkop UKM. Ditanya keberadaan PPP di Mesir, salah seorang pengurus NU Mesir menjawab bahwa dulu sempat ada, namun pada Pemilu 2004 hingga kini, tak ada lagi gerakan yang dilakukan kader-kader PPP yang saat ini menuntut ilmu di Al-Azhar. Menkop UKM juga menimpali, bahwa sebenarnya dari segi suara, perwakilan partai di luar negeri tak akan memberi banyak perubahan/perbedaan. Namun dari segi prestise dan kaderisasi, perwakilan partai di negeri seberang tentu memberi nilai tambah.
Di akhir pertemuan, PCI-NU Mesir memberikan beberapa buku hasil karya kader NU Mesir. Hal ini untuk menunjukkan bahwa kader NU di Mesir selalu menggeliat untuk beraktifitas dan berkarya.[]
Bawabah Tiga, 6 Juli 2007
Wednesday, June 27, 2007
Up-Grading Informatika Berlangsung "Panas"
Untuk pertama kali sejak berdirinya Informatika tahun 1997, up-grading kru angkatan terbaru diadakan di luar Wisma Nusantara. Hal ini karena sejak 1 Juni 2007 lalu, gedung milik Yayasan Abdi Bangsa (Jakarta) ini direnovasi total. Selain Informatika, organisasi lain yang selama ini berkantor di Wisma Nusantara juga terpaksa mengungsi. Seperti DPP PPMI yang pindah kantor ke Bawabah Dua, Pengelola Wisma sendiri yang pindah ke Madrasah serta Wihdah yang pindah ke daerah Musalas. Semua di Hay Ashir.
Sementara ICMI, dimana di dalamnya termasuk Informatika, menyewa sebuah flat untuk kantor sekretariat di Building 87, antara Gami dan Musalas. Flat yang didapat sebenarnya lumayan lux karena harga sewanya juga di atas rata-rata, sayangnya terdapat di lantai paling atas.
Tak pelak, di musim panas seperti ini, lantai teratas setiap gedung merupakan bagian paling mudah menyerap energi matahari. Hal itu juga dirasakan peserta up-grading Informatika yang berlangsung pada hari Senin-Selasa, 25-26 Juni 2007. Sejumlah 23 kru baru, terdiri dari 12 perempuan dan 11 laki-laki, merasakan panasnya lantai "sutuh" (demikian bahasa yang sering akrab digunakan untuk lantai teratas) kantor ICMI.
Meski begitu, semua tampak ceria mengikuti jalannya sesi per sesi. Apalagi, nuansa keakraban antar generasi juga kentara dengan hadirnya beberapa senior yang ikut membaur. Walhasil, dengan sedikit keringat bercucuran, sebagian peserta seakan menentang hawa sejuk yang dihembuskan dua buah kipas angin mini. "Sebenarnya kita punya AC, tapi karena kira-kira hanya 3 bulan tinggal di sini, maka tidak kita pasang, terlalu rumit," ujar Ferli, salah seorang penanggungjawab kantor ICMI.
Acara yang digelar sejak pagi sekitar pukul 10.00, diawali dengan obrolan santai dan check in peserta. "Kru baru sebenarnya berjumlah 30 orang, meski yang hadir saat ini hanya 23 orang, dan saya yakin semua yang hadir di sini memiliki kompetensi dan hasrat tinggi untuk bersama-sama belajar jurnalistik," kata Pemimpin Umum Informatika, Syifa Annisa, dalam sambutannya mengawali seremoni up-grading.
Setelah upacara seremonial pembukaan, harusnya materi pertama ke-ICMI-an disampaikan oleh Ketua ICMI Orsat Cairo, Kholid Muslih, MA. Namun karena yang bersangkutan mendapat amanat untuk menguji peserta tes calon penerima beasiswa Maroko di KBRI, maka materi itu ditunda hingga sore.
Beruntung Ferli yang harusnya tampil di sesi kedua, sigap dan langsung mengisi kekosongan yang ada dengan mengajukan materi Meracik Berita dan Reportase. Materi berikutnya lebih spesifik membahas 2 rubrik utama di Informatika, Suara Mayoritas dan Sorot. Materi yang paling penting buat calon reporter Informatika ini disampaikan oleh editor periode sebelumnya, Wahdi Hafizy.
Usai shalat ashar, materi tentang ke-Informatika-an diusung oleh salah seorang senior Informatika, Agus Hidayatulloh. Calon sarjana Sastra Arab ini menjelaskan struktur redaksional Informatika, cara kerja kru serta gambaran penjadwalan dan agenda segala kegiatan Informatika, termasuk penerbitan buletin, sanggar, rapat redaksi dan kajian ilmiah secara intern.
Menjelang magrib, Kholid Muslih, MA. tiba di kantor ICMI beriringan dengan pemateri terakhir, Saiful Bahri, MA. yang hendak menyampaikan "Bagaimana Menulis Feature dan Kolom". Setelah dimusyawarahkan, Ketua ICMI diberikan kesempatan terlebih dahulu untuk menyampaikan materinya. Baru setelah menjadi imam salat magrib, Saiful Bahri, MA. menjelaskan langkah dan trik-trik tertentu dalam membuat feature dan kolom.
Malamnya, setelah beberapa games dan door prize yang disiapkan panitia, Drs. Ahmad Isrona, salah seorang pengarah Informatika, datang ke tempat up-grading beserta keluarganya. Mantan Wakil Ketua ICMI Cairo periode 2000-2002 ini sengaja menyempatkan diri menjenguk anak didiknya yang menurutnya penuh dengan keakraban meski terdiri dari berbagai macam generasi. "Yang paling berkesan bagi saya adalah, karena Informatika selalu sigap dengan kaderisasi, di awal periode merekrut kru-kru baru yang penuh talenta, digabungkan dengan wajah-wajah lama yang banyak pengamalan, sehingga selama 11 tahun sejarahnya, Informatika mampu menjadi buletin paling eksis di kalangan Masisir," kata bapak 2 orang anak ini.
Setelah bincang santai itu, makan malam bersama dengan menggelar plastik sebagai alas makan, menjadikan suasana makin akrab. Berikutnya, peserta dipecah jadi dua, yang perempuan "diungsikan" untuk menginap di sekretariat Wihdah, tak jauh dari kantor ICMI, sedangkan yang laki-laki tetap menginap di tempat berlangsungnya up-grading.
Menjelang subuh, semua dibangunkan untuk shalat malam dan renungan bersama. Paginya, semua diajak jalan-jalan menikmati udara pagi sekaligus langsung praktik rapat redaksi persiapan penerbitan buletin edisi magang. Semua tampak antusias mengikuti jalannya rapat redaksi, hingga tampak betul-betul lupa bahwa sehari sebelumnya mereka kepanasan mengikuti jalannya up-grading. Direncanakan, awal bulan Juli Informatika bisa terbit dengan edisi magang para kru generasi terbaru.[]
Bawabah Tiga, 26 Juni 2007
Friday, June 01, 2007
Upayakan Damai Palestina-Israel, Mesir Merasa Sendirian
Selasa (29/5) lalu, Menteri Luar Negeri Mesir Ahmad Abul Ghait mengirimkan surat kepada peserta pertemuan Berlin. Pertemuan yang diikuti delegasi dari Uni Eropa, Rusia, Amerika Serikat dan PBB itu sejatinya memang untuk membahas perdamaian dunia, terutama perkembangan Israel-Palestina yang selalu bergolak.
Atas pertemuan 4 blok berpengaruh itu, melalui surat resmi, Abul Ghait berharap pertemuan dapat menghasilkan keputusan untuk menghentikan keganasan Israel yang terus menyerang Palestina secara membabi-buta.
Sayangnya, apa yang diharapkan Mesir itu jauh dari kenyataan. Kamis (31/5) lalu, pertemuan Berlin diakhiri dan menghasilkan keputusan yang kemudian sangat disesalkan Mesir.
Mesir menyayangkan sikap 4 blok itu dan menyebutnya sebagai "keputusan yang tidak berimbang". Dalam siaran pers yang disampaikan juru bicara Depertemen Luar Negeri Mesir Ala Al-Hadidi, keputusan itu justru menghambat upaya Mesir dalam mendamaikan Palestina-Israel. Mesir juga mempertanyakan rasa netralitas, tanggung jawab dan kepekaan peserta pertemuan Berlin.
Dalam keputusan akhir pertemuan di Berlin itu, disebutkan permintaan kepada Palestina untuk menghentikan serangan bom bunuh diri. Sementara di sisi lain hanya meminta Israel untuk mengurangi serangan terhadap warga sipil Palestina.
Keputusan ini dinilai Cairo justru hanya menjustifikasi serangan-serangan yang dilakukan Israel selama ini, sekaligus memberi lampu hijau kepada Israel untuk meneruskan invasi militer yang diklaim hanya sekadar sebagai "serangan balasan".
Mesir juga merasa tidak habis pikir apakah serangan Israel yang menewaskan beberapa anggota perlemen dan kabinet Palestina tidak menjadi pemikiran tersendiri bagi pertemuan Berlin. Hal ini, menjadikan Mesir merasa sendirian dalam upaya mendamaikan Paletina-Israel.
Meski demikian, pihaknya menyambut baik poin lainnya dalam keputusan Berlin, dimana menyebutkan akan adanya upaya keras dari pihak terkait untuk mempertemukan Presiden Palestina Mahmud Abbas dan PM Israel Ehud Olmert.
Sebagaimana disampaikan juru bicara Departemen Luar Negeri Jerman, menyatakan bahwa dalam bulan Juni ini pihaknya akan mengupayakan komunikasi langsung dengan Palestina dan Israel. Hal ini dalam rangka menentukan langkah-langkah yang bakal diambil kemudian untuk meneruskan usaha perdamaian Timur Tengah.[]
Agus Hidayatulloh
(dari berbagai sumber)
Bawabah Tiga, 1 Juni 2007
Atas pertemuan 4 blok berpengaruh itu, melalui surat resmi, Abul Ghait berharap pertemuan dapat menghasilkan keputusan untuk menghentikan keganasan Israel yang terus menyerang Palestina secara membabi-buta.
Sayangnya, apa yang diharapkan Mesir itu jauh dari kenyataan. Kamis (31/5) lalu, pertemuan Berlin diakhiri dan menghasilkan keputusan yang kemudian sangat disesalkan Mesir.
Mesir menyayangkan sikap 4 blok itu dan menyebutnya sebagai "keputusan yang tidak berimbang". Dalam siaran pers yang disampaikan juru bicara Depertemen Luar Negeri Mesir Ala Al-Hadidi, keputusan itu justru menghambat upaya Mesir dalam mendamaikan Palestina-Israel. Mesir juga mempertanyakan rasa netralitas, tanggung jawab dan kepekaan peserta pertemuan Berlin.
Dalam keputusan akhir pertemuan di Berlin itu, disebutkan permintaan kepada Palestina untuk menghentikan serangan bom bunuh diri. Sementara di sisi lain hanya meminta Israel untuk mengurangi serangan terhadap warga sipil Palestina.
Keputusan ini dinilai Cairo justru hanya menjustifikasi serangan-serangan yang dilakukan Israel selama ini, sekaligus memberi lampu hijau kepada Israel untuk meneruskan invasi militer yang diklaim hanya sekadar sebagai "serangan balasan".
Mesir juga merasa tidak habis pikir apakah serangan Israel yang menewaskan beberapa anggota perlemen dan kabinet Palestina tidak menjadi pemikiran tersendiri bagi pertemuan Berlin. Hal ini, menjadikan Mesir merasa sendirian dalam upaya mendamaikan Paletina-Israel.
Meski demikian, pihaknya menyambut baik poin lainnya dalam keputusan Berlin, dimana menyebutkan akan adanya upaya keras dari pihak terkait untuk mempertemukan Presiden Palestina Mahmud Abbas dan PM Israel Ehud Olmert.
Sebagaimana disampaikan juru bicara Departemen Luar Negeri Jerman, menyatakan bahwa dalam bulan Juni ini pihaknya akan mengupayakan komunikasi langsung dengan Palestina dan Israel. Hal ini dalam rangka menentukan langkah-langkah yang bakal diambil kemudian untuk meneruskan usaha perdamaian Timur Tengah.[]
Agus Hidayatulloh
(dari berbagai sumber)
Bawabah Tiga, 1 Juni 2007
Tuesday, May 29, 2007
Hamas Susul Fatah ke Cairo
Pertemuan Faksi-faksi Palestina
Menyambut undangan pemerintah Mesir untuk mempertemukan seluruh faksi-faksi Falestina, delegasi faksi Hamas hari ini, Selasa (28/5), tiba di Cairo. Dipimpin Wakil Kepala Biro Politik Dr. Musa Abu Marzuq, delegasi pemenang pemilu terakhir di Palestina itu merupakan faksi kedua yang tiba lebih dulu untuk mengikuti pertemuan Cairo.
Sabtu (26/5) lalu, para pembesar faksi Fatah sudah berada di Cairo untuk melakukan pertemuan internal. Seiring dengan adanya inisiatif Mesir mempertemukan semua faksi Palestina, delegasi Fatah memilih bertahan di Cairo untuk menunggu faksi lainnya.
Di tempat terpisah, Menlu Mesir Ahmad Abul Ghait menyatakan bahwa konflik antar faksi di Palestina sudah semestinya dihentikan. Saat bertemu Wakil PM Palestina Azzam Al-Ahmad yang tengah melakukan kunjungan ke Cairo, Abul Ghait juga mengimbau para pejuang Palestina agar menghentikan serangan militer ke daerah kekuasaan Israel. Hal ini untuk menghindari balasan invasi militer yang lebih besar.
Di sisi lain, dirinya juga mengaku prihatin atas serangan militer Israel terhadap warga Palestina. Menurutnya, hal ini bakal makin menyulitkan usaha perdamaian yang sudah lama dirintis dan memang kerap menemui jalan terjal dan fluktuasi perkembangan.
Dengan kedatangan Fatah dan Hamas di Cairo, masih ada tiga faksi lagi yang ditunggu kehadirannya di Cairo. Faksi Al-Jihad, Al-Shabiyah dan Demokrat sudah menyatakan akan datang memenuhi undangan Cairo untuk menyongsong pertemuan bersejarah.[]
Sumber: Koran Al-Ahram edisi 29 Mei 2007
Bawabah Tiga, 29 Mei 2007
Menyambut undangan pemerintah Mesir untuk mempertemukan seluruh faksi-faksi Falestina, delegasi faksi Hamas hari ini, Selasa (28/5), tiba di Cairo. Dipimpin Wakil Kepala Biro Politik Dr. Musa Abu Marzuq, delegasi pemenang pemilu terakhir di Palestina itu merupakan faksi kedua yang tiba lebih dulu untuk mengikuti pertemuan Cairo.
Sabtu (26/5) lalu, para pembesar faksi Fatah sudah berada di Cairo untuk melakukan pertemuan internal. Seiring dengan adanya inisiatif Mesir mempertemukan semua faksi Palestina, delegasi Fatah memilih bertahan di Cairo untuk menunggu faksi lainnya.
Di tempat terpisah, Menlu Mesir Ahmad Abul Ghait menyatakan bahwa konflik antar faksi di Palestina sudah semestinya dihentikan. Saat bertemu Wakil PM Palestina Azzam Al-Ahmad yang tengah melakukan kunjungan ke Cairo, Abul Ghait juga mengimbau para pejuang Palestina agar menghentikan serangan militer ke daerah kekuasaan Israel. Hal ini untuk menghindari balasan invasi militer yang lebih besar.
Di sisi lain, dirinya juga mengaku prihatin atas serangan militer Israel terhadap warga Palestina. Menurutnya, hal ini bakal makin menyulitkan usaha perdamaian yang sudah lama dirintis dan memang kerap menemui jalan terjal dan fluktuasi perkembangan.
Dengan kedatangan Fatah dan Hamas di Cairo, masih ada tiga faksi lagi yang ditunggu kehadirannya di Cairo. Faksi Al-Jihad, Al-Shabiyah dan Demokrat sudah menyatakan akan datang memenuhi undangan Cairo untuk menyongsong pertemuan bersejarah.[]
Sumber: Koran Al-Ahram edisi 29 Mei 2007
Bawabah Tiga, 29 Mei 2007
Menunggu Pertemuan Faksi-faksi Palestina di Cairo
Beberapa waktu lalu, pemerintah Mesir berinisiatif mengundang semua faksi yang ada di Palestina untuk duduk bersama di Cairo. Rencananya, pertemuan itu akan diadakan dalam satu hingga dia pekan ke depan. Pertemuan itu sendiri akan membahas sedikitnya tiga hal penting terkait kondisi yang ada di Palestina kini.
Agenda utama pertemuan adalah reformasi dalam tubuh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Karena belakangan, sepeninggal wafatnya mendiang Yaser Arafat, PLO memang sering kurang akur sendiri di internal. Diharapkan dengan reformasi PLO, semua faksi yang ada di Palestina dapat diakomodasi. Sehingga PLO benar-benar bisa dijadikan ajang bersatunya semua faksi yang ada.
Selain itu, rencananya akan dibahas juga masalah usaha perdamaian dengan Israel. Hal inilah yang selama ini menjadi pangkal konflik di internal PLO sendiri. Faksi Hamas yang memenangi pemilu terakhir, sejak awal memang tak mengenal kata damai dengan pendudukan Israel. Sementara Fatah, yang pada tahun-tahun sebelumnya lebih banyak memegang kendali pemerintahan, terlihat lebih lentur mengahadapi Israel.
Adanya pertentangan di internal Palestina ini menjadikan usaha banyak negara yang turun tangan mendamaikan Palestina dan Israel menjadi makin berat. Karenanya, dengan usaha mengundang seluruh faksi Palestina yang ada, Mesir mengharapkan dicapai titik temu untuk meneruskan usaha perdamaian Palestina-Israel khususnya dan Timur Tengah pada umumnya.
Agenda lain yang dijadwalkan dalam pertemuan Cairo mendatang, adalah usaha meredakan dan menyelesaikan konflik berkepanjangan antar sayap keras masing-masing faksi. Sebagaimana diketahui, belakangan justru terjadi baku tembak antar warga Palestina. Tentu saja hal ini mengundang keprihatinan dunia internasional.
Pimpinan masing-masing faksi pun sadar hal ini justru menjadi kampanye negatif dalam menarik dukungan interasional untuk perjuangan Palestina. Jika pimpinan atau utusan faksi bisa duduk bersama membicarakan hal ini, diharapkan akar rumput yang selama ini melakukan bentrok fisik bisa juga menahan untuk tidak saling menyerang. Sehingga kondisi politik yang stabil bisa digunakan sebagai pijakan kuat menuju negara Palestina merdeka.
Kepada koran Al-Akhbar, sebuah sumber Palestina menyatakan menyambut baik usaha Mesir ini. Apalagi, Mesir tak menyertakan syarat apapun bagi para calon peserta pertemuan dari faksi-faksi itu. Sumber tersebut meyakini undangan itu didasari keinginan kuat Mesir untuk melihat negara tetangganya itu juga aman dan tentram.
Sumber itu juga menyebutkan bahwa para pimpinan faksi Fatah, sejak Ahad (27/5) lalu tengah melakukan pertemuan di Cairo. Diharapkan pada Senin (28/5) ini, pertemuan sudah selesai sehingga kemudian bisa melakukan persiapan untuk pertemuan dengan faksi-faksi lainnya.
Pada kesempatan berbeda, Wakil Perdana Menteri Palestina, Azzam Al-Ahmad yang tengah melakukan kunjungan ke Cairo, mengiyakan pentingnya reformasi dalam tubuh PLO. Menurutnya, sejak awal Mesir memang memberikan perhatian penuh pada PLO, sebagaimana yang pernah ditunjukkanya pada pertemuan bilateral kedua negara tahun 2005 silam.
Azzam menambahkan, kunjungannya ke Cairo guna menemui beberapa pejabat pemerintahan Mesir. Hal ini terkait perkembangan situasi yang terjadi di tanah Palestina. Azzam juga menyebutkan kedatangannya hanya untuk menemui pihak-pihak Mesir terkait, bukan melakukan pertemuan antar tokoh Palestina.
Ditanya mengenai perselisihan antar faksi Palestina yang menyebabkan bentrok fisik, Azzam meyakini bahwa hal itu terjadi juga karena adanya intervensi dan campur tangan pihak eksternal, tanpa menyebut pihak mana yang dimaksud.
Sementara pada kesempatan lainnya, juru bicara Hamas di Cairo menyebutkan pihaknya antusias untuk mengikuti pertemuan yang dimotori pemerintah Mesir itu. Karenanya, saat ini Hamas tengah melakukan persiapan-persiapan untuk menyambut pertemuan Cairo nanti. Hamas berharap pertemuan bisa dilangsungkan di akhir pekan ini atau awal pekan depan.
Selain Fatah dan Hamas, tiga faksi besar lainnya juga menyatakan siap mengikuti pertemuan Cairo. Faksi Al-Jihad, Al-Shabiyah dan Demokrat masing-masing mengaku tengah berada dalam perjalanan menuju undangan Cairo untuk menyongsong pertemuan bersejarah.
Semua masih harus terus dilihat hingga pekan depan, akankah pertemuan yang diharapkan menjadi titik tolak persatuan Palestina bisa mewujudkan angan seluruh rakyat Palestina yang ingin mencicipi udara kemerdekaan. Di tangan para pimpinan faksi itulah nasib sepetak tanah di sudut Timur Tengah itu akan ditentukan kemudian. Apakah bakal menjadi tanah merdeka, atau justru makin terpecah-pecah layaknya ranah Balkan?[]
Agus Hidayatulloh (dari berbagai sumber)
Bawabah Tiga, 28 Mei 2007
Agenda utama pertemuan adalah reformasi dalam tubuh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Karena belakangan, sepeninggal wafatnya mendiang Yaser Arafat, PLO memang sering kurang akur sendiri di internal. Diharapkan dengan reformasi PLO, semua faksi yang ada di Palestina dapat diakomodasi. Sehingga PLO benar-benar bisa dijadikan ajang bersatunya semua faksi yang ada.
Selain itu, rencananya akan dibahas juga masalah usaha perdamaian dengan Israel. Hal inilah yang selama ini menjadi pangkal konflik di internal PLO sendiri. Faksi Hamas yang memenangi pemilu terakhir, sejak awal memang tak mengenal kata damai dengan pendudukan Israel. Sementara Fatah, yang pada tahun-tahun sebelumnya lebih banyak memegang kendali pemerintahan, terlihat lebih lentur mengahadapi Israel.
Adanya pertentangan di internal Palestina ini menjadikan usaha banyak negara yang turun tangan mendamaikan Palestina dan Israel menjadi makin berat. Karenanya, dengan usaha mengundang seluruh faksi Palestina yang ada, Mesir mengharapkan dicapai titik temu untuk meneruskan usaha perdamaian Palestina-Israel khususnya dan Timur Tengah pada umumnya.
Agenda lain yang dijadwalkan dalam pertemuan Cairo mendatang, adalah usaha meredakan dan menyelesaikan konflik berkepanjangan antar sayap keras masing-masing faksi. Sebagaimana diketahui, belakangan justru terjadi baku tembak antar warga Palestina. Tentu saja hal ini mengundang keprihatinan dunia internasional.
Pimpinan masing-masing faksi pun sadar hal ini justru menjadi kampanye negatif dalam menarik dukungan interasional untuk perjuangan Palestina. Jika pimpinan atau utusan faksi bisa duduk bersama membicarakan hal ini, diharapkan akar rumput yang selama ini melakukan bentrok fisik bisa juga menahan untuk tidak saling menyerang. Sehingga kondisi politik yang stabil bisa digunakan sebagai pijakan kuat menuju negara Palestina merdeka.
Kepada koran Al-Akhbar, sebuah sumber Palestina menyatakan menyambut baik usaha Mesir ini. Apalagi, Mesir tak menyertakan syarat apapun bagi para calon peserta pertemuan dari faksi-faksi itu. Sumber tersebut meyakini undangan itu didasari keinginan kuat Mesir untuk melihat negara tetangganya itu juga aman dan tentram.
Sumber itu juga menyebutkan bahwa para pimpinan faksi Fatah, sejak Ahad (27/5) lalu tengah melakukan pertemuan di Cairo. Diharapkan pada Senin (28/5) ini, pertemuan sudah selesai sehingga kemudian bisa melakukan persiapan untuk pertemuan dengan faksi-faksi lainnya.
Pada kesempatan berbeda, Wakil Perdana Menteri Palestina, Azzam Al-Ahmad yang tengah melakukan kunjungan ke Cairo, mengiyakan pentingnya reformasi dalam tubuh PLO. Menurutnya, sejak awal Mesir memang memberikan perhatian penuh pada PLO, sebagaimana yang pernah ditunjukkanya pada pertemuan bilateral kedua negara tahun 2005 silam.
Azzam menambahkan, kunjungannya ke Cairo guna menemui beberapa pejabat pemerintahan Mesir. Hal ini terkait perkembangan situasi yang terjadi di tanah Palestina. Azzam juga menyebutkan kedatangannya hanya untuk menemui pihak-pihak Mesir terkait, bukan melakukan pertemuan antar tokoh Palestina.
Ditanya mengenai perselisihan antar faksi Palestina yang menyebabkan bentrok fisik, Azzam meyakini bahwa hal itu terjadi juga karena adanya intervensi dan campur tangan pihak eksternal, tanpa menyebut pihak mana yang dimaksud.
Sementara pada kesempatan lainnya, juru bicara Hamas di Cairo menyebutkan pihaknya antusias untuk mengikuti pertemuan yang dimotori pemerintah Mesir itu. Karenanya, saat ini Hamas tengah melakukan persiapan-persiapan untuk menyambut pertemuan Cairo nanti. Hamas berharap pertemuan bisa dilangsungkan di akhir pekan ini atau awal pekan depan.
Selain Fatah dan Hamas, tiga faksi besar lainnya juga menyatakan siap mengikuti pertemuan Cairo. Faksi Al-Jihad, Al-Shabiyah dan Demokrat masing-masing mengaku tengah berada dalam perjalanan menuju undangan Cairo untuk menyongsong pertemuan bersejarah.
Semua masih harus terus dilihat hingga pekan depan, akankah pertemuan yang diharapkan menjadi titik tolak persatuan Palestina bisa mewujudkan angan seluruh rakyat Palestina yang ingin mencicipi udara kemerdekaan. Di tangan para pimpinan faksi itulah nasib sepetak tanah di sudut Timur Tengah itu akan ditentukan kemudian. Apakah bakal menjadi tanah merdeka, atau justru makin terpecah-pecah layaknya ranah Balkan?[]
Agus Hidayatulloh (dari berbagai sumber)
Bawabah Tiga, 28 Mei 2007
Monday, May 28, 2007
Lapangan Bowling Peninggalan Firaun Ditemukan
Sebuah tim riset dari Italia yang meneliti peninggalan bangsa Mesir Kuno menemukan sebuah ruangan yang mirip tempat permainan bowling. Penemuan ini merupakan hasil kerja keras para periset di provinsi Fayum, sekitar 100 km barat daya Cairo.
Ruangan terbuka yang ditemukan itu dialasi dengan tumpukan batu kapur berukuran besar. Layaknya lapangan bowling, lantai yang terbuat dari batu-batu yang ditata rapi itu memiliki area laju bola, berupa cekungan berbentuk segi empat. Hanya saja, ukuran cekungan itu tak seluas lapangan bowling zaman modern. Namun di sisi lainnya, juga ditemukan dua buah bola yang berukuran masing-masing berdiameter 10 dan 12 cm.
Oleh para periset, setelah melalui penelitian lebih lanjut, diyakini bahwa arsitektur yang ada memang sangat mirip layaknya lapangan bowling. Sehingga dengan yakin, mereka menyatakan bahwa tempat itu merupakan salah satu petunjuk bahwa cikal-bakal permainan bowling sudah ada di masa Firaun. Jika benar, maka itu merupakan lapangan bowling tertua yang ditemukan di seluruh dunia.
Tak jauh dari tempat itu, juga ditemukan banyak alat keperluan rumah tangga. Gelas, piring dan berbagai macam alat kebutuhan sehari-hari banyak berserakan di sekitar lokasi lapangan bowling itu. Alat-alat itu sendiri ada yang terbuat dari kayu, ada juga yang terbuat dari bahan kaca pecah-belah.
Lokasi di dekat kota Fayum ini merupakan salah satu bukti penting akan adanya peradaban Mesir Kuno. Apalagi, di sekitar Fayum memang banyak ditemukan peninggalan-peninggalan Mesir Kuno dengan kondisi yang masih cukup baik. Menurut sejarah, konon lokasi itu bernama Kum Madi, yang ditinggali oleh keluarga Firaun generasi ke-12. Di Kum Madi ini, juga terdapat kuil bangsa Mesir Kuno tempat pemujaan Dewi Isis.[]
Sumber: Koran Al-Akhbar edisi 27 Mei 2007
Bawabah Tiga, 28 Mei 2007
Ruangan terbuka yang ditemukan itu dialasi dengan tumpukan batu kapur berukuran besar. Layaknya lapangan bowling, lantai yang terbuat dari batu-batu yang ditata rapi itu memiliki area laju bola, berupa cekungan berbentuk segi empat. Hanya saja, ukuran cekungan itu tak seluas lapangan bowling zaman modern. Namun di sisi lainnya, juga ditemukan dua buah bola yang berukuran masing-masing berdiameter 10 dan 12 cm.
Oleh para periset, setelah melalui penelitian lebih lanjut, diyakini bahwa arsitektur yang ada memang sangat mirip layaknya lapangan bowling. Sehingga dengan yakin, mereka menyatakan bahwa tempat itu merupakan salah satu petunjuk bahwa cikal-bakal permainan bowling sudah ada di masa Firaun. Jika benar, maka itu merupakan lapangan bowling tertua yang ditemukan di seluruh dunia.
Tak jauh dari tempat itu, juga ditemukan banyak alat keperluan rumah tangga. Gelas, piring dan berbagai macam alat kebutuhan sehari-hari banyak berserakan di sekitar lokasi lapangan bowling itu. Alat-alat itu sendiri ada yang terbuat dari kayu, ada juga yang terbuat dari bahan kaca pecah-belah.
Lokasi di dekat kota Fayum ini merupakan salah satu bukti penting akan adanya peradaban Mesir Kuno. Apalagi, di sekitar Fayum memang banyak ditemukan peninggalan-peninggalan Mesir Kuno dengan kondisi yang masih cukup baik. Menurut sejarah, konon lokasi itu bernama Kum Madi, yang ditinggali oleh keluarga Firaun generasi ke-12. Di Kum Madi ini, juga terdapat kuil bangsa Mesir Kuno tempat pemujaan Dewi Isis.[]
Sumber: Koran Al-Akhbar edisi 27 Mei 2007
Bawabah Tiga, 28 Mei 2007
Sunday, May 27, 2007
Ujian di 2 Sekolah Mesir Dinyatakan Batal
Buntut Kebocoran Soal
Di provinsi Port Said, 220 km utara Cairo, ujian yang diselenggarakan 2 sekolah dasar terpaksa dibatalkan. Penyelenggaraan ujian di kedua sekolah tersebut terbukti menyimpang dari aturan yang berlaku.
Di Sekolah Dasar Rifa'ah Altahtawi, Port Said Utara, pihak Dinas Pendidikan setempat mendapat aduan kemungkinan adanya kebocoran soal ujian. Mendengar informasi seperti itu, Dinas Pendidikan Port Said langsung bergerak cepat. Menurut hasil penyelidikan, seorang guru kelas 4 di sekolah bersangkutan memang membocorkan soal ujian sebelum ujian berlangsung.
Untuk mengatasi hal itu, Dinas Pendidikan langsung menurunkan tim untuk menyiapkan soal darurat pada hari itu juga. Sementara oknum guru yang membocorkan soal dihukum setimpal dengan denda potong gaji 15 hari kerja. Selain itu dia juga dimutasi dan dilarang berurusan dengan urusan ujian untuk 5 tahun mendatang.
Di kota yang sama, para wali murid Sekolah Dasar Mukhtar Alfi, Port Said Utara, mengadukan sekolah yang membiarkan anak-anaknya mencontek secara massal. Tim bentukan Dinas Pendidikan bergerak cepat dengan membanding-bandingkan hasil ujian para siswa kelas 1 mata pelajaran ilmu sosial dan mendapati jawaban mereka yang sama persis. Oleh karenanya, Dinas Pendidikan menyatakan akan menggelar ujian susulan untuk mata pelajaran ilmu sosial di kelas 1 sekolah tersebut.[]
Sumber: Koran Al-Ahram edisi 25 Mei 2007
Bawabah Tiga, 25 Mei 2007
Di provinsi Port Said, 220 km utara Cairo, ujian yang diselenggarakan 2 sekolah dasar terpaksa dibatalkan. Penyelenggaraan ujian di kedua sekolah tersebut terbukti menyimpang dari aturan yang berlaku.
Di Sekolah Dasar Rifa'ah Altahtawi, Port Said Utara, pihak Dinas Pendidikan setempat mendapat aduan kemungkinan adanya kebocoran soal ujian. Mendengar informasi seperti itu, Dinas Pendidikan Port Said langsung bergerak cepat. Menurut hasil penyelidikan, seorang guru kelas 4 di sekolah bersangkutan memang membocorkan soal ujian sebelum ujian berlangsung.
Untuk mengatasi hal itu, Dinas Pendidikan langsung menurunkan tim untuk menyiapkan soal darurat pada hari itu juga. Sementara oknum guru yang membocorkan soal dihukum setimpal dengan denda potong gaji 15 hari kerja. Selain itu dia juga dimutasi dan dilarang berurusan dengan urusan ujian untuk 5 tahun mendatang.
Di kota yang sama, para wali murid Sekolah Dasar Mukhtar Alfi, Port Said Utara, mengadukan sekolah yang membiarkan anak-anaknya mencontek secara massal. Tim bentukan Dinas Pendidikan bergerak cepat dengan membanding-bandingkan hasil ujian para siswa kelas 1 mata pelajaran ilmu sosial dan mendapati jawaban mereka yang sama persis. Oleh karenanya, Dinas Pendidikan menyatakan akan menggelar ujian susulan untuk mata pelajaran ilmu sosial di kelas 1 sekolah tersebut.[]
Sumber: Koran Al-Ahram edisi 25 Mei 2007
Bawabah Tiga, 25 Mei 2007
Mesir Perhatikan Tenaga Kerjanya di Arab Saudi
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Mesir, Aisyah Abdul Hadi, menyatakan bahwa pihaknya selalu melakukan koordinasi dengan pemerintah Arab Saudi dalam hal tenaga kerja. Dikatakannya, baru-baru ini sudah terjadi kesepakatan di antara kedua belah pihak untuk mendukung pemenuhan hak-hak dan kewajiban tenaga kerja.
Dalam kesepakatan itu dijelaskan peraturan detail akan gaji, jam kerja dan jaminan kesehatan bagi para tenaga kerja asal Mesir. Demikian pula dengan hak dan kewajiban para majikan warga negara Saudi, juga telah ditentukan aturannya.
Usai menandatangani MoU dengan Menteri Tenaga Kerja Saudi Saad Almutiri, Aisyah menyatakan pihaknya juga menekankan bahwa kedua pemerintahan sepakat mengatur hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan jasa tenaga kerja. Selain itu Aisyah juga menyampaikan terimakasih atas kerjasama yang terjalin selama ini di antara kedua belah pihak.[]
Sumber: Koran Al-Ahram edisi 25 Mei 2007
Bawabah Tiga, 25 Mei 2007
Dalam kesepakatan itu dijelaskan peraturan detail akan gaji, jam kerja dan jaminan kesehatan bagi para tenaga kerja asal Mesir. Demikian pula dengan hak dan kewajiban para majikan warga negara Saudi, juga telah ditentukan aturannya.
Usai menandatangani MoU dengan Menteri Tenaga Kerja Saudi Saad Almutiri, Aisyah menyatakan pihaknya juga menekankan bahwa kedua pemerintahan sepakat mengatur hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan jasa tenaga kerja. Selain itu Aisyah juga menyampaikan terimakasih atas kerjasama yang terjalin selama ini di antara kedua belah pihak.[]
Sumber: Koran Al-Ahram edisi 25 Mei 2007
Bawabah Tiga, 25 Mei 2007
Thursday, May 24, 2007
UE Dukung Berdirinya Negara Palestina
Kunjungan Javier Solana ke Mesir
Presiden Mesir Husni Mubarok Rabu (23/5) kemarin menerima Javier Solana, pejabat tinggi Uni Eropa Bidang Keamanan dan Luar Negeri. Keduanya tampak serius membahas perkembangan kondisi Palestina dan Lebanon. Di hadapan Presiden Mubarak, Solana meyakinkan bahwa UE menawarkan bantuan pada rakyat Lebanon dan selalu siap ikut membantu memecahkan permasalahan yang ada di kawasan itu.
Setelah pertemuan itu, Solana menyatakan bahwa Uni Eropa mendukung berdirinya negara Palestina merdeka dan pihaknya akan mencari solusi untuk mengatasi pendudukan Israel. Namun Solana menolak menjawab pertanyaan seputar kemungkinan UE mengirimkan lagi tim pengawasnya di kawasan Rafah Palestina.
Mengenai masalah Lebanon, diakuinya bahwa stabilitas politik di sana masih jauh dari harapan. Namun UE mendukung penuh kepemimpinan PM Fuad Siniora di Lebanon. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Liga Arab. Solana juga menyinggung keprihatinan UE atas apa yang terjadi di kamp pengungsian Nahril Barid. Karenanya UE menjanjikan akan mengirimkan bantuan secepatnya dengan menjalin kerjasama dengan PBB.
Di sisi lain, Solana juga menegaskan bahwa pertemuannya dengan Presiden Mubarok sangat membantu UE dalam mengetahui lebih jauh perkembangan yang terjadi di Timur Tengah. Dirinya juga menyambut baik usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah Mesir dan rakyatrnya dalam menciptakan stabilitas politik di Timur Tengah.[]
Sumber: Koran Al-Akhbar Edisi 24 Mei 2007
Bawabah Tiga, 24 Mei 2007
Presiden Mesir Husni Mubarok Rabu (23/5) kemarin menerima Javier Solana, pejabat tinggi Uni Eropa Bidang Keamanan dan Luar Negeri. Keduanya tampak serius membahas perkembangan kondisi Palestina dan Lebanon. Di hadapan Presiden Mubarak, Solana meyakinkan bahwa UE menawarkan bantuan pada rakyat Lebanon dan selalu siap ikut membantu memecahkan permasalahan yang ada di kawasan itu.
Setelah pertemuan itu, Solana menyatakan bahwa Uni Eropa mendukung berdirinya negara Palestina merdeka dan pihaknya akan mencari solusi untuk mengatasi pendudukan Israel. Namun Solana menolak menjawab pertanyaan seputar kemungkinan UE mengirimkan lagi tim pengawasnya di kawasan Rafah Palestina.
Mengenai masalah Lebanon, diakuinya bahwa stabilitas politik di sana masih jauh dari harapan. Namun UE mendukung penuh kepemimpinan PM Fuad Siniora di Lebanon. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Liga Arab. Solana juga menyinggung keprihatinan UE atas apa yang terjadi di kamp pengungsian Nahril Barid. Karenanya UE menjanjikan akan mengirimkan bantuan secepatnya dengan menjalin kerjasama dengan PBB.
Di sisi lain, Solana juga menegaskan bahwa pertemuannya dengan Presiden Mubarok sangat membantu UE dalam mengetahui lebih jauh perkembangan yang terjadi di Timur Tengah. Dirinya juga menyambut baik usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah Mesir dan rakyatrnya dalam menciptakan stabilitas politik di Timur Tengah.[]
Sumber: Koran Al-Akhbar Edisi 24 Mei 2007
Bawabah Tiga, 24 Mei 2007
Ujian Al-Azhar Dimulai Secara Serentak
Sejak Sabtu (17/5) kemarin, Universitas Al-Azhar di seluruh pelosok Mesir memulai ujian tulis termin kedua secara serentak. Sementara ujian lisan dilaksanakan sesuai kebijakan fakultas masing-masing.
Di Kairo, bus-bus angkutan umum tampak penuh sesak sejak pukul delapan pagi.Para mahasiswa berebut naik bus dari halte-halte yang dilewati kendaraanjurusan kampus Al-Azhar.Di kawasan Nasr City, dimana mayoritas mahasiswaIndonesia berdomisili, ketersediaan bus terasa kurang, sehinggaberdesak-desakan dalam setiap bus terpaksa menjadi pilihan.
Universitas Al-Azhar yang memiliki 62 fakultas yang tersebar di hampir seluruh provinsi di Mesir ini menunjuk tim independen sebagai badan pengawas. Demikian pula dengan pengoreksian hasil ujian, diserahkan kepada orang-orang yang sebelumnya tak berhubungan dengan para mahasiswa. Hal ini untuk menjaga hasil ujian agar benar-benar bebas dari bias dan kecurangan lainnya.
Untuk menghindari kebocoran soal, Rektor Prof. Dr. Ahmed Tayeb menginstruksikan kepada para dosen untuk menyiapkan soal-soal ujian pada pagi hari sebelum ujian dimulai. Demikian juga dengan proses memperbanyak soal-soal tersebut, juga dilakukan beberapa saat sebelum ujian. Meski hanya melalui mesin fotokopi dan barangkali terkesan kuno, namun hal itu jelas sangat aman dari tersebarnya soal-soal sebelum ujian dimulai.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, sejak ujian termin pertama pada Januari lalu seluruh pelaksanaan ujian digelar di gedung-gedung yang tersedia. Sebelum tahun akademik 2006-2007 ini, memang ada beberapa fakultas yang menggelar ujiannya di tenda-tenda darurat untuk mengatasi kekurangan ruang ujian.
Tahun ini, hal itu disiasati dengan dipecahnya jadwal ujian ke hari yang lebih banyak, dengan demikian yang biasanya seminggu ujian 3 hari, tahun ini bisa 2 hari saja. Memang menambah hari pelaksanaan, namun dengan demikian semua ujian bisa digelar di ruang yang ada.
Di sisi lain, panitia ujian Unversitas Al-Azhar juga menunjuk dua buah rumah sakit milik Al-Azhar untuk dipersiapkan bagi kebutuhan darurat. Di RS Husein dan RS Bab Shaariya, terdapat masing-masing satu tim khusus yang siap mengawasi ujian bagi mahasiswa yang sakit. Sehingga jika misalnya ada yang melahirkan di masa-masa ujian, mahasiswi yang bersangkutan tetap dapat mengikuti ujian di RS yang sudah ditunjuk itu. Tentu saja dengan syarat harus mendapat persetujuan dari dekan masing-masing fakultas juga komisi khusus kesehatan.[]
Sumber: pengamatan lapangan dan koran Al-Akhbar edisi 16 Mei 2007
Bawabah Tiga, 20 Mei 2007
Di Kairo, bus-bus angkutan umum tampak penuh sesak sejak pukul delapan pagi.Para mahasiswa berebut naik bus dari halte-halte yang dilewati kendaraanjurusan kampus Al-Azhar.Di kawasan Nasr City, dimana mayoritas mahasiswaIndonesia berdomisili, ketersediaan bus terasa kurang, sehinggaberdesak-desakan dalam setiap bus terpaksa menjadi pilihan.
Universitas Al-Azhar yang memiliki 62 fakultas yang tersebar di hampir seluruh provinsi di Mesir ini menunjuk tim independen sebagai badan pengawas. Demikian pula dengan pengoreksian hasil ujian, diserahkan kepada orang-orang yang sebelumnya tak berhubungan dengan para mahasiswa. Hal ini untuk menjaga hasil ujian agar benar-benar bebas dari bias dan kecurangan lainnya.
Untuk menghindari kebocoran soal, Rektor Prof. Dr. Ahmed Tayeb menginstruksikan kepada para dosen untuk menyiapkan soal-soal ujian pada pagi hari sebelum ujian dimulai. Demikian juga dengan proses memperbanyak soal-soal tersebut, juga dilakukan beberapa saat sebelum ujian. Meski hanya melalui mesin fotokopi dan barangkali terkesan kuno, namun hal itu jelas sangat aman dari tersebarnya soal-soal sebelum ujian dimulai.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, sejak ujian termin pertama pada Januari lalu seluruh pelaksanaan ujian digelar di gedung-gedung yang tersedia. Sebelum tahun akademik 2006-2007 ini, memang ada beberapa fakultas yang menggelar ujiannya di tenda-tenda darurat untuk mengatasi kekurangan ruang ujian.
Tahun ini, hal itu disiasati dengan dipecahnya jadwal ujian ke hari yang lebih banyak, dengan demikian yang biasanya seminggu ujian 3 hari, tahun ini bisa 2 hari saja. Memang menambah hari pelaksanaan, namun dengan demikian semua ujian bisa digelar di ruang yang ada.
Di sisi lain, panitia ujian Unversitas Al-Azhar juga menunjuk dua buah rumah sakit milik Al-Azhar untuk dipersiapkan bagi kebutuhan darurat. Di RS Husein dan RS Bab Shaariya, terdapat masing-masing satu tim khusus yang siap mengawasi ujian bagi mahasiswa yang sakit. Sehingga jika misalnya ada yang melahirkan di masa-masa ujian, mahasiswi yang bersangkutan tetap dapat mengikuti ujian di RS yang sudah ditunjuk itu. Tentu saja dengan syarat harus mendapat persetujuan dari dekan masing-masing fakultas juga komisi khusus kesehatan.[]
Sumber: pengamatan lapangan dan koran Al-Akhbar edisi 16 Mei 2007
Bawabah Tiga, 20 Mei 2007
Saturday, May 19, 2007
Gol Giggs Dianulir, MU Relakan Piala FA
Pertandingan yang digadang-gadang sebagai "final ideal" antara Manchester United dan Chelsea berlangsung anti klimaks. Meski kedua tim dipenuhi pemain bertabur bintang, namun tak banyak aksi menawan yang bisa menghibur penonton. Final Piala FA yang setelah 6 tahun kembali digelar di stadion kebanggaan warga Inggris, Wembley Stadium, malah tak lebih menarik dari final kejuaraan "kasta ketiga" semisal final Piala Carling Februari lalu. Padahal Piala FA sebagai kejuaraan kelas dua di ranah Inggris sekaligus mempertemukan 2 tim yang bersaing ketat di Liga Utama, semestinya memperlihatkan pertandingan dengan penuh determinasi.
Namun yang terjadi, justru pertandingan berjalan lamban. Sejak menit pertama, kedua tim tampak hati-hati memainkan bola. Ditambah seringnya salah umpan yang terjadi di kedua kubu, final impian yang dibayangkan sebelumnya pun justru mengecewakan para penikmat bola.
Praktis selama jalannya pertandingan, tak ada aksi-aksi individu yang biasanya muncul dari para pemain semisal Ronaldo di Manchester United atau Joe Cole di Chelsea. Minimnya determinasi juga tampak kentara dengan bukti tak ada satu kartu pun dikeluarkan wasit selama babak pertama. Hampir sama sekali tak ada tackling-tackling keras yang biasanya mewarnai sebuah pertandingan apik nan seru.
Di babak kedua, tensi pertandingan memang mulai panas. Hal ini juga didukung dengan cuaca yang mulai bersahabat dan tak terlalu terik. Namun tetap saja bola lebih banyak bergulir di lapangan tengah, menunjukkan kedua tim memang bermain aman. Meski lebih banyak peluang dibanding babak pertama, namun hingga 45 menit babak kedua kedudukan tetap imbang kacamata.
Memasuki masa extra time, kedua tim mulai bermain terbuka. Peluang pun semakin mendekati gol. Hanya saja penampilan cemerlang Van Der Sar di Manchester United dan Petr Cech di Chelsea dapat menggagalkan semua usaha para penyerang. Di akhir babak pertama perpanjangan waktu, Manchester United sempat mencetak gol. Berawal dari pergerakan Rooney yang menusuk dari sayap kanan, si Golden Boy melepaskan umpan ke depan gawang. Ryan Giggs yang dijaga Essien sempat memotong laju bola dan mengarahkannya ke gawang Chelsea. Sayangnya, arah bola tepat ke pelukan Cech. Namun saat tayang ulang terlihat jelas bahwa bola sebenarnya sudah melewati garis gawang alias sudah gol. Namun apa daya, wasit tak melihat hal itu dan memutuskan tetap melanjutkan pertandingan.
Petaka buat Mancheter United datang pada menit ke-116. Melalui kerjasama antara Mikel, Lampard dan Drogba dari tengah lapangan, para pemain belakang Manchester United kewalahan memperhatikan ketiganya. Hingga di depan gawang MU, Drogba yang mendapat umpan terakhir dari Lampard berhasil melalui hadangan Van Der Sar. Bola pun tak tertahan menembus gawang MU.
Saat unggul 1-0, sayangnya beberapa pemain Chelsea berusaha mengulur-ulur waktu. Walhasil, usaha tak fair ini pun membuahkan kartu kuning untuk 3 pemain Chelsea. Dengan tambahan 3 menit di babak kedua extra time, MU tak dapat mengejar ketinggalan dan harus rela hanya bisa melihat Terry dkk mengangkat Piala FA yang diserahkan langsung oleh Presiden Kehormatan FA Pangeran Harry.[]
Bawabah Tiga, 19 Mei 2007
Friday, April 13, 2007
Kubah Istimewa Masjid Ibnu Thulun
Catatan Perjalanan Holy Tour (3-habis)
Dari makam Ibnu Hajar al-Asqalani, semua kembali mengayunkan langkah menuju makam ulama lainnya. Terasa agak lebih lama dari perjalanan sebelumnya, rombongan akhirnya sampai di makam Robiah al-Adawiyah. Makam ulama perempuan yang terkenal dengan zuhud dan kesufiannya, bersandingan dengan makam sufi agung lainnya, Dzunnun al-Mishry.
Hanya saja, konon makam kedua orang ini masih diperdebatkan kebenarannya. Ada yang mengatakan benar bahwa di situlah jasad kedua ulama ini dikuburkan. Tapi ada juga yang membantah bahwa itu hanya merupakan salah satu tempat singgah. Mukhlishin pun menjelaskan bahwa hal-hal perbedaan pendapat dalam hal kebenaran makam semacam itu sudah biasa terjadi. Sebagai contoh, makam satu ulama Walisongo di tanah Jawa pun bahkan tidak diyakini berada di satu tempat saja.
Tak jauh dari areal makam Robi'ah al-Adawiyah, ada makam 3 sahabat Nabi Saw. Dari 3 makam yang berada di satu tempat itu, hanya satu saja yang diyakini benar-benar merupakan makam seorang sahabat Nabi Saw., yaitu makam sahabat Uqbah bin Amir Ra. Sahabat Uqbah merupakan tokoh kebanggaan Mesir, yang menyebarkan Islam di masa awal masuknya agama Allah masuk Mesir, di bawah komando Amr bin al-Ash Ra.
Selesai berziarah di makam sahabat Uqbah, panitia langsung meminta seluruh peserta Holy Tour untuk kembali ke bus. Saking banyaknya peserta, panitia pun sempat kerepotan meminta semuanya agar bergegas, apalagi masing-masing ingin berziarah dengan caranya sendiri-sendiri. Namun tak sampai setengah jam, semua sudah kembali ke busnya masing-masing.
Sesuai agenda, rombongan menuju ke masjid Sultan Hasan dan masjid Rifa'i. Sayangnya saat sampai di kedua masjid yang berdiri kokoh persis berdampingan itu, sudah tak ada arahan dari guide. Peserta pun berpencar sendiri-sendiri. Masjid Sultan Hasan lebih terkenal dengan masjid 4 madzhab, karena di dalamnya ada 4 sisi yang digunakan sebagai madrasah Syafi'iyah, Hambaliyah, Hanafiyah dan Malikiyah.
Sementara di masjid Rifa'i, terdapat makam Imam Rifa'i, pendiri Thoriqoh Rifa'iyah. Selain itu juga terdapat makam mantan salah seorang penguasa Iran sebelum revolusi Iran, Reza Pahlevi. Bagi para turis yang ingin memasuki areal kedua masjid ini, paling tidak harus merogoh kocek sebesar LE.10,00 (turis mahasiswa) atau LE.20,00 (turis biasa). Namun bagi mahasiswa Al-Azhar bisa masuk bebas setiap harinya. Bahkan panitia membagikan jatah makan siang di jalan antara kedua masjid, tentu dengan tetap menjaga kebersihannya.
Usai shalat duhur dan makan siang, peserta diajak berziarah ke masjid Ibnu Thulun. Masjid ini terkenal dengan salah satu kubahnya yang memiliki bentuk khusus dibanding dengan kubah umumnya masjid di seantero Mesir. Konon, kubah khusus itu hanya ada 2, dimana satunya berada di negeri Iran.
Usai puas mengelilingi masjid Ibnu Thulun yang amat luas itu, juga naik ke atas menara untuk menikmati suasana Kairo dari atas, peserta nampak kelelahan. Walhasil, saat ditawari panitia apakah perjalanan akan dilanjutkan untuk berziarah ke makam Sayyidah Zainab dan makam Sayyidina Husain, peserta banyak yang geleng-geleng kepala. Maklum, kedua makam itu secara umum juga mudah dijangkau serta banyak yang tahu. Lebih-lebih makam Sayyidina Husain yang terletak bersebelahan dengan kampus Al-Azhar putra, sehingga bisa saja tiap hari disambangi jika rajin pergi ke kuliah.[]
Bawabah Tiga, 13 April 2007
Dari makam Ibnu Hajar al-Asqalani, semua kembali mengayunkan langkah menuju makam ulama lainnya. Terasa agak lebih lama dari perjalanan sebelumnya, rombongan akhirnya sampai di makam Robiah al-Adawiyah. Makam ulama perempuan yang terkenal dengan zuhud dan kesufiannya, bersandingan dengan makam sufi agung lainnya, Dzunnun al-Mishry.
Hanya saja, konon makam kedua orang ini masih diperdebatkan kebenarannya. Ada yang mengatakan benar bahwa di situlah jasad kedua ulama ini dikuburkan. Tapi ada juga yang membantah bahwa itu hanya merupakan salah satu tempat singgah. Mukhlishin pun menjelaskan bahwa hal-hal perbedaan pendapat dalam hal kebenaran makam semacam itu sudah biasa terjadi. Sebagai contoh, makam satu ulama Walisongo di tanah Jawa pun bahkan tidak diyakini berada di satu tempat saja.
Tak jauh dari areal makam Robi'ah al-Adawiyah, ada makam 3 sahabat Nabi Saw. Dari 3 makam yang berada di satu tempat itu, hanya satu saja yang diyakini benar-benar merupakan makam seorang sahabat Nabi Saw., yaitu makam sahabat Uqbah bin Amir Ra. Sahabat Uqbah merupakan tokoh kebanggaan Mesir, yang menyebarkan Islam di masa awal masuknya agama Allah masuk Mesir, di bawah komando Amr bin al-Ash Ra.
Selesai berziarah di makam sahabat Uqbah, panitia langsung meminta seluruh peserta Holy Tour untuk kembali ke bus. Saking banyaknya peserta, panitia pun sempat kerepotan meminta semuanya agar bergegas, apalagi masing-masing ingin berziarah dengan caranya sendiri-sendiri. Namun tak sampai setengah jam, semua sudah kembali ke busnya masing-masing.
Sesuai agenda, rombongan menuju ke masjid Sultan Hasan dan masjid Rifa'i. Sayangnya saat sampai di kedua masjid yang berdiri kokoh persis berdampingan itu, sudah tak ada arahan dari guide. Peserta pun berpencar sendiri-sendiri. Masjid Sultan Hasan lebih terkenal dengan masjid 4 madzhab, karena di dalamnya ada 4 sisi yang digunakan sebagai madrasah Syafi'iyah, Hambaliyah, Hanafiyah dan Malikiyah.
Sementara di masjid Rifa'i, terdapat makam Imam Rifa'i, pendiri Thoriqoh Rifa'iyah. Selain itu juga terdapat makam mantan salah seorang penguasa Iran sebelum revolusi Iran, Reza Pahlevi. Bagi para turis yang ingin memasuki areal kedua masjid ini, paling tidak harus merogoh kocek sebesar LE.10,00 (turis mahasiswa) atau LE.20,00 (turis biasa). Namun bagi mahasiswa Al-Azhar bisa masuk bebas setiap harinya. Bahkan panitia membagikan jatah makan siang di jalan antara kedua masjid, tentu dengan tetap menjaga kebersihannya.
Usai shalat duhur dan makan siang, peserta diajak berziarah ke masjid Ibnu Thulun. Masjid ini terkenal dengan salah satu kubahnya yang memiliki bentuk khusus dibanding dengan kubah umumnya masjid di seantero Mesir. Konon, kubah khusus itu hanya ada 2, dimana satunya berada di negeri Iran.
Usai puas mengelilingi masjid Ibnu Thulun yang amat luas itu, juga naik ke atas menara untuk menikmati suasana Kairo dari atas, peserta nampak kelelahan. Walhasil, saat ditawari panitia apakah perjalanan akan dilanjutkan untuk berziarah ke makam Sayyidah Zainab dan makam Sayyidina Husain, peserta banyak yang geleng-geleng kepala. Maklum, kedua makam itu secara umum juga mudah dijangkau serta banyak yang tahu. Lebih-lebih makam Sayyidina Husain yang terletak bersebelahan dengan kampus Al-Azhar putra, sehingga bisa saja tiap hari disambangi jika rajin pergi ke kuliah.[]
Bawabah Tiga, 13 April 2007
Makam Alim Ulama di Mesir Kurang Terawat
Catatan Perjalanan Holy Tour (2)
Di sekitar makam Syaikh Ibnu Atho'illah Assakandari, terdapat banyak juga makam para alim ulama dan salafusshaleh. Daerah pemakaman yang biasa disebut sebagai al-Qurrofah al-Kubro ini memang layaknya pemakaman umum. Namun karena umurnya sudah ratusan bahkan ribuan tahun, sehingga banyak juga orang istimewa yang dimakamkan di situ.
Selain makam Syaikh Ibnu Atho'illah yang terkenal dengan kitab Al-Hikamnya, di al-Qurrofah al-Kubro juga terdapat makam Syaikh Abu Jamra, seorang ahli hadis ternama yang juga salah satu guru Syaikh Ibnu Atho'illah. Makam Syaikh Abu Jamra ini terletak persis di depan masjid sekaligus makam Syaikh Ibnu Atho'illah.
Selain kedua ulama masyhur ini, masih banyak lagi tokoh zaman dulu yang dimakamkan di sekitar al-Qurrofah al-Kubro. Hanya saja karena guide utama belum juga nampak sementara saat dihubungi lewat ponselnya juga tak ada jawaban, peserta Holy Tour hanya menziarahi 2 tempat itu, serta satu lagi di samping kiri makam Syaikh Ibnu Atho'illah, yaitu makam Syaikh Taqiyyuddin bin Daqiquddin, sosok wirai yang hidup pada abad ke-7 Hijriyah.
Saat rombongan 5 bus sudah masuk ke armadanya masing-masing, barulah nampak M. Mukhlishin, guide utama datang dengan tergopoh-gopoh. Kepada panitia, mantan Ketua Jam'iyyah Ahli al-Thoriqoh al-Mu'tabaroh al-Nahdliyyah NU Mesir itu meminta maaf karena terlambat. Dijelaskannya, saat memasak air untuk mandi sebelum keberangkatan, dirinya tertidur secara tidak sengaja. Sementara tempat tinggalnya di asrama berjarak cukup jauh dari kantor sekretariat NU Mesir. Saat sampai di kantor sekretariat NU Mesir semua sudah sepi dan dirinya langsung berinisiatif mengejar ke makam Syaikh Ibnu Atho'illah, itupun dengan menumpang angkutan umum dan harus berganti bus 3 kali.
Dengan munculnya guide utama, ziarah pun lebih terarah. Tujuan kedua di sekitar makam Imam Syafi'i, dengan baik dan lancar diterangkan satu per satu oleh Mukhlishin. Mulai dari sejarah sang penghuni makam, hingga makam siapa saja yang berada di sekitarnya.
Masih di sekitar masjid dan makam Imam Syafi'i, terdapat makam Syaikh Zakaria al-Anshari. Sementara sebelumnya, dijelaskan bahwa bus sudah melewati makam guru Imam Syafi'i, yaitu Syaikh Imam Waqi', yang terkenal dalam sebuah syair yang dikarang oleh Imam Syafi'i saat imam madzhab itu berkeluhkesah tentang kesusahan saat menghafal.
Selesai berziarah di sekitar makam Imam Syafi'i, Mukhlishin mengajak semuanya berjalan kaki ke jalan di samping makam Imam Syafi'i. Sebelumnya, semua diberitahu bahwa perjalanan harus ditempuh dengan jalan kaki karena tidak memungkinkan untuk dilewati bus. Meski cukup jauh, tapi karena berjalan bersama 250-an orang, tak terasa capai.
Sekitar 750 meter dari makam Imam Syafi'i, Mukhlishin berhenti di sebuah makam dengan batu prasasti tertera nama Sayyidah Fathimah binti al-Qosim al-Thoyyib. Jika dirunut, Sayyidah Fathimah al-'Aina (disebut al-'Aina' karena konon matanya menyerupai kecantikan Fathimah putri Rosul Saw.) merupakan cicit dari Sayyidina Husain bin Ali bin Abi Tholib. Tak jauh dari situ, ada juga makam sang ayah, yaitu al-Qosim al-Thoyyib, serta 3 saudara Fathimah yang memiliki keistimewaan masing-masing, termasuk kakak kandungnya yang bergelar al-Syabih karena konon memiliki ciri tubuh seperti Nabi Saw.
Saat meneruskan perjalanan lagi dimana kanan-kiri merupakan daerah pemakaman umum, sekitar 500 meter kemudian sampai di makam ulama terkenal, Imam Ibnu Hajar al-Asqalani. Sayangnya karena berada di tengah pemakaman umum, makam ahli hadis ternama ini terkesan tak terawat. Hanya sebuah prasasti kecil di luar makam agak sempit yang menjelaskan sebuah nama masyhur di kalangan santri.
Menurut Mukhlishin, Imam Ibnu Hajar ini juga sangat dijunjung oleh kalangan Al-Azhar. Terbukti di samping batu nisannya, terdapat replika semacam peci kebesaran Al-Azhar dengan warna khas paduan merah dan putih. Sayangnya, jalanan di depan makam benar-benar memprihatinkan, becek bila terkena air dan amat berdebu jika musim panas.
Demikian juga ruang dalam areal makam yang terkunci itu, terkesan kotor tak terawat. Lebih mengenaskan lagi, Mukhlishin menceritakan bahwa pada setiap Jumat jalanan di sekitar situ dijadikan pasar kaget oleh penduduk setempat. Pernah pada satu kesempatan Mukhlishin berziarah ke makam Imam Ibnu Hajar ini pada hari Jumat. Tak disangka, rupanya jeruji pintu makam malah dijadikan pijakan tali penjual binatang ternak. Mukhlishin hanya bisa mengelus dada melihat itu. Karena kalau makam itu terletak di Indonesia, niscaya akan dihias sedemikian rupa sehingga para peziarah bisa lebih khusyuk menyelami dunia khazanah ilmu agama zaman dahulu.[]
Bawabah Tiga, 13 April 2007
Di sekitar makam Syaikh Ibnu Atho'illah Assakandari, terdapat banyak juga makam para alim ulama dan salafusshaleh. Daerah pemakaman yang biasa disebut sebagai al-Qurrofah al-Kubro ini memang layaknya pemakaman umum. Namun karena umurnya sudah ratusan bahkan ribuan tahun, sehingga banyak juga orang istimewa yang dimakamkan di situ.
Selain makam Syaikh Ibnu Atho'illah yang terkenal dengan kitab Al-Hikamnya, di al-Qurrofah al-Kubro juga terdapat makam Syaikh Abu Jamra, seorang ahli hadis ternama yang juga salah satu guru Syaikh Ibnu Atho'illah. Makam Syaikh Abu Jamra ini terletak persis di depan masjid sekaligus makam Syaikh Ibnu Atho'illah.
Selain kedua ulama masyhur ini, masih banyak lagi tokoh zaman dulu yang dimakamkan di sekitar al-Qurrofah al-Kubro. Hanya saja karena guide utama belum juga nampak sementara saat dihubungi lewat ponselnya juga tak ada jawaban, peserta Holy Tour hanya menziarahi 2 tempat itu, serta satu lagi di samping kiri makam Syaikh Ibnu Atho'illah, yaitu makam Syaikh Taqiyyuddin bin Daqiquddin, sosok wirai yang hidup pada abad ke-7 Hijriyah.
Saat rombongan 5 bus sudah masuk ke armadanya masing-masing, barulah nampak M. Mukhlishin, guide utama datang dengan tergopoh-gopoh. Kepada panitia, mantan Ketua Jam'iyyah Ahli al-Thoriqoh al-Mu'tabaroh al-Nahdliyyah NU Mesir itu meminta maaf karena terlambat. Dijelaskannya, saat memasak air untuk mandi sebelum keberangkatan, dirinya tertidur secara tidak sengaja. Sementara tempat tinggalnya di asrama berjarak cukup jauh dari kantor sekretariat NU Mesir. Saat sampai di kantor sekretariat NU Mesir semua sudah sepi dan dirinya langsung berinisiatif mengejar ke makam Syaikh Ibnu Atho'illah, itupun dengan menumpang angkutan umum dan harus berganti bus 3 kali.
Dengan munculnya guide utama, ziarah pun lebih terarah. Tujuan kedua di sekitar makam Imam Syafi'i, dengan baik dan lancar diterangkan satu per satu oleh Mukhlishin. Mulai dari sejarah sang penghuni makam, hingga makam siapa saja yang berada di sekitarnya.
Masih di sekitar masjid dan makam Imam Syafi'i, terdapat makam Syaikh Zakaria al-Anshari. Sementara sebelumnya, dijelaskan bahwa bus sudah melewati makam guru Imam Syafi'i, yaitu Syaikh Imam Waqi', yang terkenal dalam sebuah syair yang dikarang oleh Imam Syafi'i saat imam madzhab itu berkeluhkesah tentang kesusahan saat menghafal.
Selesai berziarah di sekitar makam Imam Syafi'i, Mukhlishin mengajak semuanya berjalan kaki ke jalan di samping makam Imam Syafi'i. Sebelumnya, semua diberitahu bahwa perjalanan harus ditempuh dengan jalan kaki karena tidak memungkinkan untuk dilewati bus. Meski cukup jauh, tapi karena berjalan bersama 250-an orang, tak terasa capai.
Sekitar 750 meter dari makam Imam Syafi'i, Mukhlishin berhenti di sebuah makam dengan batu prasasti tertera nama Sayyidah Fathimah binti al-Qosim al-Thoyyib. Jika dirunut, Sayyidah Fathimah al-'Aina (disebut al-'Aina' karena konon matanya menyerupai kecantikan Fathimah putri Rosul Saw.) merupakan cicit dari Sayyidina Husain bin Ali bin Abi Tholib. Tak jauh dari situ, ada juga makam sang ayah, yaitu al-Qosim al-Thoyyib, serta 3 saudara Fathimah yang memiliki keistimewaan masing-masing, termasuk kakak kandungnya yang bergelar al-Syabih karena konon memiliki ciri tubuh seperti Nabi Saw.
Saat meneruskan perjalanan lagi dimana kanan-kiri merupakan daerah pemakaman umum, sekitar 500 meter kemudian sampai di makam ulama terkenal, Imam Ibnu Hajar al-Asqalani. Sayangnya karena berada di tengah pemakaman umum, makam ahli hadis ternama ini terkesan tak terawat. Hanya sebuah prasasti kecil di luar makam agak sempit yang menjelaskan sebuah nama masyhur di kalangan santri.
Menurut Mukhlishin, Imam Ibnu Hajar ini juga sangat dijunjung oleh kalangan Al-Azhar. Terbukti di samping batu nisannya, terdapat replika semacam peci kebesaran Al-Azhar dengan warna khas paduan merah dan putih. Sayangnya, jalanan di depan makam benar-benar memprihatinkan, becek bila terkena air dan amat berdebu jika musim panas.
Demikian juga ruang dalam areal makam yang terkunci itu, terkesan kotor tak terawat. Lebih mengenaskan lagi, Mukhlishin menceritakan bahwa pada setiap Jumat jalanan di sekitar situ dijadikan pasar kaget oleh penduduk setempat. Pernah pada satu kesempatan Mukhlishin berziarah ke makam Imam Ibnu Hajar ini pada hari Jumat. Tak disangka, rupanya jeruji pintu makam malah dijadikan pijakan tali penjual binatang ternak. Mukhlishin hanya bisa mengelus dada melihat itu. Karena kalau makam itu terletak di Indonesia, niscaya akan dihias sedemikian rupa sehingga para peziarah bisa lebih khusyuk menyelami dunia khazanah ilmu agama zaman dahulu.[]
Bawabah Tiga, 13 April 2007
NU Mesir Berangkatkan 5 Bus Peziarah Makam Wali
Catatan Perjalanan Holy Tour (1)
Dalam beberapa hal, semangat ke-NU-an beberapa mahasiswa yang sebenarnya berlatar belakang nahdliyin memang tak terlalu tampak. Hal ini terlihat dari minimnya peserta setiap acara kegiatan NU. Meski orang yang sudah terdaftar menjadi anggota NU Mesir sudah melewati angka 1000, namun yang datang pada setiap acara NU paling banyak hanya sekitar 150 orang. Itupun yang aktif hanya itu-itu saja, tak banyak bergeser dari wajah beberapa aktifis.
Namun berbeda dengan umumnya kegiatan NU Mesir, Holy Tour jilid ketiga yang diselenggarakan Selasa (10/4/2007) kemarin memunculkan banyak wajah baru yang ternyata warga NU juga. Meski sudah memberangkatkan 5 bus alias sekitar 250 orang, sebenarnya masih banyak lagi para peminat Holy Tour yang terpaksa ditolak panitia.
"Mau tidak mau kami harus membatasi peserta, meski kami juga tahu sebenarnya banyak dari mereka yang kecewa," ujar Ihya, salah seorang panitia. Bahkan, imbuhnya, awalnya jajaran panitia hanya menyanggupi melayani 3 bus. "Namun karena terlalu banyak yang kami tolak, akhirnya kami tak kuasa menambah 1 bus lagi," katanya.
Tak dinyana, dua hari sebelum pelaksanaan Holy Tour, salah seorang panitia yang sebelumnya susah dihubungi tiba-tiba menghubungi kantor sekretariat NU dan mengatakan bahwa dirinya sudah menerima pendaftaran 34 orang. Ihya sebagai koordinator pelaksana pun langsung bergerak cepat mengumpulkan beberapa pentolan panitia. Setelah dimusyawarahkan, disepakati akan ditambah 1 bus lagi sehingga total ada 5 bus dengan rincian 4 armada untuk laki-laki dan sisanya untuk perempuan. "Itupun masih ada sekitar 100 orang yang harus gigit jari menunggu giliran tahun depan, insya Allah," lanjut Ihya sesaat sebelum berangkat.
Sebelum pukul 07.00 yang merupakan jadwal pemberangkatan sebagaimana dalam pamflet, 5 bus yang dijanjikan pihak travel sudah datang ke jalan besar Bawabah Tiga, tak jauh dari kantor sekretariat NU. Sayangnya, peserta yang nampak baru sedikit sekali, bahkan belum mencapai 50 persen dari 250 orang yang terdaftar. Sementara belasan orang yang memakai kokard panitia sibuk mondar-mandir saling berkoordinasi. Sebagian lagi nampak datang membawa nasi kotak untuk bekal perjalanan.
Satu jam kemudian, sebagian besar peserta sudah nampak duduk manis di kursinya masing-masing. Hanya beberapa kursi yang masih kosong. Namun satu bus untuk perempuan rupanya masih cukup banyak kosongnya. Hingga beberapa saat kemudian sebuah mobil eltramco yang membawa belasan anggota rombongan peserta dari asrama putri datang. Mereka pun langsung masuk ke dalam bus.
Saat semuanya masuk, rupanya masih ada beberapa anggota Fatayat yang tak kebagian kursi, sehingga dipindahkan ke bus nomer 5. Beruntung ada sebagian laki-laki yang tak juga datang hingga menjelang pukul 08.30. Demikian juga di bus nomer 4, tercatat 4 kursi masih kosong, meski sebenarnya sudah dipesan.
Saat peserta di 5 bus yang ada gerah menunggu kepastian berangkat, panitia rupanya masih kelabakan menunggu guide utama. Sementara jarum jam sudah melewati angka 08.30, panitia lalu memutuskan berangkat saja meski tanpa guide utama.
Masalah berikutnya muncul saat sopir bus nomer 3 yang berjalan di urutan paling depan justru tersesat. Saat berada di daerah Muqattam, bus nomer 3 yang dipercaya bus lainnya untuk menunjukkan jalan malah berputar-putar di daerah Muqattam. Hingga di salah satu sudut Muqattam, sopir bus nomer 3 terpaksa menghentikan kendaraannya dan meminta bus lain untuk bergerak terlebih dahulu.
Akhirnya bus khusus perempuan nomer 1 yang berada di baris terdepan. Keluar dari daerah Muqattam, bus nomer 1 mengajak yang lainnya langsung menuju jalur ring road. Baru beberapa saat kemudian semua sudah bisa sampai ke tujuan pertama ziarah, yakni areal makam Syaikh Ibnu Atho'illah Assakandari.
Selain 5 bus yang disediakan untuk peserta, sebenarnya masih ada lagi sebuah eltramco kapasitas 15 orang. Hanya saja, eltramco hasil pinjaman dari KBRI ini memang dikhususkan untuk para panitia. Sementara sebuah sedan yang juga berisi 6 orang mahasiswa juga tampak mengikuti rute peserta Holy Tour. Tapi karena mereka membawa kendaraan sendiri, panitia pun tak memungut biaya yang secara reguler seharga LE.20,00.
Holy Tour kali ini merupakan penyelenggaraan ketiga, setelah April 2004 dan April 2007. Pada penyelenggaraan pertama, peserta hanya memenuhi 1 bus saja. Sementara tahun lalu, panitia memberangkatkan 3 bus besar ditambah 2 bus kecil.[]
Bawabah Tiga, 13 April 2007
Dalam beberapa hal, semangat ke-NU-an beberapa mahasiswa yang sebenarnya berlatar belakang nahdliyin memang tak terlalu tampak. Hal ini terlihat dari minimnya peserta setiap acara kegiatan NU. Meski orang yang sudah terdaftar menjadi anggota NU Mesir sudah melewati angka 1000, namun yang datang pada setiap acara NU paling banyak hanya sekitar 150 orang. Itupun yang aktif hanya itu-itu saja, tak banyak bergeser dari wajah beberapa aktifis.
Namun berbeda dengan umumnya kegiatan NU Mesir, Holy Tour jilid ketiga yang diselenggarakan Selasa (10/4/2007) kemarin memunculkan banyak wajah baru yang ternyata warga NU juga. Meski sudah memberangkatkan 5 bus alias sekitar 250 orang, sebenarnya masih banyak lagi para peminat Holy Tour yang terpaksa ditolak panitia.
"Mau tidak mau kami harus membatasi peserta, meski kami juga tahu sebenarnya banyak dari mereka yang kecewa," ujar Ihya, salah seorang panitia. Bahkan, imbuhnya, awalnya jajaran panitia hanya menyanggupi melayani 3 bus. "Namun karena terlalu banyak yang kami tolak, akhirnya kami tak kuasa menambah 1 bus lagi," katanya.
Tak dinyana, dua hari sebelum pelaksanaan Holy Tour, salah seorang panitia yang sebelumnya susah dihubungi tiba-tiba menghubungi kantor sekretariat NU dan mengatakan bahwa dirinya sudah menerima pendaftaran 34 orang. Ihya sebagai koordinator pelaksana pun langsung bergerak cepat mengumpulkan beberapa pentolan panitia. Setelah dimusyawarahkan, disepakati akan ditambah 1 bus lagi sehingga total ada 5 bus dengan rincian 4 armada untuk laki-laki dan sisanya untuk perempuan. "Itupun masih ada sekitar 100 orang yang harus gigit jari menunggu giliran tahun depan, insya Allah," lanjut Ihya sesaat sebelum berangkat.
Sebelum pukul 07.00 yang merupakan jadwal pemberangkatan sebagaimana dalam pamflet, 5 bus yang dijanjikan pihak travel sudah datang ke jalan besar Bawabah Tiga, tak jauh dari kantor sekretariat NU. Sayangnya, peserta yang nampak baru sedikit sekali, bahkan belum mencapai 50 persen dari 250 orang yang terdaftar. Sementara belasan orang yang memakai kokard panitia sibuk mondar-mandir saling berkoordinasi. Sebagian lagi nampak datang membawa nasi kotak untuk bekal perjalanan.
Satu jam kemudian, sebagian besar peserta sudah nampak duduk manis di kursinya masing-masing. Hanya beberapa kursi yang masih kosong. Namun satu bus untuk perempuan rupanya masih cukup banyak kosongnya. Hingga beberapa saat kemudian sebuah mobil eltramco yang membawa belasan anggota rombongan peserta dari asrama putri datang. Mereka pun langsung masuk ke dalam bus.
Saat semuanya masuk, rupanya masih ada beberapa anggota Fatayat yang tak kebagian kursi, sehingga dipindahkan ke bus nomer 5. Beruntung ada sebagian laki-laki yang tak juga datang hingga menjelang pukul 08.30. Demikian juga di bus nomer 4, tercatat 4 kursi masih kosong, meski sebenarnya sudah dipesan.
Saat peserta di 5 bus yang ada gerah menunggu kepastian berangkat, panitia rupanya masih kelabakan menunggu guide utama. Sementara jarum jam sudah melewati angka 08.30, panitia lalu memutuskan berangkat saja meski tanpa guide utama.
Masalah berikutnya muncul saat sopir bus nomer 3 yang berjalan di urutan paling depan justru tersesat. Saat berada di daerah Muqattam, bus nomer 3 yang dipercaya bus lainnya untuk menunjukkan jalan malah berputar-putar di daerah Muqattam. Hingga di salah satu sudut Muqattam, sopir bus nomer 3 terpaksa menghentikan kendaraannya dan meminta bus lain untuk bergerak terlebih dahulu.
Akhirnya bus khusus perempuan nomer 1 yang berada di baris terdepan. Keluar dari daerah Muqattam, bus nomer 1 mengajak yang lainnya langsung menuju jalur ring road. Baru beberapa saat kemudian semua sudah bisa sampai ke tujuan pertama ziarah, yakni areal makam Syaikh Ibnu Atho'illah Assakandari.
Selain 5 bus yang disediakan untuk peserta, sebenarnya masih ada lagi sebuah eltramco kapasitas 15 orang. Hanya saja, eltramco hasil pinjaman dari KBRI ini memang dikhususkan untuk para panitia. Sementara sebuah sedan yang juga berisi 6 orang mahasiswa juga tampak mengikuti rute peserta Holy Tour. Tapi karena mereka membawa kendaraan sendiri, panitia pun tak memungut biaya yang secara reguler seharga LE.20,00.
Holy Tour kali ini merupakan penyelenggaraan ketiga, setelah April 2004 dan April 2007. Pada penyelenggaraan pertama, peserta hanya memenuhi 1 bus saja. Sementara tahun lalu, panitia memberangkatkan 3 bus besar ditambah 2 bus kecil.[]
Bawabah Tiga, 13 April 2007
Monday, April 09, 2007
Peringati Maulid Nabi, KSW Gelar Malam Cinta Rosul
Dalam rangka memperingati perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad Saw., KSW menyelenggarakan peringatan bertajuk "Malam Cinta Rosul dan Istighotsah Kubro". Pada Senin (9/4/2007) petang, sekitar 80 warga KSW berbondong-bondong datang ke aula Griya Jateng untuk mengikuti acara yang dipublikasikan melalui email dan Yahoo Messenger itu.
Dimulai pada pukul 17.00, acara didahului dengan hiburan rebana yang dibawakan oleh 5 orang penerbang. Di bawah pimpinan Agus Hamid, tim rebana menyanyikan beberapa lagu shalawat. Meski hanya dengan menggunakan 3 alat musik rebana yang dimainkan Lutfi, Sugeng dan Tono, tim rebana mampu membuat penonton berdecak kagum seraya beberapa kali mengikuti alunan shalawat yang dibawakan oleh 2 vokalis, Agus Hamid dan Jawada.
Usai penampilan rebana, istighotsah dipimpin oleh Ust. Syamsul Hilal, yang juga tampak didampingi beberapa koleganya sesama aktifis Toriqoh Burhamiyah. Pembacaan dzikir dengan gaya khas Thoriqoh Burhamiyah berlangsung hingga adzan magrib tiba.
Setelah shalat magrib berjamaah, acara dilanjutkan kembali dengan ceramah maulid Nabi yang disampaikan Ust. Husni Hidayat. Dalam ceramahnya, Ust. Husni yang juga aktifis Thoriqoh Burhamiyah, menekankan kebebasan berekspresi dalam merayakan kelahiran Nabi Agung Muhammad Saw. Kebebasan di sini, hanya dibatasi 2 hal, yaitu tidak menyekutukan Allah, serta tidak mengganggu makhluk lain.
Asal tidak musyrik dan tak mengganggu orang lain, setiap orang bebas melakukan apa saja dalam rangka mengekspresikan setiap kemenangan atau kebahagiaan. Bisa dengan berteriak, menangis atau hanya dengan diam saja. Dengan gayanya yang cukup mengocok perut audien, Ust. Husni juga menjelaskan pentingnya setiap Muslim bersyukur atas karunia dan rizki yang bernama iman. Karena sepandai-pandai orang menghafal Alquran dan menguasai tafsirnya seperti orientalis Snouck Hurgronje, tak bisa dikatakan bahagia karena tidak mendapati keimanan dalam hatinya.
Lebih khas lagi sebagai dai muda yang tak ingin dikatakan "gak gaul", Ust. Husni mengakhiri ceramahnya dengan mengajak hadirin menyanyikan lagu Happy Birth Day. Kalau selama ini lagu semacam itu dianggap bid'ah, menurut Ust. Husni tak jauh beda dengan adanya mushaf Alquran yang juga merupakan bid'ah. Lalu kembali dengan mengatakan bahwa bid'ah juga tak harus dihindari asal tidak menyekutukan Allah dan tak menggaunggu kehidupan orang lain.
Di penghujung acara, panitia kembali menyuguhkan hiburan menarik. Tak lain dan tak bukan tentu saja OM Watoni yang selama ini sudah menjadi andalan setiap kegiatan KSW untuk mengibur hadirin. Hanya membawakan 2 buah lagu berjudul "Islam Adalah" dan sebuah shalawat Nabi, Watoni sebenarnya diminta para hadirin untuk menambah lagu yang dinyanyikan. Namun karena keterbatasan waktu, Hilmi yang menjadi juru bicara Watoni hanya memberikan himbauan kepada para hadirin untuk datang besok pada acara puncak "Pekan Cinta Tanah Air PPMI" dimana Watoni juga mendapat jatah untuk tampil.[]
Bawabah Tiga, 9 April 2007
Indomie Seleraku
Masih kental rasanya ingatan, di awal tahun 2000-an, setiap jamaah haji Masisir saat kembali dari tanah suci tak lupa membawa oleh-oleh khas makanan Indonesia. Yang paling laris tentu saja kerupuk, kecap, saos dan mi instan. Meski banyak macam dan mereknya, tapi yang paling mudah ditemukan tetap saja produk keluaran Indofood dengan mi instan Indomie menempati peringkat teratas most wanted.
Barangkali karena harganya lebih terjangkau sekaligus terlihat murah meriah, Indomie selalu jadi primadona. Baik jamaah haji Masisir maupun para "penunggu"-nya yang senantiasa berharap banyak buah tangan, sama-sama memandang Indomie-lah barang yang "wajib" dibawa. Maka tak mengherankan jika beberapa jamaah haji Masisir malah sebagian membawa sampai 3-4 kardus Indomie sebagai oleh-oleh andalan. Apalagi yang memiliki banyak teman, atau tinggal bersama banyak orang, tentu saja Indomie menjadi pilihan tepat agar semua dapat mencicipi secara lebih merata dan terasa.
Tidak hanya jamaah haji, bahkan mahasiswa yang liburan ke Indonesia, tak jarang yang kembali ke Cairo membawa 1-2 karton Indomie. Ya karena alasan murah meriah dan juga mudah dibagi secara merata itu. Selain itu, timbangan Indomie yang tak terlalu berat juga menjadi pertimbangan kuat mahasiswa yang balik dari mudik.
Itu di awal tahun 2000-an. Kini, seiring berjalannya waktu, Indomie rupanya tidak termasuk hal paling banyak dibawa jamaah haji ataupun mereka yang baru datang dari tanah air. Tak lain dan tak bukan karena memang sekarang Indomie sudah teramat mudah dijumpai di banyak supermarket maupun toko Mesir.
Sebagai makanan instan, Indomie memang benar-benar amat membantu mereka yang terlanjur kelaparan atau sekadar sedang malas masak. Saat tidak ada apapun di dapur, sementara perut mulai keroncongan dan anggaran belanja menipis, Indomie jadi sasaran utama. Cukup dengan modal satu seperempat pound sudah bisa memenuhi rongga perut. Atau kalau masih terlalu lapar, Indomie juga bisa dimasak sebagai lauk agar lebih mudah melarutkan nasi melewati mulut dan kerongkongan.
Di lain kesempatan, ketika jadwal piket masak tiba, sementara hati dan pikiran sedang tidak mood dibawa ke dapur, Indomie juga bisa jadi solusi. Daripada mengolah bahan mahal —mahal menurut ukuran mahasiswa tentunya— semisal daging, ikan dan semacamnya, lalu tidak "jadi" (baca: tidak enak), tentu sayang. Karenanya, mengolah Indomie yang sudah pas takaran bumbunya, kiranya tak perlu mengorbankan selera makan teman serumah.
Bahkan saat ini, di beberapa sekretariat organisasi, Indomie menjadi menu "wajib" saat makan bersama. Apalagi jika kantor sekretariat sering dihampiri banyak anggota, tinggal beli 2-3 bungkus Indomie, dihiasi aneka macam sayur, ditambah telur dadar —kalau perlu—campur tepung, dijamin tetap dapat menjangkau semua perut sekian banyak aktifis yang ada.
Selain amat menguntungkan dari sisi cepat sajinya, harga Indomie juga sangat pas di kantong mahasiswa. Meski Indomie yang tersedia di Cairo dan Mesir pada umumnya adalah merupakan impor dari Arab Saudi, tapi bandrolnya amat terjangkau. Dan lagi, sebagai warga negara Indonesia di luar negeri, tentu bangga dapat membeli barang hasil kerja keras bangsa sendiri. Karena meski diproduksi di Arab Saudi, tetap saja perusahaan asing di sana berada di bawah lisensi dan pengawasan PT Indofood Sukses Makmur dalam memproduksi merek Indomie. Semua juga pantas menepuk dada melihat hasil karya anak bangsanya diakui dan dijual bebas di negeri orang.
Bahkan menurut kabar yang ada, kini sedang dijajaki kemungkinan membuat pabrik Indomie di Mesir. Jika berita ini benar, pendirian pabrik Indomie tentu bukan karena hanya ingin memenuhi keinginan mahasiswa Indonesia dalam mengobati rasa rindu makanan tanah air. Apalagi jumlah komunitas mahasiswa dan masyarakat Indonesia yang tak bisa dibilang besar untuk ukuran bisnis pembuatan pabrik.
Karenanya, akan adanya produksi besar-besaran Indomie di Mesir, pastilah karena pasar di Mesir juga terbuka dan tertarik dengan mi instan khas Indonesia itu. Atau barangkali selain Indomie, banyak juga makanan dan bahan makanan dari PT. Indofood Sukses Makmur yang mampu merebut hati konsumen Mesir. Karena bagaimanapun juga, kecap dan saos Indofood juga laku keras di kalangan orang pribumi. Maka adanya produksi besar-besaran Indomie di Mesir, pastilah karena pasar di Mesir sudah kepincut dengan mi instan khas Indonesia itu.
Kalau sekarang ini yang banyak dikenal adalah mi instan Indomie, kecap dan saos Indofood, bukan tidak mungkin di masa mendatang akan semakin banyak produk Indonesia menjadi pajangan utama supermarket Mesir. Yang pasti, pekerjaan besar selalu dimulai dari hal terkecil. Di awal pengenalan Indomie, siapa yang akan menyangka produk makanan andalan PT. Indofood itu bakal melanglangbuana hingga ke negeri padang pasir seperti Mesir dan Arab Saudi? Bahkan mungkin dulu angan bisa menyaingi Sarimi (pioneer mi instan sekaligus merek paling dikenal di tahun 1990-an) saja sudah dianggap tinggi.
Peran setiap warga negara Indonesia di luar negeri dalam mempromosikan produk tanah air, tentu sangat membantu kampanye menghadapi era perdagangan bebas. Awalnya mungkin satu bungkus makanan sampai ke suatu negara, tapi jika respon penduduk setempat baik, "serangan" bergelombang membawa makanan berjenis sama dapat membuat ketagihan para penikmatnya. Berikutnya, produk jenis lain bisa menyusul belakangan.
Demikian juga dengan masuknya Indomie ke Arab Saudi dan Mesir, pastilah dimulai dari sedikit demi sedikit. Melihat Indomie sebagai produk paling mencolok dan paling sering ditemui di supermarket tanah Arab, maka mi instan itulah yang diyakini paling awal masuk. Bahkan karena cerita suksesnya, Indomie lantas dapat "mengajak" kecap, saos juga beragam produk lainnya menembus pasar mancanegara. Imbasnya, jika pasar benar-benar amat membutuhkan produk-produk dimaksud, ekspor besar-besaran tentu dapat menjadi salah satu penyumbang utama devisa negara. Atau kalau sudah dalam skala tinggi, pembuatan pabrik dengan lisensi perusahan asal di Indonesia juga terlihat lebih gagah membawa nama harum Indonesia.
Ekspor atau pembuatan pabrik, sama-sama menarik keuntungan bagi negara Indonesia baik secara materi maupun non-materi. Maka tak salah nyanyian dalam iklan yang sering kita dengar di televisi, "Indomie Indomie seleraku, Indomie dari dan bagi Indonesia".[]
PKS FC Tahan Walisongo 1-1
Usai menjadi juara Java Cup 2007, Walisongo untuk pertama kalinya turun dalam partai persahabatan memenuhi undangan tim sepakbola PIP-PKS Mesir. Bermain di lapangan Fakultas Kedokteran, Walisongo tidak turun dengan kekuatan penuh. Sementara tim PKS yang dikoordinir oleh Bidang Kepanduan PIP-PKS Mesir mengandalkan beberapa talenta dari lintas kekeluargaan.
Molor setengah jam dari jadwal semula, acara yang digelar pada Jumat (6/4/2007) kemarin itu didahului dengan upacara pembukaan layaknya turnamen resmi. Tim Walisongo yang hanya terdiri dari para pemain tanpa membawa suporter, berjumlah tak lebih dari 16 orang, berdiri membentuk satu baris. Sementara tim PKS yang memang terbiasa berolahraga di tempat yang sama setiap Jumatnya, berjumlah lebih dari 3 kali lipatnya.
Dalam upacara pembukaan, masing-masing pimpinan delegasi memberikan kata sambutan. Oni Sahroni, Ketua PIP-PKS Mesir mendapat kesempatan lebih dahulu untuk menyampaikan kalimat sambutan, lalu disusul Alek Mahya Shofa, Ketua KSW Mesir. Di penghujung acara pembukaan, Oni Sahroni memberikan plakat sebagai ucapan terima kasih atas kesediaan tim sepakbola Walisongo memenuhi undangan tim PKS.
Pukul 08.30, wasit Muhammad Sami meniup peluit tanda dimulainya pertandingan. PKS FC yang mendapat kesempatan menendang bola terlebih dahulu, langsung berusaha menekan pertahanan Walisongo. Namun karena lapangan becek, permainan terpaksa tak bisa dikendalikan secara cepat. Kedua tim tampak bermain hati-hati, bahkan harus menahan tenaga saat mengayunkan langkah, menghindari beberapa bagian lapangan yang tergenang air.
Bola pun lebih banyak bergulir di daerah yang tampak lebih kering. Saat memasuki area basah, para pemain kedua tim juga menurunkan kecepatan lari. Meski begitu, permainan tetap enak ditonton dengan kedua tim silih berganti mencoba menekan pertahanan lawannnya. Sayangnya hingga babak pertama usai, tak ada gol tercipta.
Di babak kedua, Walisongo baru memainkan lebih banyak para pemain intinya yang sudah makan banyak asam garam. Tercatat Kholid, Shofa dan Hartono baru masuk di babak kedua, itupun dengan posisi yang selama ini jarang mereka tempati saat berlangsungnya turnamen-turnamen resmi. Sementara tim PKS yang memiliki stok pemain lebih banyak, juga mengganti beberapa pemainnya.
Tidak sampai sepuluh menit babak kedua dimulai, PKS melalui Syafruddin Umar berhasil menjebol gawang Walisongo yang dijaga kiper Ulum. Mengandalkan otak serangan Isa Anshori, pemain yang pernah diandalkan Walisongo saat awal-awal Java Cup dulu, PKS terus mencoba menambah gol. Namun justru saat asyik menyerang, giliran Walisongo melakukan serangan balik.
Melalui Shofa yang membawa bola di sayap kanan, menusuk kotak penalti sebelah kiri lalu mengirimkan umpan silang. Miko yang mencoba menyundul bola kalah cepat dengan pemain belakang PKS. Hanya saja, karena menyerobot bola dengan mengangkat kaki terlalu tinggi, justru wasit menunjuk titik putih memberikan hukuman penalti pada PKS. Shofa yang menjadi algojo tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menyamakan kedudukan.
Beberapa menit kemudian, pelatih Walisongo yang merangkap striker veteran, Ulin, mendapat kesempatan emas saat mendapat umpan matang di tengah kotak penalti. Hanya saja tendangannya masih membentur badan pemain lawan. Pun saat mendapatkan kembali bola muntah, justru tendangannnya malah melintas jauh di atas gawang. Hingga berakhirnya babak kedua, skor tetap imbang 1-1.[]
Bawabah Tiga, 9 April 2007
Molor setengah jam dari jadwal semula, acara yang digelar pada Jumat (6/4/2007) kemarin itu didahului dengan upacara pembukaan layaknya turnamen resmi. Tim Walisongo yang hanya terdiri dari para pemain tanpa membawa suporter, berjumlah tak lebih dari 16 orang, berdiri membentuk satu baris. Sementara tim PKS yang memang terbiasa berolahraga di tempat yang sama setiap Jumatnya, berjumlah lebih dari 3 kali lipatnya.
Dalam upacara pembukaan, masing-masing pimpinan delegasi memberikan kata sambutan. Oni Sahroni, Ketua PIP-PKS Mesir mendapat kesempatan lebih dahulu untuk menyampaikan kalimat sambutan, lalu disusul Alek Mahya Shofa, Ketua KSW Mesir. Di penghujung acara pembukaan, Oni Sahroni memberikan plakat sebagai ucapan terima kasih atas kesediaan tim sepakbola Walisongo memenuhi undangan tim PKS.
Pukul 08.30, wasit Muhammad Sami meniup peluit tanda dimulainya pertandingan. PKS FC yang mendapat kesempatan menendang bola terlebih dahulu, langsung berusaha menekan pertahanan Walisongo. Namun karena lapangan becek, permainan terpaksa tak bisa dikendalikan secara cepat. Kedua tim tampak bermain hati-hati, bahkan harus menahan tenaga saat mengayunkan langkah, menghindari beberapa bagian lapangan yang tergenang air.
Bola pun lebih banyak bergulir di daerah yang tampak lebih kering. Saat memasuki area basah, para pemain kedua tim juga menurunkan kecepatan lari. Meski begitu, permainan tetap enak ditonton dengan kedua tim silih berganti mencoba menekan pertahanan lawannnya. Sayangnya hingga babak pertama usai, tak ada gol tercipta.
Di babak kedua, Walisongo baru memainkan lebih banyak para pemain intinya yang sudah makan banyak asam garam. Tercatat Kholid, Shofa dan Hartono baru masuk di babak kedua, itupun dengan posisi yang selama ini jarang mereka tempati saat berlangsungnya turnamen-turnamen resmi. Sementara tim PKS yang memiliki stok pemain lebih banyak, juga mengganti beberapa pemainnya.
Tidak sampai sepuluh menit babak kedua dimulai, PKS melalui Syafruddin Umar berhasil menjebol gawang Walisongo yang dijaga kiper Ulum. Mengandalkan otak serangan Isa Anshori, pemain yang pernah diandalkan Walisongo saat awal-awal Java Cup dulu, PKS terus mencoba menambah gol. Namun justru saat asyik menyerang, giliran Walisongo melakukan serangan balik.
Melalui Shofa yang membawa bola di sayap kanan, menusuk kotak penalti sebelah kiri lalu mengirimkan umpan silang. Miko yang mencoba menyundul bola kalah cepat dengan pemain belakang PKS. Hanya saja, karena menyerobot bola dengan mengangkat kaki terlalu tinggi, justru wasit menunjuk titik putih memberikan hukuman penalti pada PKS. Shofa yang menjadi algojo tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menyamakan kedudukan.
Beberapa menit kemudian, pelatih Walisongo yang merangkap striker veteran, Ulin, mendapat kesempatan emas saat mendapat umpan matang di tengah kotak penalti. Hanya saja tendangannya masih membentur badan pemain lawan. Pun saat mendapatkan kembali bola muntah, justru tendangannnya malah melintas jauh di atas gawang. Hingga berakhirnya babak kedua, skor tetap imbang 1-1.[]
Bawabah Tiga, 9 April 2007
Saturday, March 31, 2007
Bermain Ofensif, Walisongo Gagal Bendung All-KKS Final
Meski lebih banyak menguasai jalannya pertandingan dan bermain terus menyerang terutama di akhir-akhir pertandingan, Walisongo harus mengakui keunggulan Angin Mamiri A. Dengan penampilan gemilang kipernya dalam menjaga kemenangan, Angin Mamiri A dapat menyusul langkah Angin Mamiri B yang pada partai sebelumnya menghempaskan Airlangga.
Dengan demikian, partai final cabang sepakbola Piala Masisir mempertemukan 2 tim dari satu payung, KKS Sulawesi. Kejelian pelatih mereka, Ali Ghana, dapat kembali mempertemukan sesama tim dari pulau Celebes di partai puncak sebuah turnamen. Tahun lalu, final turnamen segitiga yang diselenggarakan oleh 3 kekeluargaan, KMA (Aceh), HMM (Sumatra Utara) dan KKS (Sulawesi) juga dikuasai 2 tim Angin Mamiri.
Semifinal yang digelar Sabtu (31/3/2007) kemarin, rupanya menjadi harinya Angin Mamiri. Di pertandingan pertama, Angin Mamiri B yang kembali ke lapangan dengan kekuatan terbaiknya menyudahi perlawanan Airlangga melalui skor 3-1. Sudah unggul 2-0 di babak pertama, Angin Mamiri B tetap rajin melakukan serangan di awal babak kedua. Bahkan untuk beberapa menit, Airlangga dipaksa tak dapat mengembangkan permainan.
Namun dengan usaha keras, Airlangga akhirnya dapat mengimbangi permainan Angin Mamiri B. Bahkan melalui sebuah serangan balik, Airlangga dapat mempertipis ketinggalan. Mendapat umpan dari lapangan tengah, penyerang Airlangga, Izul, dengan cerdik kembali mengirimkan bola kepada Indra yang berdiri lebih bebas di sayap kanan. Umpan lambung itupun dicocor dengan keras oleh Indra tanpa bisa dicegah kiper Angin Mamiri B untuk menjadikan skor 1-2.
Pertandingan tetap terlihat berjalan seimbang. Serangan demi serangan terus dilakukan secara bergantian oleh kedua tim. Hingga di menit ke-67, penyerang Angin Mamiri B dapat menusuk hingga ke dalam kotak penalti. Stopper Airlangga, Eko, pun terpaksa melakukan tackling untuk menghentikan langkahnya. Wasit yang melihat pelanggaran tak ragu menunjuk titik putih. Tendangan penalti yang dieksekusi oleh salah seorang pemain paling senior Angin Mamiri B itupun membuat selisih gol menjadi 2 lagi. Skor 3-1 untuk Angin Mamiri B bertahan hingga laga usai.
Partai semifinal kedua antara Walisongo vs Angin Mamiri A sementara ini dapat disebut sebagai partai paling menarik dalam turnamen Piala Masisir. Kedua tim sejak awal memperagakan permainan menyerang. Babak pertama baru berjalan 2 menit, Conte yang tetap menjadi andalan Walisongo berhasil lolos dari jebakan off-side. Saat tinggal berhadap-hadapan dengan kiper, Conte mencoba mencongkel bola. Namun berkat antisipasi yang sempurna, kiper Angin Mamiri A dapat menepis bola sehingga gawangnya aman dari kebobolan.
Tak berselang lama, giliran Royan berhasil menusuk dari sayap kiri. Setelah beberapa kali mengolah kulit bundar di sisi kanan kotak penalti melewati hadangan para defender Angin Mamiri A, Royan juga tinggal berhadap-hadapan dengan kiper. Sayangnya di sudut sempit, Royan justru memaksakan diri melakukan tendangan ke gawang. Tetap mendapat pengawalan ketat dari lawan, tendangan Royan pun masih meleset di kanan gawang Angin Mamiri A.
Beberapa saat kemudian, Angin Mamiri A giliran menyerang. Mengandalkan kecepatan penyerang bernomor punggung 17, Angin Mamiri A cukup merepotkan barisan pertahanan Walisongo. Bahkan karena kurangnya koordinasi lini tengah dalam membantu lini belakang, bek kiri Walisongo, Abdul Qodir terpaksa jungkir balik mempertahankan areanya.
Meski Qodir tampil cukup baik, namun karena sering terlihat sendirian di sisi kiri pertahanan Walisongo, dia terlihat kerepotan. Melihat celah demikian, bek kanan Angin Mamiri A dengan berani overlapping ke depan. Harus menjaga dua orang sekaligus, tentu Qodir kelabakan. Sayangnya, lini belakang maupun barisan tengah Walisongo tak menyadari hal ini.
Maka saat sisi kiri wilayah kekuasaan Walisongo hanya ditunggui Qodir seorang diri, serangan Angin Mamiri A lebih banyak melalui sayap kanannya. Benar saja, di menit ke-22, melalui umpan silang cantik yang dioperasikan dari sayap kanan, Angin Mamiri A akhirnya dapat mencetak gol. Meski terdengar teriakan telah terjadi off-side, namun wasit tetap mengesahkan gol itu.
Tak lebih dari 4 menit kemudian, Angin Mamiri A kembali memaksa Habib memungut bola dari gawangnya. Kali ini berawal dari serangan di sisi kanan pertahanan Walisongo, seorang midfielder Angin Mamiri A melakukan tendangan spekulasi jarak jauh. Berada pada posisi aman untuk menangkap bola, Habib justru hanya menepisnya. Apes, bola pantulan yang dibuangnya justru mendekati pemain Angin Mamiri A yang tanpa ampun menendang keras bola rebound itu tanpa bisa dihalau Habib.
Tertinggal 2 gol, Walisongo tetap tak putus asa. Serangan demi serangan terus dibangun, mencoba melewati para pemain bertahan Angin Mamiri A yang bermain amat disiplin. Sadar motor serangan ada pada Conte, maka pergerakan top scorer Java Cup lalu itu selalu diawasi bahkan ditempel super disiplin kemanapun berjalan.
Dengan penjagaan seketat itu, namun Conte berhasil mengulang kejadian di awal babak pertama. Setelah dapat meloloskan diri dari kawalan lawan untuk menjemput umpan terobosan, Conte kembali tinggal melewati hadangan kiper untuk mencetak gol. Lagi-lagi dewi fortuna rupanya masih melekat pada gawang Angin Mamiri A, sehingga tendangan Conte berhasil digagalkan oleh sang kiper.
Demikian juga usaha Royan saat menerima umpan terobosan dari Shofa. Persis dengan dua kali upaya Conte sebelumnya, Royan juga tinggal satu lawan satu dengan kiper, namun tendangannya dapat dibaca dengan baik oleh penjaga gawang. Tendangan bebas Conte dari sisi kanan pertahanan Angin Mamiri A juga lagi-lagi ditips dengan gemilang. Sebelumnya, tendangan bebas Shofa setelah dilanggar di dekat kotak penalti juga dapat dihalau kiper. Walhasil hingga babak pertama usai, kedudukan tetap 2-0 untuk Angin Mamiri A.
Memasuki babak kedua, pemain Walisongo makin mengetatkan pertahanan. Qodir terlihat tidak terlalu pontang-panting sendirian di sisi kiri. Meski memperkuat pertahanan, serangan Walisongo juga terus mengalir menuju daerah kekuasaan Angin Mamiri A. Namun dengan keunggulan 2 gol, Angin Mamiri A tentu saja bermain lebih save untuk mengamankan kemenangan.
Barisan pertahanan mereka pun terasa lebih rapat dibanding pada babak pertama. Setiap bola yang mendekat ke arah kotak terlarang, dibuang jauh-jauh ke depan untuk melakukan serangan balik cepat ke pertahanan Walisongo. Hanya mengandalkan serangan balik dan lebih banyak bertahan, Angin Mamiri A akhirnya jusru kebobolan.
Di menit ke-61, serangan balik Angin Mamiri A dapat dipotong oleh libero sekaligus kapten Walisongo, Buya. Melihat lapangan tengah yang kosong Buya pun menggiring bola agak ke depan. Bahkan karena melihat celah kosong di sisi dalam pertahanan Angin Mamiri A, Buya berani melakukan tusukan sendirian setelah melakukan umpan satu-dua dengan Shofa.
Saat berdiri agak bebas, Buya pun melakukan tendangan ke arah gawang. Kiper Angin Mamiri A dengan sigap meninju bola agar menjauh. Namun naas karena bola malah menuju Royan yang kemudian melakukan tendangan setengah voli. Kiper yang sudah terlanjur maju pun tak mampu mencegah tinggi datangnya bola. Seorang bek Angin Mamiri A juga sempat menghalangi dengan mencoba menyundulnya, namun karena lebih dekat ke mistar atas, bola dapat merobek gawang Angin Mamiri A.
Kedudukan 2-1 membuat pertandingan semakin seru. Angin Mamiri A yang lebih memperkuat barisan tengah, sempat berhasil membuat spot jantung para pendukung Walisongo. Pada menit ke-69, pemain pengganti Mansur berhasil lepas dari kawalan Qodir di sayap kanan. Tahu ada temannya di kotak penalti Walisongo, Mansur mengirimkan umpan silang. Beruntung Habib dapat mencegah bola masuk ke gawangnya kembali. Meski sempat terjadi sedikit kemelut di muka gawang, akhirnya Habib dapat menangkap bola secara sempurna.
Di sepuluh menit akhir babak kedua, serangan makin sering dilakukan para pemain Walisongo. Bahkan bisa dikatakan bola hanya bergerak di setengah lapangan area kekuasaan Angin Mamiri A. Meski diserang habis-habisan, namun pertahanan Angin Mamiri A bak tembok kokoh, belum lagi kiper mereka yang tampil amat gemilang. Hingga usai 40 menit babak kedua, kedudukan 2-1 dapat dipertahankan Angin Mamiri A.[]
Bawabah Tiga, 31 Maret 2007
Thursday, March 29, 2007
Khatami Sampaikan Kuliah di Universitas Al-Azhar
Di tengah ramainya polemik ancaman sanksi PBB untuk Iran, Dr. Muhammad Khatami, mantan presiden republik Islam itu menyempatkan diri mengunjungi Universitas Al-Azhar. Bahkan pada Kamis (29/3/3007) kemarin, mantan presiden Iran 2 periode antara tahun 1997-2001 itu memberikan kuliah umum di depan para mahasiswa universitas Islam tertua di dunia.
Ceramah sengaja dibuka untuk umum dan digelar di Aula Syaikh Muhammad Abduh, kampus Universitas Al-Azhar kawasan Darrasa, dekat Masjid dan Makam Sayyidina Husein. Dimulai pada pukul 10.30, acara didahului dengan sambutan Rektor Universitas Al-Azhar oleh Prof. Dr. Ahmad Thoyyib. Sambutan yang hanya sekitar 10 menit, lebih banyak menyampaikan peran pentingnya Al-Azhar dalam menjaga dan mengembangkan ilmu pengetahuan tentang Islam.
Sementara setelah rektor, sambutan Syaikh Agung Al-Azhar Prof. Dr. Sayyid Muhammad Thonthowi berjalan tak lebih dari 3 menit. Setelah menyampaikan terima kasih atas kehadiran mantan pemimpin negara yang berani lantang menentang hegemoni AS itu, Syaikh Agung langsung mempersilakan Dr. Khatami untuk memberikan pencerahan pada anak didik Al-Azhar.
Selama sekitar 30 menit, Dr. Khatami memberikan ceramah pada lebih dari 1000 audien yang memenuhi Aula Syaikh Muhammad Abduh. Bahkan saking berjubelnya mahasiswa yang ingin mendengarkan langsung ceramah Dr. Khatami, banyak yang rela duduk di anak tangga koridor atau bahkan berdiri dan berdesak-desakan.
Dalam kuliahnya, Dr. Khatami lebih banyak menyoroti masalah perdamaian dunia. Selain itu, mantan presiden yang meneruskan era Rafsanjani itu mengingatkan pentingnya dunia Islam untuk banyak melakukan inovasi dalam ilmu pengetahuan. Hal ini agar tidak terlalu jauh tertinggal dari peradaban Barat. Menurutnya, berpegang pada Al-Quran dan sunah sangat penting, tapi pengembangan-pengembangan teknologi juga mutlak dilakukan agar dapat eksis secara seimbang.
Di sisi lain, harapan banyak mahasiswa untuk mendengarkan secara langsung isu nuklir Iran dari mantan presidennya, terpaksa hanya jadi angan. Hal ini karena sampai akhir ceramahnya, Dr. Khatami sama sekali tak menyinggung tentang program nuklir yang selalu ditentang AS dan para sekutunya itu.
Meski begitu, saat menyelesaikan pidatonya, applaus panjang dari audien terus menggema. Sebagai salah seorang pemimpin reformis sekaligus intelek dunia Islam, Dr. Khatami tentunya digemari banyak orang, tak terkecuali para mahasiswa Al-Azhar.
Selesai acara, Dr. Khatami langsung mendapat pengawalan ketat dari pihak keamanan Mesir layaknya tamu kenegaraan. Apalagi selain didampingi Syaikh Agung dan Rektor Universitas Al-Azhar, Dr. Khatami juga selalu tampak akrab bercengkerama dengan Menteri Wakaf Mesir, Prof. Dr. Hamdi Zaqzuq. Saat keluar gedung, masih banyak mahasiswa yang mencoba mendekat, namun oleh pihak keamanan dihalau agar tak mengganggu perjalanan karena masih banyaknya agenda yang harus dijalani Dr. Khatami.[]
Bawabah Tiga, 29 Maret 2007
Tuesday, March 27, 2007
Angin Mamiri Terhindar dari Perang Saudara di Semifinal
Penyelenggaraan Piala Masisir cabang sepakbola sudah menatap babak semifinal. Pada penyisihan putaran terakhir, tidak semua tim mengerahkan kekuatan terbaiknya karena berjaga-jaga sebagai persiapan menghadapi babak 4 besar.
Pada Senin (26/3/2007) sore, juara Sumatra Cup Iskandar Muda terpaksa gigit jari. Meski meraih kemenangan 2-0 atas KMKM, anak-anak KMA harus rela masuk kotak. Dengan raihan 4 poin, sebenarnya Iskandar Muda masih punya peluang lolos ke babak berikutnya, dengan syarat Angin Mamiri A kalah dari Airlangga dengan selisih minimal 2 gol.
Sedangkan di sisi lain, dengan dipastikannya Airlangga melangkah ke semifinal, tentu pelatih Anung tak mau mengambil resiko cedera pemain. Karenanya, di pertandingan terakhir Airlangga menyimpan kekuatan terbaiknya. Menghadapi Angin Mamiri A yang hanya membutuhkan hasil seri untuk mendampingi, Airlangga terlihat bermain "save" untuk menjaga kebugaran pemain.
Benar saja, tanpa adu kekuatan sebenarnya di kedua belah pihak, pertandingan berakhir seri 1-1. Dengan demikian, Airlangga dan Angin Mamiri A mewakili Grup A melaju ke semifinal. Sedangkan wakil Grup B yang baru memainkan pertandingan Selasa (27/3/2007) kemarin, adalah Walisongo sebagai pemuncak klasemen didampingi runner up Angin Mamiri B. Hal ini setelah kedua tim mencetak hasil berbeda di laga terakhir Grup B.
Walisongo yang bermain di partai pertama, berhasil menghentikan perlawanan Lancang Kuning. Meski menguasai penuh jalannya pertandingan, Walisongo sempat dikejutkan gol cepat tim kebanggaan KSMR (Riau) itu. Belum genap 2 menit babak pertama dimulai, kiper ketiga Walisongo yang baru melakukan debutnya, Ulum, terpaksa memungut bola dari gawang.
Gol pertama dalam pertandingan itu dicetak melalui tendangan bebas. Bermula dari gagalnya libero gaek Walisongo Babeh yang gagal membuang bola, ia terpaksa melanggar pemain lawan. Wasit pun memberikan hadiah tendangan bebas untuk Lancang Kuning sedikit di luar area penalti. Kiper Ulum yang berdiri melawan arah sinar matahari, tak kuasa menahan bola yang meluncur di atas kepalanya.
Tertinggal satu gol membuat anak-anak Walisongo cepat "panas". Pelan tapi pasti, lapangan tengah mulai dikuasai para pemain dari KSW itu. Meski lebih banyak memegang bola, tapi hampir tak ada peluang emas untuk menyamakan kedudukan. Hal ini tak terlepas dari belum rapinya ritme serangan yang dibangun.
Bahkan melalui serangan balik, berkali-kali pemain depan Lancang Kuning merepotkan barisan pertahanan Walisongo. Beruntung ada Ayik di posisi bek kiri yang bermain cemerlang selalu tanggap dan cepat membuang bola ke depan. Walhasil hingga babak pertama selesai, kedudukan masih 1-0 untuk keunggulan Lancang Kuning.
Memasuki babak kedua, para pemain Walisongo mulai menyadari kelemahannya. Umpan-umpan lebih terarah dan terukur kemudian diperagakan di tengah lapangan. Para suporter pun makin semangat memberikan dukungan. Hanya saja, kuatnya lini pertahanan Lancang Kuning yang dibantu para pemain tengahnya membuat Miko maupun Conte susah menembus.
Praktis di babak kedua ini, bola hanya dimainkan setengah lapangan di daerah kekuasaan Lancang Kuning. Tahu lebih sering tersudut serta dalam keadaan memimpin, Lancang Kuning makin merapatkan barisan pertahanan. Namun Walisongo yang sukses menjadi tim paling subur di Java Cup lalu, secara terus-menerus juga sabar membongkar pertahanan lawan.
Setelah berkali-kali serangan menuju area penalti Lancang Kuning gagal, para pemain Walisongo mencoba melepaskan tendangan spekulasi dari jarak jauh. Meski bukan usaha yang pertama, di menit ke-51 akhirnya Shofa dapat menyamakan kedudukan.
Mendapat umpan dari sayap kanan, Shofa yang terhindar dari kawalan pemain lawan dapat melepaskan tendangan voli ke arah gawang Lancang Kuning. Meski tak terlalu keras, tapi karena arahnya tepat di bawah mistar, kiper Lancang Kuning tak dapat menjangkau bola. Kedudukan pun imbang 1-1.
Meski cukup dengan hasil seri untuk melaju ke semifinal, Walisongo tak mengendurkan irama permainan. Serangan demi serangan pun dibangun, bahkan para pemain belakang sering ikut overlapping membantu penyerangan. Lebih unggul secara teknik maupun fisik, para pemain Walisongo terlihat leluasa mengobrak-abrik daerah kekuasaan lawan.
Namun gol berikutnya baru tercipta menjelang berakhirnya pertandingan. Di menit ke-75, Miko mencetak gol pertamanya di turnamen yang diselenggarakan PPMI ini. Berawal dari serangan di sayap kanan, Royan berhasil melepaskan umpan ke depan gawang Lancang Kuning. Dikepung 3 pemain lawan, Miko berhasil memenangkan perebutan bola. Saat lepas dari penjagaan, Miko pun melepaskan tendangan mendatar. Kiper Lancang Kuning yang terkecoh pergerakan lincah Miko harus rela kembali memungut bola dari gawangnya.
Meski kendali permainan tetap terus dipegang Walisongo, tapi Miko cs tak dapat mencetak gol tambahan. Umpan lambung Kholid untuk Miko berhasil direbut pemain lawan, sementara tendangan spekulasi Conte masih melenceng dari sasaran. Skor pun bertahan hingga akhir pertandingan dengan keunggulan Walisongo 2-1.
Partai kedua yang menampilkan Angin Mamiri B vs Rinjani, berjalan lebih enjoy. Hal ini karena tim favorit Angin Mamiri B sengaja menyimpan tenaga para pemain andalannya. Maklum, dengan kemenangan Walisongo itu, hanya kekalahan lebih dari 7 gol yang dapat menggagalkan laju Angin Mamiri B ke semifinal. Sementara Rinjani serasa harus menyelesaikan mission impossible untuk menjegal langkah lawan guna merajut jalan menuju 4 besar.
Sejak awal, Rinjani yang kali ini tak diperkuat pemain andalannya Masehi, dapat mengimbangi permainan Angin Mamiri B. Tapi justru karena asyik mengikuti irama permainan lawan, Rinjani harus kebobolan terlebih dahulu. Beruntung para pemain depan Rinjani bersemangat untuk mencetak gol balasan. Namun hingga babak pertama usai, Rinjani masih takluk 1-2.
Di babak kedua, permainan berjalan lebih berimbang. Kedua tim silih berganti menyerang lawannya. Hanya saja karena rapatnya lini pertahanan kedua tim, sedikit peluang tercipta di kedua kubu. Dari sedikit peluang tercipta, Rinjani berhasil memaksimalkan 2 di antaranya. Sementara Angin Mamiri B gagal menambah gol. Walhasil, Angin Mamiri B terpaksa mengakui keunggulan Rinjani 3-2. Kemenangan 3-2 Rinjani ini langsung mendapat sambutan luar biasa dari para pendukungnya. Sayangnya meski menang, Rinjani gagal melaju ke babak berikutnya karena kalah selisih gol.
Dengan demikian, pada semifinal Sabtu (31/3/2007) nanti, di partai pertama yang dimulai pukul 14.00, Airlangga (juara Grup A) akan menjajal kekuatan Angin Mamiri B (runner up Grup B). Sementara partai kedua yang mempertemukan Walisongo (juara Grup B) vs Angin Mamiri A (runner up Grup A) digelar pada pukul 15.35. Babak semifinal tetap dilakukan di lapangan Fakultas Kedokteran, baru saat final nanti laga digelar di lapangan Nadi Abbsea yang lebih berkelas.[]
Bawabah Tiga, 27 Maret 2007
Subscribe to:
Posts (Atom)